06. Jealousy

231 27 2
                                    

David gak tau kemana perginya Liliana. Apa cewek itu sibuk atau pergi ke suatu tempat. Karena aneh, tiga hari ini David belum liat Liliana sama sekali. Biasanya cewek itu keluar masuk dari apartemennya, entah itu cuma keluar untuk ke mini market beli sesuatu. Pesan David pun gak dibales dari semalem, jadi dia yang kebingungan sendiri.

Sore ini David pergi ke studio tempat bandnya latihan. Latihan berjalan seperti biasa tapi David dari tadi gak fokus, sesekali cowok itu ketinggalan beat dan mengacaukan semuanya. Beberapa kali juga mereka break untuk mengembalikan fokus tapi nyatanya David seperti enggan latihan.

"Lo kalo sakit bilang biar batalin aja latihannya. Kasian yang lain udah pada dateng tapi kacau gara-gara satu orang," omel Oji.

"Gue gak sakit," ucap David santai, pergi duduk di ujung dan membereskan alatnya.

"Kenapa tuh temen lo?" tanya Oji pada Jaden, tapi cowok yang ditanya itu cuma mengangkat bahunya.

"Gue beneran sorry banget nih, gue gak sakit atau apa, gue cuma gak fokus aja sekarang" jelas David yang berdiri bersiap pergi.

"Sorry banget nyita waktu kalian gini, besok kita lanjut lagi," David dengan terburu-buru keluar dari studio ninggalin membernya yang lain. Orang-orang yang masih di dalam cuma tatap-tatapan bingung sama sikap David ini.

Sedangkan David sendiri merasa frustasi, dia gak biasanya gini. Tangannya merogoh tas, mengambil kotak rokok disana, menyalakan batang rokok pada ujungnya. Langit mendung, sepertinya akan turun hujan. David memutuskan untuk menghabiskan satu batang rokok sebelum pulang.

Lagi asik-asik nyebat, tiba-tiba mata David tertuju pada satu kedai es krim disana. Kok kayak Lili?

Beneran punggungnya mirip Liliana. Tinggi badannya pun David rasa itu emang Liliana. Buru-buru dia matiin rokoknya, disimpan di saku. Tapi begitu mau samperin, nyatanya ada cowok lain yang lebih dulu berdiri di sebelah Liliana. David mengerut bingung, tapi hal itu gak bikin dia batalin niatnya untuk menghampiri Liliana.

"Lili?" panggil David dari belakang. Ternyata benar ini Liliana.

"Eh David?" kaget Liliana, cowok di sebelahnya ikut menoleh, tentu dengan pandangan tanya.

"Um.. kamu kok ada disini?" tanya Liliana canggung, apalagi kedua cowok itu terus menatapnya seperti minta penjelasan.

"Oh, itu studio band gue disitu," tunjuk David. Liliana mengangguk, kedua tangannya mencengkram tas selempang erat.

"Kamu mau beli es krim kan? Ini aku udah—"

"Lo ngehindarin gue ya?" tebak David tanpa basa-basi.

"Li, ayo!" ajak cowok di sebelahnya tadi. David menahan pergelangan Liliana supaya gak pergi kemana-mana.

"Sorry, lo siapa ya?" akhirnya cowok tadi menanyakan David.

"Eh, ini Ericko temen aku, dan ini David, tetangga gue Rick," Liliana memperkenalkan keduanya. Ericko dari tadi menyerngit karena Liliana terus-terusan pakai 'aku' ketika bicara dengan David.

"Apart sebelah udah gak kosong?"

"Iya,"

"Lili.. boleh ngobrol sebentar?" sepertinya David gak mau menyia-nyiakan ini. Karena kalau pun dia pulang belum tentu nanti ketemu, karena seperti yang dia tanyakan tadi, Liliana seperti menghindarinya.

"Heh, lo gak liat Liliana gak nyaman gitu??" Ericko menghempas tangan David menjauh dari Liliana. Tapi pandangan David gak lepas dari cewek itu, pada akhirnya Liliana menyuruh Ericko duduk lebih dulu.

"Udah Rick, gapapa. Lo duduk duluan aja ya,"

"Ini nanti es krim lo meleleh!"

"Gapapa, sebentar ya Rick please.."

𝐥𝐢𝐭𝐞𝐫𝐚𝐥𝐥𝐲 𝐢𝐧 𝐥𝐨𝐯𝐞 ⨾ junkyu, liaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang