Bab 4

465 33 0
                                    

Selamat Membaca...

.

.

"Er mohon bang"

"Kenapa hati ku merasa sesak. Apa mungkin, karna rasa simpati ku pada anak ini. Tapi aku merasa sedih dan ikut sakit, melihat tubuh nya penuh luka. Melihat ekspresi nya saat tengah disiksa."

"Andai, kamu putri ku. Jangankan memukul mu. Bahkan untuk sekedar mengangkat tangan ku saja, rasa nya aku tak tega. Apalagi menyakiti mu seperti ini." batin papa Luc

"'Iya Er, papa dan abang mu akan mengobati nya. Gak mungkin papa tega biarin dia dengan tubuh penuh luka seperti ini."

"Lagi pula kesalahan ada pada orang tua nya. Bukan pada anak ini. Kita akan merontgen tubuh nya. Semoga aja gak ada hal buruk. Tapi melihat video tadi. Besar kemungkinan dia mengalami patah tulang. Hanya, gak dia rasa aja."

"Papa dan abang kamu akan membawa Airene untuk ke ruang X-ray. Kalian tunggulah di sini. Dan coba lah hubungi orang rumah. Kami akan segera kembali." ucap papa Luc

"Er ingin ikut."

"Kami juga."

"Tapi kalian hanya bisa menunggu di luar."

"Gak apa apa bang. Yang penting Er bisa lihat adek dari luar." ucap Zavier dan diangguki oleh keempat teman nya

"Baiklah." ucap kedua dokter tersebut

Setelah itu tubuh Airene yang terbaring di ranjang dibawa menuju ruang X-ray.

Saat sudah masuk ruang X-ray...

Tubuh Airene diletakkan oleh papa Luc di tengah tengah lingkaran alat rontgen. Dan tubuh Airene masuk melewati alat berbentuk lingkaran tersebut. Setelahnya kembali ke tempat semula. Lalu abangnya Zavier yaitu Gabriel kembali mengangkat tubuh Airene, untuk diletakkan kembali ke brankar.

Setelah hasilnya keluar. Mereka kembali membawa brankar Airene ke ruang rawat nya dan melihat hasil rontgen bersama sama.

Setelah diamati, memang benar terdapat beberapa bagian yang patah. Seperti tulang rusuk dan tangan kanan nya. Lalu terlihat ada tulang yang retak samar, seperti dibiarkan sembuh sendiri.

Analisis di atas murni hanya karangan dan gak masuk dalam diagnosa dokter sesungguh nya. Jadi tolong jangan terlalu didalami, oke. Thanks.

"Benar ternyata, ada beberapa bagian yang patah. Lihat tulang rusuk nya dan tangan kanan nya patah. Dan di bagian betis nya ada retak samar. Seperti nya bagian ini juga pernah patah, dan regenerasi dengan sendiri nya."

"Umumnya penderita akan mengalami kesakitan, yang teramat. Tapi dia terlihat tenang dan hanya diam. Untuk nafas nya sendiri terdengar sangat berat. Mungkin efek dari rusuk nya yang patah. Kita akan melakukan operasi pada tulang rusuk nya. Untuk tangan dan kaki nya hanya perlu di gips." ujar papa Luc

"Apa akan lama sembuh. Terus kenapa adek gak kesakitan. Apa mental nya terganggu?" tanya Zavier

"Tenang lah Vier. Untuk penyembuhan nya gak akan lama, jika ia dirawat dengan baik. Dan untuk mental nya udah di pastikan iya. Setelah melihat video penyiksaan yang dia terima selama ini. Gak mungkin mental nya baik baik aja." ucap bang Gabi

"Sudah Er duga. Pasti mental adek terganggu. Tapi, apa mental adek bisa sembuh."

"Kita gak akan tau jika tidak memeriksa nya. Nanti setelah sadar, akan coba papa periksa melalui teman papa. Dia dokter psikolog, ayahnya Dylan." ucap papa Luc melihat Dylan teman Zavier yang juga berteman dengan anak kedua nya.

Gadis bisu itu, ternyata.[slowup!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang