Chapter 03

10.3K 675 76
                                    

Jennie merasa keadaannya semakin memburuk.

Sejak Lisa menyudutkannya ke dinding karena marah setelah melihat dia hampir berhubungan seks dengan Hojung di ruang tamu, Jennie merasa aneh dengan kehadiran wanita bermata hazel itu.

Sudah hampir dua bulan berlalu tetapi dia masih merasakan sentuhan tangan besar Lisa dan cara dia mengintimidasinya dengan tatapan gelap yang selalu dia miliki. Bukannya takut, hal itu justru membuat Jennie sangat bergairah dengan cara yang belum pernah dia rasakan pada siapapun.

Sejak saat itu dia membayangkan Lisa berada di atas tubuhnya, menyentuhnya, menghisapnya, menandainya sebagai miliknya, tapi kenyatan yang paling parah adalah, Lisa kini menghindarinya.

Wanita bermata hazel itu bahkan tidak lagi menjawab hinaan atau sejenisnya. ketika Lisa pulang ke rumah dan tidak menemukan Istrinya. Dia akan mengunci diri di kamarnya atau di kantor yang ada di rumah.

Jennie sebelumnya tidak pernah membutuhkan perhatian siapapun sampai Lisa mulai mengabaikannya.

Beberapa bulan yang lalu saat Lisa mengabaikannya, Jennie sama sekali tidak keberatan, dia bahkan berterima kasih. Tetapi sekarang rasanya berbeda, entah bagaimana tubuhnya terus-terusan membutuhkan suami Ibunya, dia benci saat melihat mereka bersama-sama.

Jennie menyangkal saat pikirannya mengatakan bahwa dia cemburu, namun kenyataannya, tentu saja dia cemburu, dia iri, dia ingin menjadi orang yang setiap malam mengeluhkan nama Lisa. Bukan Ibunya.

"Kau sangat cantik Jennie." Hojung berada di atasnya sambil mencium lehernya dan menyentuhnya, mereka menghabiskan hampir sepanjang sore melakukan hubungan seks di rumah gadis yang lebih tua.

Jennie dan Hojung sudah mulai berkencan. Hojung baik padanya, dia penuh perhatian, lucu, cerdas dan tentu saja sangat menarik.

Tapi ada sesuatu dalam diri Jennie yang tidak membiarkan dia memberikan dirinya sepenuhnya pada Hojung.
Yah, itu karena pikirannya yang terus didominasi oleh Lisa. Jennie benar-benar ingin menyingkirkan ayah tirinya yang bodoh itu dari pikirannya.

"Apa?" Jennie terbaring di kasur, dia merasakan beban di atas tubuhnya, namun pikirannya melayang membayangkan bagaimana rasanya disetubuhi oleh Lisa.
"Maafkan aku Hojung, aku sudah lelah, Aku tidak mendengarmu," katanya dengan sedih.

"Sepertinya ada begitu banyak hal yang kau pikirkan di kepalamu yang cantik itu." Hojung benar-benar manis, Jennie merasa tidak enak memikirkan orang lain ketika dia berada di sampingnya.

Sebelum bangun, Hojung memberinya ciuman di hidung lalu pergi ke kamar mandi. Jennie mengambil kesempatan itu untuk mulai berpakaian.

"Apa kau akan pergi sekarang?" Jennie tidak menyadari saat Hojung sedang mengawasinya sambil bersandar di pintu kamar mandi dengan sebatang rokok di antara jari-jarinya.
"Apa kau kesal? Apa aku menyakitimu?"

Perasaan Jennie semakin terpuruk, Hojung terdengar khawatir dan dia tidak ingin membuatnya merasa bersalah.

"Bukan itu." Jennie memberinya senyuman untuk meyakinkannya.
"Aku bersenang-senang, tapi ada hal yang harus aku lakukan."

Jennie mendekati gadis yang lebih tinggi lalu memeluknya, sementara salah satu tangan Hojung membelai rambut Jennie.

"Aku akan meneleponmu nanti, apa kau mau pergi makan malam denganku?" Jennie memikirkannya, sebenarnya dia tidak menyukainya tapi malam itu Hyesoo memberitahu bahwa dia akan menyiapkan makan malam spesial untuk suaminya, dan Ibunya berharap Jennie akan ikut hadir. Sedangkan Jennie sama sekali tidak ingin ikut, jadi tanpa ragu dia mengiyakan ajakan Hojung.
"Aku akan menjemputmu jam sembilan, oke?"

STEP DADDY (G!P)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang