"Doy, kantin yu" Sunoo yang datang dari luar kelas langsung menarik tangan Doyoung yang sedang membereskan mejanya. Doyoung mengangguk dan berjalan keluar beriringan dengan Sunoo, sahabat kecilnya yang memang sudah tahu rahasia-rahasia yang Doyoung simpan, termasuk menyukai si dia.
"Mau makan apa kita?" Doyoung bertanya sambil melirik Sunoo yang sedari tadi tidak berhenti tersenyum, Doyoung menukikkan alisnya dan menggelengkan kepalanya dan meneruskan jalannya sampai langkahnya terhenti kala mendengar suara yang tidak asing di telinganya. Sunoo terkekeh sambil menepuk-nepuk pundak si Primadona.
"Jangan keliatan tegang gitu, usahain biasa aja. Gue tunggu di kantin ya. Hari ini kita makan menu yang kemarin lo pengenin. Semangat"
Doyoung ditinggal sendiri oleh Sunoo yang sudah berlari ke kantin. Doyoung menghela napasnya lalu menatap seseorang yang berada di depannya tengah menatap tingkah Doyoung.
"Doy"
"Iya? Ada yang bisa aku bantu?"
"Weekend ini lo kosong?"
Doyoung berpikir sejenak, mengingat-ngingat apakah ia ada rencana di hari itu. Setelahnya ia menggelengkan kepalanya dan orang itu menganggguk dan memberikan tiket festival musik membuat Doyoung kebingungan.
"Buat lo"
Tahan Doyoung untuk tidak menjerit saat ini juga, Doyoung menggigit pipi bagian dalam mencegahnya untuk tersenyum lalu menunjuk tiket itu dengan jari telunjuk mungilnya.
"Itu ada dua, kamu mau kasih satu lagi buat siapa? Kok kasihnya ke aku?"
Doyoung berharap jika ini lah awal dari hubungan yang selama ini Doyoung harapkan, yaitu bisa meluangkan waktu bersama orang yang ia sukai sejak menginjak sekolah menengah atas. Namun harapan hanyalah angan-angan, karena jawaban yang ia dengar setelah ia menanyakan pertanyaan tidak bermutunya itu adalah jawaban yang membuat dirinya harus tersenyum meskipun sedikit kecewa sih.
"Temen gue yang ngajakin ke festival ini malah nyuruh gue cari orang lain buat gantiin dia. Terus si Jeongwoo bilang ajak lo aja, jadinya gue ngasih tiketnya ke lo"
Doyoung menerima tiket yang sebelumnya sudah diulurkan ke arahnya. Tak apa ia merasakan kecewa sedikit, tapi nanti ketika hari itu tiba ia ingin harinya baik karena ia bisa meluangkan waktu dengan dia.
"Thanks Doy, nanti gue kabarin ya" Doyoung hanya mengangguk sambil melihat ke arah tiket yang ia pegang sementara dia sudah berlari entah ke mana. Mungkin kantin, pikirnya.
"Huft gapapa kok gapapa. Ayo sekarang makan" monolog Doyoung sambil memasukkan tiketnya ke saku almamaternya.
"Wetssss gimana nih yang ketemu doinya?" Yuma bertanya sambil menaik-turunkan alisnya dan mendapat tatapan malas dari Doyoung.
"Ga gimana-gimana" jawab Doyoung sambil mengambil mangkok berisi mie bakso yang sudah Sunoo siapkan untuknya.
"Apa yang mau diharapkan dari orang kaya dia deh?" Jeongwon bertanya pada Yuma, Doyoung maupun Sunoo yang serempak menaikkan bahunya tanda tak mengerti.
"Doy" Doyoung yang sedang makan bakso langsung melirik ke arah seseorang yang memanggilnya.
"Tuh geng doi lo lagi liatin ke arah lo" Sunoo menyenggol pelan lengan Doyoung dan Doyoung tidak peduli, yang ia pedulikan adalah perutnya yang minta diisi.
"Buat lo, gue liat tadi lo makan bakso tapi belum minum. Di minum ya"
Ketika Doyoung sedang berbincang dengan sahabat-sahabatnya, seseorang menyimpan sebotol air dingin di hadapannya yang membuat atensi semuanya tertuju padanya. Dia adalah Junghwan, sepupu Doyoung.
"Pasti kamu ke sini ada alasannya. Mau main ke rumah buat main PS sama kak Junkyu ya?" Doyoung mengambil air minumnya lalu meneguknya.
"Gue disuruh orang, lumayan dapet traktiran. Dah, gue balik" Junghwan kembali ke tempat semula, bersama teman-temannya. Namun ia kembali berbalik dan mengatakan sesuatu yang membuat Doyoung diam mematung.
"Oh iya, By, gue tadi ngasih nomor lo ke dia, nanti dia chat lo"
Doyoung terdiam, namun pipinya memanas. Ada apa dengan hari ini? Wah Doyoung harus cepat-cepat membagikan cerita ini di wetpet supaya pembacanya merasakan hal yang sama sepertinya. Ia ingin membagikan hal-hal yang menurutnya layak untuk orang-orang ketahui. Tentunya melalui cerita fiksi yang ia buat, dengan karakter utamanya adalah 'dia' dan juga dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Haru | Harubby
JugendliteraturDoyoung, si anak yang hobi menulis cerita fiksi itu tiba-tiba terlintas dalam pikirannya untuk membuat satu cerita tentang orang yang ia suka, dan berharap jika apa yang ia buat itu akan menjadi kenyataan. Namun siapa sangka, kehidupan Doyoung aka...