•━•━•━•
Gyuvin sekarang paham, kenapa Hanbin bisa sangat begitu menyukai pengamen di depannya ini.
Musiknya, bagus dan sopan masuk telinga.
Visualnya, cantik dan tampan jadi satu.Ya, sebuah pemandangan indah nan mempesona.
Beberapa orang pun akan berhenti untuk ikut menikmati atau merekam pengamen itu.
Kalau dia melirik Hanbin, sudah dipastikan Kakak tirinya itu tidak akan membalas lirikannya karena sedang fokus pada sang Violinis.
Oh, apakah Ayahnya harus tahu tentang ini??
Tentang Kakaknya yang sedang jatuh cinta pada seorang pengamen??Gyuvin menggeleng.
Bukan urusan dia untuk yang satu itu.Tetapi, sejujurnya Gyuvin masih terpikirkan soal mobil yang ditumpangi pengamen di depannya ini.
Dia yakin dia pernah mengenal mobil itu, apalagi mobil itu hanya ada tiga jumlahnya di kota mereka.
Dua dari keluaran mobil itu adalah milik keluarganya, mata Gyuvin melebar ketika teringat pemilik mobil ketiga.
Apakah orang di depannya ini punya hubungan khusus dengan orang itu?, pikirnya.Lamunannya buyar ketika mendengar suara tepuk tangan, Gyuvin menoleh ke arah Hanbin yang juga tepuk tangan sedikit lebih keras.
Dasar bucin.
Gyuvin melirik Hanbin sekali lagi disertai kekehan kecil.Setidaknya dia senang jika sang Kakak sekarang akan punya alasan untuk tersenyum dari sebelumnya.
Gyuvin hanya bisa berharap demikian..
Zhang Hao berkali-kali menundukkan kepala disertai senyuman lebar ketika mendapatkan tepuk tangan dari berbagai arah.
Dia senang permainan biolanya menghibur orang-orang sekitarnya.
Beberapa orang pun melempar koin atau uang kertas terlipat ke dalam tas biolanya yang dibuka.
Kayaknya pertunjukkannya sampai di sini saja, batinnya kurang nyaman karena dia bertemu lagi dengan Hanbin di sini. Ya, seharusnya Zhang Hao tidak boleh begitu karena Hanbin adalah pendengar sekaligus penonton setianya.
Tapi, kali ini biasanya dia yang hanya menonton setengah pertunjukkannya bisa menonton sampai akhir. Zhang Hao pelan-pelan mengerutkan keningnya melihat orang di sebelah Hanbin yang sepertinya datang bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
ON HOLD - 𝗺𝘆 𝘃𝗶𝗼𝗹𝗶𝗻𝗶𝘀𝘁 [ BINHAO ]
أدب الهواة"Maukah kamu menjadi milikku?" Pertanyaan itu dijawab dengan sebuah tatapan datar. Nampak dahinya mengernyit pada si penanya. "Tidak." "Aku akan membayarmu." Zhang Hao mendadak ingin memukul orang ini dengan biolanya. •━•━•━•━•━•━•━• BINHAO. HANBIN...