•━•━•━•
Mendengarnya membuat hati sedikit tenang, rasanya seperti hari buruk yang dilaluinya bersama rasa lelah yang memenuhi hatinya menguap begitu saja.
Matanya tidak lepas memandang pada seseorang yang bermain dengan alat musik di pinggir jalan. Lagu yang dimainkannya pun menghipnotis para pejalan kaki sehingga mereka berhenti sejenak untuk melihat sang violinis jalanan tampil.
Kalo pun violinis jalanan itu berada semalaman di sana, dia juga akan tetap berada di sana untuk mendengarkan dan melihat wajah cantik sang pemain biola.
Lagu telah selesai, semua pejalan kaki bertepuk tangan dan melemparkan koin ke dalam tas biola yang terbuka.
Sang violinis membungkuk sembari memberi senyuman manis sebagai tanda terimakasih.Dia membungkuk beberapa kali sebelum akhirnya bersiap memainkan lagu baru.
Oh ini lagu kesukaannya.
Berniat menetap agak lama lagi malah gagal karena ponselnya yang berdering nyaring mengganggu. Dengkusan keluar seiring tangannya bergerak mengambil ponselnya.
"Mengganggu," gumamnya pelan sebelum mengangkat panggilan masuk tadi.
[ Tuan, anda harus segera ke sini karena kami menemukan orang yang anda cari ]
"Oh sudah ketemu? Aku akan segera kesana." Panggilan kemudian ditutup secara sepihak olehnya. Dia kembali merogoh sakunya, tetapi untuk mengeluarkan dompetnya.
Diambil beberapa uang kertas bernilai besar sebanyak 5 lembar, sebelum akhirnya dia berjalan mendekati kotak biola dan memasukkan uang tersebut.
Setelah memasukkannya, dia pun segera beranjak dari sana.
Aku akan datang lagi.
Tanpa tahu, sang violinis meliriknya dari ekor matanya di tengah permainan biola.
Baru kali ini dia memberikan uang, batinnya. Lagunya selesai, dan dia kembali mendapatkan tepuk tangan dari beberapa pejalan kaki yang merasa terhibur.
"Terima kasih, terima kasih." Dia tidak berniat bermain lagi, karena dia sudah merasa cukup.
Beberapa pejalan kaki yang menjadi penonton segera pergi dari tempatnya.
Biola yang sering dia mainkan segera dimasukkan kembali ke tempatnya, tapi niatnya urung ketika melihat uang kertas dengan nominal besar diantara recehan dan uang kecil.
"Jangan-jangan dari orang tadi."
Dia menghela napas pelan dan segera mengantongi beberapa uang ke dalam saku, dan memasukkan kembali biola ke tempatnya.
Selesai beres-beres dengan peralatan yang dia bawa, barulah dia pergi dari tempat biasa dia tampil.
Dari kemarin selalu datang, tapi baru kali ini dia memberi.
•━•━•━•
NEXT OR NOT?
Ada book binhao baru lagi nih 🙂
Semoga kalian suka sama alur ceritanya, jangan lupa diramaikan~Sampai ketemu lagi di chapter pertama.
.
2023/12/02
KAMU SEDANG MEMBACA
ON HOLD - 𝗺𝘆 𝘃𝗶𝗼𝗹𝗶𝗻𝗶𝘀𝘁 [ BINHAO ]
Fanfiction"Maukah kamu menjadi milikku?" Pertanyaan itu dijawab dengan sebuah tatapan datar. Nampak dahinya mengernyit pada si penanya. "Tidak." "Aku akan membayarmu." Zhang Hao mendadak ingin memukul orang ini dengan biolanya. •━•━•━•━•━•━•━• BINHAO. HANBIN...