2. perjodohan

1.1K 22 0
                                    

Bilqis duduk di ruang tengah bersama kedua orangtuanya dan neneknya yang kebetulan sedang berkunjung menjenguknya setelah satu bulan lamanya tidak melihat cucu kesayangannya. Sebenarnya bilqis sedikit curiga dengan gelagat kedua orangtuanya dan neneknya yang saling lempar pandangan seakan ingin bicara namun mereka saling diam.

Bilqis merangkul lengan neneknya. "Kalian kenapa aneh gini? Mau bicara apa? Kalau enggak bilqis mau main" tanya bilqis.

Fahri menatap bilqis dengan tatapan serius membuat bilqis was-was. "Jadi sebenarnya kamu mau dijodohkan sama teman cucunya nenek kamu" ucap fahri.

Hening.

Bilqis menatap mamah dan neneknya yang mengangguk. "HAHAHAHA KALIAN LUCU BERCANDANYA MANA ADA PERJODOHAN DI ZAMAN SEKARANG INI" tawa bilqis terpingkal-pingkal.

Mereka kembali saling berpandangan satu sama lain, nenek menatap bilqis dengan tatapan teduh. "Cucuku, kami serius kami tidak lagi bercanda kami ingin sekali melihat kamu menikah apalagi nenek yang sekarang ini sakit-sakitan, kami tidak tau kapan nenek di cabut nyawanya. Nenek selalu berdoa supaya nenek bisa melihat kanu menikah sebelum nenek tiada" tuturnya sambil mengelus rambut bilqis.

Bilqis langsung menoleh menatap neneknya dengan tatapan yang sangat sulit diartikan. "Nek, bilqis masih sekolah masa bilqis nikah sih. Bilqis juga enggak mau nikah muda bilqis mau kuliah di luar negeri itu cita-cita bilqis" ucap bilqis kesal.

Nenek mengangguk paham. "Kamu boleh sekolah seperti biasanya calon kamu juga tidak keberatan kamu masih sekolah, dia juga mau membiayai kuliah kamu nanti dengan syarat kamu harus mematuhi peraturan yang dia buat, kuncinya kamu nurut" sahut nenek.

Bilqis menatap semua orang yang mengangguk. "Kalian kenapa tega? Bilqis tidak suka di jodohkan bilqis----"

"Sayang, kami tau kamu takut menikah karena takut poligami? Dan perselingkuhan, kan?. Kami yakin sama calon suami kamu dia tidak akan melakukan itu dia juga sudah bersumpah" potong zahra mamah bilqis.

Bilqis meraup wajahnya kasar. "Siapa orangnya?" Tanya bilqis lirih.

"Nanti malam keluarganya datang untuk lamaran, acara pernikahannya sangat sederhana untuk menutupi pernikahan kalian" jawab fahri.

"Kamu siap-siap ya" ucap zahra.

Bilqis tidak mengangguk atau menggeleng ia langsung beranjak dari duduknya. "Bilqis mau ke rumah lilis dulu nanti sore bilqis pulang" pamit bilqis langsung keluar rumah dengan perasaan hampa.

***

Bilqis, lilis dan dini mengobrol di kamar lilis bilqis menceritakan semuanya soap perjodohan, air matanya menetes. "Gue enggak mau nikah muda hiks" isak bilqis.

"Yasudah kabur saja" sahut lilis santai.

Puk.

Dini menyentil kening lilis. "Kalau lo enggak punya saran yang bagus mending diam, bikin suasana makin melow aja" kesal dini.

Lilis mengusap keningnya yang di sentil dini. "Gue masih enggak percaya soalnya ini anak kutu suka banget prank kita" ucapnya masih sedikit tidak percaya.

Bilqis menatap dini. "Kalau gue bohong mana mungkin gue nangis gini, air mata suci gue sangat berharga untuk haum Seperti kalian berdua" sahutnya kesal.

"Idih suci dari mananya yang ada penuh dosa" ucap mereka malas.

Bilqis memeluk bantal kaki milik lilis. "Mana ponsel gue di si pak farhan sok cakep itu lagi" kesal bilqis.

"Tapi dia emang cakep sih" sahut dini dan lilis.

Bilqis memukul mereka menggunakan boneka kaki. "Lo harusnya benci dan marah sama tuh orang bukan muji" teriak bilqis semakin kesal dan bertambah emosi.

Dini tersenyum tanpa rasa bersalah. "Jangan benci Seperti itu kalau kalian jodoh gimana coba?" Tanya dini menyeringai.

Bilqis melipat kedua tangannya di dada menatap dini dan bilqis. "Gue enggak bakal jodoh sama tuh aki-aki gue itu jatuh cintanya sama kim teahyung, paham?" Tanya bilqis sambil beranjak dari duduknya. "Kalian mau ikut ke rumah gue enggak? Supaya kalian percaya kalau gue enggak bohong" tanya bilqis sambil melirik jam yang sudah menunjukkan jam delapan malam, Padahal ia berjanji akan pulang sore.

"Boleh, tapi kita enggak nginep" ucap mereka semangat.

Mereka langsung keluar rumah bilqis mengendarai mobilnya secara ugal-ugalan bisa-bisa kedua orangtuanya ngamuk, lebih tepatnya sudah ngamuk. "Eh mobil itu kaya kenal" ucap bilqis memarkirkan mobilnya asal.

"Mirip mobil pak-----"

"Heh! Ada banyak mobil yang kaya gitu, ayok cepat turun" potong dini langsung keluar dari mobil.

Mereka langsung turun bilqis menunduk takut melihat tatapan papahnya yang tajam. "Ya tuhan Kenapa engkau menciptakan mata tajam pada papah ku" batin bilqis.

"Darimana saja kamu? Kenapa kamu baru pulang sekarang?" Tanya fahri.

"M-main p-pah" jawab bilqis menunduk takut.

Dini dan lilis masih belum menyadari keberadaan pria tinggi yang terus menatap mereka bertiga.

"Papah semakin yakin kalau kamu harus nikah secepatnya, ada banyak laporan dari sekolah kalau kamu sering bolos sekolah, tidur di jam pelajaran, buat ulah sama teman kelas mu bahkan kamu sering malak adik kelas mu." Geram fahri.

"M-maaf pah" cicit bilqis.

"Kalian duduk dulu sini" ajak nenek menepuk kursi kosong.

Mereka mengangguk berjalan sambil menunduk. "Nek, apa calon suami bilqis sudah datang?" Bisik bilqis.

Nenek tersenyum tipis. "Coba kamu dongak dia ada di hadapannya kamu" jawab nenek.

Perlahan tapi pasti bilqis mendongak wajahnya menatap pria tepat dihadapannya yang sedang duduk bersebelahan dengan papahnya, jantungnya langsung berhenti beberapa detik. "PAK FARHAN." kaget bilqis menatap farhan yang menatapnya tanpa ekspresi seperti biasanya.

"OMH! PAK FARHAN" pekik mereka kaget melihat guru mereka.

Bilqis menatap semua orang yang tersenyum tipis. "Bilang sama bilqis kalau bukan dia orangnya" pinta bilqis Menatap neneknya.

"Dia calon suami kamu farhan athani" jawab nenek.

DEG

Bilqis langsung lemas ia menatap farhan yang tersenyum tipis di mata bilqis senyum itu menandakan kemenangan. "Nenek, dia guru bilqis dia guru di sekolah bilqis dia guru yang sering hukum bilqis, bahkan ponsel bilqis saja dia sita" cerocos bilqis.

Nenek mengangguk paham. "Nenek tau itu, sekarang kalian boleh tukar cincin nenek mau lihat" ucap nenek.

Lutfi dan nina menatap bilqis. "Kemari sayang" pinta nina dengan senyum manisnya.

Bilqis menoleh menatap neneknya yang mengangguk pelan, dengan kaki yang begetar bilqis melangkahkan kakinya menuju nina calon mertuanya. Melirik farhan yang menatapnya datar.

"Ini cincinnya kamu pasangkan ke jari manis bilqis" ucap nina menyodorkan cincin ke farhan.

Fathan mengangguk tanpa ba-bi-bu ia langsung menarik pelan tangan bilqis, memasangkan cincin itu ke jari manis bilqis. "Calon istri" bisik farhan.

Bilqis melotot sempurna buru-buru ia memasangkan cincin itu ke jari manis farhan. Ia kembali duduk ketempat nya. "Buset ini mimpi atau nyata sih?" Batin bilqis.

"Ciyeeeee calon suami istri, ciyeeeee" goda dini dan lilis.

"Diam kalian" kesal bilqis.

Mereka langsung mengangguk kompak, sesekali mereka terkekeh kecil tidak menyangka sahabatnya yang super nakal ini menikah dengan gurunya sendiri.

"Pernikahan di langsungkan minggu depan, saya sudah menyiapkan semuanya" ucap lutfi papah farhan.

"HAH MINGGU DEPAN" pekik Bilqis kaget.

***

Guruku suamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang