•━•━•━•
Secangkir kopi mungkin bisa bikin bahagia sedikit, batinnya sambil berbelok ke arah Coffeeshop yang tidak pernah dia lihat sebelumnya.
Bel berbunyi tepat setelah dirinya masuk, dan menjadi pusat perhatian beberapa orang sekilas sebelum akhirnya sibuk dengan urusan masing-masing lagi.
"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?" Tanya seseorang yang sepertinya pekerja di Coffeeshop ini. Hanbin mendongak untuk melihat menu yang tertera.
"Um... Tolong Ice Vanilla Cookies and Cream satu."
"Ada lagi? Hari ini kebetulan ada promo sebagai perayaan pertama kami, anda bisa mendapatkan dua mochi sakura jika memesan satu minuman ice dengan snack."
"Hm, baiklah tambah fried dorry and chips satu."
"Tentu, total keseluruhannya 7000 won." Hanbin menyerahkan kartu kreditnya sebagai media pembayaran, tidak lama kartu kreditnya pun kembali bersama sebuah nota.
"Pesanannya atas nama..."
"Hanbin."
"Baik, Tuan. Ini nomor untuk meja anda, pesanan akan segera diantar."
Hanbin pergi dari kasir, dan menuju kursi kosong yang berada di pojok. Helaan napas keluar setelah dia duduk, dan menatap keluar Coffeeshop.
Baru dia sadari, jikalau dari luar tidak menampakkan apa yang ada di dalam Coffeeshop tetapi jika dari dalam maka dia bisa melihat pemandangan di luar.
Ponselnya berdering tiba-tiba, tangannya dengan cepat mengeluarkan ponsel dari saku celana.
[ Gyuvin is calling~ ]
Hanbin mendengus, dan segera mengangkat panggilan tersebut.
"Sudah ketemu?"
[ Ish! Sudah kubilang butuh waktu lama, aku hanya ingin memberitahumu sesuatu karena kamu pasti tidak membaca pesan di grup Keluarga. ]
"Tidak, malas."
Suara tepukan terdengar dari sana, yang pasti Hanbin bisa menebak bahwa Gyuvin baru saja menepuk dahi seperti yang biasa dia lakukan.
[ Cepat buka, atau Ayahmu akan marah lagi. ]
"Biasanya juga cuma suka marah-marah. Sekarang dia juga sudah jadi Ayahmu."
[ Iya juga, tapi statusnya Ayah tiri, cepat buka grup! Ayah mencarimu. ]
"Malas, memangnya dia mau apa sekarang?"
[ Emm, memintamu mencari pasangan hidup, hehe. ] Hanbin mendengus kasar.
"Tidak penting."
Setelah itu, panggilan diputus sepihak oleh Hanbin. Tidak lupa dia pun mematikan ponselnya agar tidak diganggu oleh Gyuvin ataupun sang Ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ON HOLD - 𝗺𝘆 𝘃𝗶𝗼𝗹𝗶𝗻𝗶𝘀𝘁 [ BINHAO ]
Fanfiction"Maukah kamu menjadi milikku?" Pertanyaan itu dijawab dengan sebuah tatapan datar. Nampak dahinya mengernyit pada si penanya. "Tidak." "Aku akan membayarmu." Zhang Hao mendadak ingin memukul orang ini dengan biolanya. •━•━•━•━•━•━•━• BINHAO. HANBIN...