Seorang Pria dini hari menyandarkan diri di kursi kerja dalam kamar nya, dia menatap layar laptop yang terdapat beberapa gambar design baju dan beberapa pelengkap nya.
Namanya Limario, 2 tahun belakangan ini dia sibuk membangun usaha di bidang pakaian, memasarkan produk brand nya sendiri, Limis.co, yang memproduksi gaun pernikahan, Kemeja, dan Sepatu.
Ada tiga produk spesial saat ini yang di produksi Limis.co, yaitu Kemeja Flanel motif garis, setiap 6 bulan sekali produk spesial akan berganti.
Udara malam sangat terasa gerah di rasakan nya. Dia mengusap kepala dengan kedua tangan, menyingkirkan anak rambut yang jatuh ke kening.
Rambut pria ini sudah semakin panjang, sejak mengurusi bisnis, dia memang jarang memotong rambut.
Padahal tidak ada Korelasinya antara menjadi gondrong dan pebisnis, sepertinya dia memang pemalas mengurus diri.
"Lim..?" Suara seorang wanita paruh baya menghampirinya.
"Sudah kerja nya, lanjut besok saja ya, sudah sangat larut" Lanjutnya.
Lim berbalik dan menatap ibunya dengan senyum terbaik nya.
"Ini mama bawakan coklat hangat" Mama menyodorkan segelas besar pada Lim
"Terimakasih ma, mama tidur duluan aja. Lim masih mau lanjut kerja" Ucap Lim saat menerima gelas itu.
"Kamu ini selalu saja begadang, lihat tubuh mu semakin kurus, rambut mu sudah seperti anak gadis, panjang, rapihin sedikit kenapa?"
"Iya ma, sedikit lagi ko ini kerjaan" Balas Lim
Tidak bisa berbuat apa-apa lagi, Mama pun beranjak meninggalkan Lim, dan Lim melanjutkan pekerjaan nya.
Sudah pukul 1 dini hari, suasana semakin sunyi, dia masih sibuk mencari referensi untuk produk terbaru nya.
Lelah dengan layar komputer dia berdiri dan meraih gelas coklat hangat itu untuk ia minum, dia berjalan ke arah lemari
Dia meneguk nya untuk sedikit membuat pikiran jernih, dia melihat dan mengecek tumpukan beberapa benda di lemari itu untuk mencari majalah, namun sepertinya dia tidak mendapati itu.
Yang ada hanya beberapa koran lama, saat mengeluarkan koran dari salah satu rak lemari itu, matanya berhenti apra sebuah buku berwarna biru di sudut belakang tertata rapi.
Ternyata itu adalah buku catatan yang dia tulis semasa SMA dulu.
Dia bukan fokus pada buku itu, tetapi dia terfokus pada benda-benda di dekatnya, gelang dari batu kikis, jam tangan, dan beberapa foto dengan posisi terbalik.
Tangan nya terangkat untuk mengambil dan membalik Foto-foto itu. Tiba-tiba bayangan seseorang datang melintasi pikiran nya.
Gadis yang dulu membuat nya mulai menulis sesuatu di buku biru itu, gadis yang mengesankan pada masa sekolah nya dulu.
Tangannya lalu beralih untuk mengambil buku biru itu, mengelap debunya, lalu membawa kemeja kerja.
Malam yang sunyi itu dia menggenggam buku bersampul biru itu yang dulu selalu menemani nya.
Lim menatap buku itu, mengelap lagi sampul nya yang mulai buram, lalu iya membuka lembaran pertamanya.
Sebuah foto jatuh ke lantai. Foto itu tertelungkup, aku mengambilnya.
Tampak seorang perempuan dengan mata bulat dan pipi yang Chubby, rambut pirang tebal yang indah, sangat manis dengan senyuman.
Dan saat ini Lim ikut tersenyum, wajah itu mengembalikan ingatannya ke masa empat tahun yang lalu, foto itu di ambil saat mereka baru saja kelas 2 SMA.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Destiny
Teen FictionChae Lim Terimakasih sudah menemaniku menghadapi hari-hari burukku. sudah menjadi seseorang yang peduli saat tidak ada yang peduli. setiap orang berhak menemukan hati yang baru untuk melanjutkan hidup nya, setiap orang harus bisa menang dari ketakut...