[ii] Menjelang

2.3K 72 1
                                    

cerita ini hanyalah fiktif belaka. Isinya lebay. Nggak lebay nggak asik.

 Nggak lebay nggak asik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©Pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©Pinterest

Jaemin berjalan tertatih sembari memeluk perut besarnya menuju kamar. Persendiannya terasa ngilu akibat kelelahan. Punggungnya pegal. Hampir sepanjang minggu Jaemin bercengkrama dengan ranjang mengingat Jeno nyaris rutin meminta jatah.

Susah payah Jaemin mengatur bantal empuk ke tengah ranjang. Perlahan meletakkan perutnya di sana sembari mengatur nafasnya yang agak sesak. Dua bulan belakangan Jaemin kerap merasakan ini dan mengeluh pada Jeno. Taetapi, pria gila itu hanya terkekeh lalu menyuruhnya tidur seharian.

Jaemin membalur sedikit minyak kayu putih ke perutnya. Membiarkan beberapa saat meresapi hangat yang mulai menjalar. Ia meraba bagian atas perutnya yang agak keras dan terasa berbeda.

"Bagaimana ini ..."



Jeno merasakan pusing di kepala. Siang ini Profesor Oh mengamuk karena dirinya terlampau asyik pada salah satu objek percobaan dan mengabaikan yang lain. Yah, tidak benar-benar mengamuk sih, hanya saja objek penelitian lainnya tidak berkembang sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

Omong-omong, Sehun Oh itu profesor kandungan berotak paling jenius yang pernah Jeno kenal. Saking jeniusnya, Sehun bahkan mau saja melakukan proyek penelitian yang ditawarkan broker dunia gelap untuk memuaskan nafsu orang-orang pengidap kelainan seksual pada laki-laki hamil dengan masa kehamilan overdue. Pria gila itu menyiapkan lima pria muda terpilih yang nantinya akan dijadikan objek sesuai pemesanan broker.

✓ 🔞verDueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang