Bab 10

343 24 0
                                    

Selamat Membaca...

.

.

.

Saat Airene sampai di kamar milik abangnya. Ia langsung bergegas menuju walk in closet. Dan mengambil asal baju sang abang, yang berwarna hitam.

Setelahnya ia berganti pakaian dan membasuh wajah dan beberapa noda yang tertinggal di tubuhnya.

Saat ia melihat pantulan wajahnya di cermin. Dengan tiba tiba, ia memukul cermin tersebut. Hingga cerminnya pecah, melukai tangannya dan menggores wajahnya, akibat pecahan kaca yang menyebar. Bahkan luka di tangannya itu, kembali berdarah. Dan Airene menambahkan luka baru.

Dengan tenang Airene keluar dari kamar mandi melewati walk in closet. Untuk baju bekas pakainya tadi, ia letakkan di keranjang pakaian kotor.

Lalu ia memilih untuk duduk di lantai beralaskan karpet bulu dan bersandar pada sisi ranjang, sambil menatap cahaya senja yang berubah menjadi cahaya bulan di langit gelap.

Dalam kegelapan, ia menatap cahaya terang yang dipancarkan oleh sang bulan. Ia tak bergeming dari tempatnya. Ia merenung dengan pandangan kosong mengarah ke antara kumpulan bintang dan bulan itu.

"Kapan aku bisa menjadi salah satu dari mereka." batinnya menatap banyaknya bintang

"Kenapa hidupku semenyedihkan ini."

"Ternyata wanita itu juga mengincar keluarga ini."

"Apa setelah ini, mereka juga akan membenciku dan menjauhiku."

"Apakah aku akan sendiri lagi?"

"Ku rasa itu lebih baik. Mungkin target sebenarnya dari wanita itu adalah aku."

"Mungkin dia tau, jika saat ini aku berada di kediaman Martinez."

"Ya, alasan itu lebih memungkinkan. Karna aku lah yang dia inginkan."

"Penderitaanku lah, keinginan terbesarnya."

"Yah, setelah aku sembuh. Aku akan kembali. Dan semoga saja, kali ini mereka akan menyiksaku lebih parah lagi. Ku harap aku akan mati setelah ini." batin Airene

Tanpa Airene sadari, jika ada seseorang yang masuk dan menghampirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa Airene sadari, jika ada seseorang yang masuk dan menghampirinya.

Airene masih termenung, hingga sebuah tepukan di bahunya membuat ia sadar dari kegiatan melamunnya.

"Adek kenapa duduk di sini. Adek harus istirahat. Lebih baik sekarang adek tidur ya." ucap Zavier mengusap rambut Airene

Airene pun mengangguk dan membiarkan abangnya menggendong tubuhnya ala bridal style.

Saat tubuh Airene sudah diletakkan di kasur, Zavier langsung menyelimuti tubuh sang adik. Tak lupa juga Zavier mengecup dahi sang adik.

Saat ia mengecup dahi Airene, ia merasakan panas. Dengan hati hati, Zavier menyentuh wajah dan leher sang adik. Dan benar saja, ia bisa merasakan panas dari tubuh sang adik.

Gadis bisu itu, ternyata.[slowup!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang