* three

83 18 4
                                    

•━•━•━•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•━•━•━

"Di Coffeeshop ini ada satu peraturan yang paling dilakukan customer yaitu, dilarang gila."

Hanbin berkedip beberapa kali mendengar jawaban ramah Zhang Hao barusan karena di bibirnya masih terpasang senyuman lebar.

Dengan polosnya Hanbin malah tertawa.

"Ahahahaha, bercandaanmu lucu banget. Kamu tipe yang suka bercanda ya?"

Kali ini Zhang Hao tersenyum masam.
Sayangnya dia benar-benar serius dengan apa yang dia katakan barusan.

Jadi, dia tidak menjawab pertanyaan Hanbin barusan.

Dasar orang aneh.

"Tidak."

Hanbin berhenti tertawa sejenak, dia kembali memperhatikan wajah Zhang Hao yang nampak tidak suka dengan kehadirannya.

Hanbin meringis dalam hati. Sepertinya dia salah langkah di awal.

"Oke, aku minta maaf yang soal itu. Tapi, aku serius soal tentang kau yang mau atau tidak jadi milikku itu."

"Apa wajahku nampak tertarik dengan tawaranmu, Tuan?" Zhang Hao bertanya sambil menunjuk wajahnya.

Hanbin kembali meringis. Jawabannya sudah pasti dan jelas adalah tidak.
Shit, sudah ditolak dua kali.

"Iya?"
Zhang Hao melotot sesaat.

"Tidak, aku tidak tertarik."

Zhang Hao hendak beranjak dari tempat duduknya sekarang, lebih baik dia pulang saja.

Belum ada selangkah menjauhi meja, lengan Zhang Hao ditahan cepat oleh Hanbin yang masih ingin mengobrol banyak dengannya.

"Jangan pergi dulu, kau serius?? Padahal aku bisa memberikanmu apa saja dengan syarat kau hanya harus bermain biola di depanku saja."

Wajah Zhang Hao semakin menunjukkan tidak suka pada Hanbin.
Astaga, apa dia baru saja dianggap orang susah?? Wow.

"Lepaskan tanganku, Tuan. Sayangnya aku akan menolak untuk kedua kalinya. Aku tidak tertarik, dan lagi saya bermain biola hanya untuk hobi."

Lengan Zhang Hao ditarik paksa oleh empunya, dan setelah itu dia pergi dari Cafe dengan Hanbin yang tidak melepaskan tatapannya dari Zhang Hao.

Hanbin menghela napas sambil menjilat bibirnya yang kering.

Di matanya sekarang Zhang Hao semakin menarik.

.

"Disuruh pulang ke rumah malah ke markas." Gyuvin berujar ketika melihat Hanbin yang baru datang.

"Tidak ada yang namanya rumah dalam kamusku."

Gyuvin memutar mata, tangannya kemudian menyerahkan sebuah map yang ditatap curiga oleh Hanbin.

ON HOLD - 𝗺𝘆 𝘃𝗶𝗼𝗹𝗶𝗻𝗶𝘀𝘁 [ BINHAO ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang