Cerita ini sudah TAMAT di Karyakarsa link ada di bio
Selamat Membaca
Duduk di balkon melihat suasana malam ini membuat Sandra sedikit tenang.
"Kuat ya San." Bisiknya kepada dirinya sendiri. Ya, sejauh melangkah Sandra tetaplah Sandra yang lemah jika itu berurusan dengan ingatan akan calon anaknya.
"Pasti dia sekarang kalau hidup sedang lucu-lucunya." Membayangkan jika jenis kelamin anaknya perempuan membuat Sandra ingin mengucir rambutnya ditambah mendandani tubuh kecil itu. "Tapi Tuhan punya rencana lain. Kalaupun dia lahir pasti dia akan kekurangan kasih sayang."
Hidup tanpa seorang ayah itu berat, karena Sandra pernah merasakannya. Hidup dengan seorang Ibu yang selalu dipandang sebelah mata karena memiliki anak di luar nikah. Saat itu Ibunya cukup kuat dengan tetap mau membesarkan Sandra, hingga beberapa tahun yang lalu Ibu Sandra menemukan pendamping yang mau menerima dia apa adanya.
Sandra bahagia jelas.
Tetapi jauh di relung hatinya ia merasa kesepian. Hingga akhirnya ia bertemu dengan pria yang tak lain Yudis. Pria yang membuat hati Sandra bahagia dengan semua tingkahnya.
"Dia pasti bahagia dengan keluarga kecilnya." Sandra tahu jika kepulangan Yudis untuk menikahi seorang gadis. Karena tanpa sengaja ia membuka room chat Yudis dengan kedua orangtuanya.
"Kenapa jadi melow kaya gini." Yudis sudah bahagia lantas apa yang akan ia ratapi. Hidupnya? Jelas, Sandra sudah bisa dititik ini dimana ia sudah pasrah akan ketetapan Tuhan.
"Lebih baik istirahat besok harus mengantar kue." Ya, pilihan yang tepat.
***
Menatap sejenak bangunan mewah bergaya Eropa yang ada di depan membuat Sandra terkagum. Pasalnya orang yang memiliki rumah ini mau memesan kue di tokonya dibandingkan dengan membeli di toko kue yang sudah besar.
"Sekaya beliau masih mau mengangkat usaha UMKM." Batin Sandra. Ia tahu sebagian orang kaya selalu membeli brand dibandingkan membeli hasil UMKM, yang mana hal itu membuat UMKM sulit berkembang.
Sandra membunyikan bel dan disambut oleh satpam rumah dimana Sandra diarahkan untuk masuk.
"Sebentar ya Kak. Nunggu Ibu sebentar." Ucap salah satu pembantu yang menerima Sandra. Sandra mengiyakan dan netranya menelisik ke belakang rumah dimana ada dekorasi khas ulang tahun untuk anak berusia empat tahun. Nuansa pink sangat ketara disana.
"Cucunya yang ulang tahun ya Mba." Tanya Sandra kepada pelayan yang membuatkannya minuman. Pelayan itu tersenyum dan mengangguk. "Nona kecil biasanya ikut Ibunya, ini untuk kali pertama dirayakan di rumah neneknya."
Oh, pantas dengan desain yang cukup mewah.
"Pantas, pasti Neneknya bahagia banget."
"Ibu memang suka anak kecil Kak." Sandra tersenyum, ia menyesap minumannya.
"Oh sudah datang?" Sapa perempuan paruh baya dengan gaya khasnya bak sosialita. Perempuan itu menyapa Sandra dan mengecup sekilas pipi Sandra. "Maaf ya, baru selesai make up. Biasa." Sapanya.
"Tidak papa Bu. Semua pesanannya sudah saya bawakan Bu." Jelas Sandra dengan menyodorkan bukti kwitansi dan pembayaran kemarin. "Jadi tinggal berapa?"
"Tinggal tiga juta Bu." Perempuan itu menyuruh pembantunya untuk mengambil ponsel dan mengetikkan sesuatu. Tak menunggu waktu lama bukti transfer sudah dikirim melaluI chat.
"Sudah saya kirim sisanya. Terimakasih ya." Sandra mengangguk, ia bangkit dan meminta izin untuk pulang. Karena kue pesannya sudah diambil tadi oleh pelayannya.
"Nggak mau ikut pesta?"
"Enggak Bu, masih ada pekerjaan." Sandra sedikit sungkan karena ia tak mengenal keluarga ini. "Yaudah hati-hati di jalan ya. Saya itu penggemar nomor satu kue kamu." Pujinya.
"Terimakasih Bu, saya permisi dulu." Sandra berjalan menuju mobilnya yang tadi terparkir. Namun saat ia akan sampai di depan pintu mobil, tubuhnya terdorong hingga ia terjatuh.
"Ah." Meskipun tidak ada yang terluka tetapi sikunya yang menyentuh tanah tetaplah sakit. "Kalau jalan hati-hati." Ketus Sandra tanpa mau melihat siapa orang yang membuat dirinya terluka.
"Iya. Maaf." Tangan pria itu mencoba untuk membantu tubuh Sandra berdiri. Namun sayangnya, Sandra menolak. "Saya bisa sendiri."
Sandra bangkit dan bergegas masuk ke dalam mobil meninggalkan pria yang terkaget dengan apa yang ia lihat. Ya, netranya tak salah jika perempuan tadi adalah Sandra, pacarnya.
"Yudis! Kenapa kamu berdiri disana? Ayo bantu Mama untuk persiapan ultah Kalea." Pekikan suara dari Ibunya membuat Yudis tersadar. Tanpa menunggu lama Yudis masuk dan membantu menata beberapa goodybag sebagai sovenir pesta putrinya.
"Ma... Tadi Mama lihat perempuan muda?" Yudis bertanya kepada Nela, yang sekarang tengah duduk di bawah pohon menunggu cucunya datang. "Perempuan siapa?"
"Tadi ada yang masuk, perempuan muda seumuran Yudis." Ulang Yudis dengan sorot penasaran. Yudis yang selama ini mencari keberadaan Sandra harus menerima pil pahit jika perempuan yang ia cintai itu menghilang dan sekarang entah keberuntungan dari mana Sandra muncul di rumahnya.
"Oh tadi, dia pemilik toko kue langganan Mama. Ada apa memangnya?" Nela mulai menaruh curiga akan gelagat Yudis.
"Serius Ma?" Nela mengangguk, ia mengeluarkan satu kartu nama toko kue yang biasa menjadi langganannya.
Yudis menatap haru akan apa yang ia dapatkan sekarang. "Memangnya kenapa?"
"Ada hal yang harus aku lakukan Ma."
"Apa masudmu?"
"Panjang ceritanya Ma." Yudis mengantongi kartu itu sebelum pergi ke luar. Namun sialnya sebelum ia pergi, Nela mencegatnya mengatakan jika pesta sebentar lagi dimulai.
"Jangan pergi kemana-mana kamu Yudis. Anakmu sebentar lagi datang." Yudis harus tetap bersabar untuk sekali lagi sebelum pergi dari rumah ini. Ya, ia harus tetap bersabar.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandra (Kala Waktu Kembali) ✔ (Tamat Karyakarsa-KBM)
General Fiction"Sandra... Lo kenapa?" Suara Tiara dengan nada penuh kekhawatiran menyapa gendang telinga Sandra. Tiara yang akan ke kamar mandi kantor dikagetkan dengan tubuh Sandra yang terlentang dengan darah yang mengucur di sela pahanya. "Anter gue...." Sandra...