chapter 一

663 61 15
                                    

HAPPY READING

01






"Test."

"Test. 1, 2."

"Test. 1, 2, 3."

"Hyunjin, kau bisa mendengarku?"

"Ya."

"Target 6969. Cha Eunwoo. Perampok dan pembunuh liar. Hidup atau mati. 50 juta Won."

"Aku pilih mati."

"Bagus. Batasnya malam ini."

"Oke."

Lelaki itu memasang kacamata hitam dan maskernya. Ia menaikkan kupluk hoodie-nya. Lima peluru ditambahkan ke dalam senapannya. Setelah siap, lelaki itu berjalan keluar menuju keramaian.



©hmnhynjn



"5000 Won." Angka yang tertera di mesin kasir.

Seorang pelanggan memberi sang kasir dengan satu lembar uang sepuluh ribu Won. Pemuda bertopi hitam itu menerimanya dengan sopan. Lalu memberi uang kembalian kepada sang pelanggan.

"Terima kasih. Silakan datang kembali," Bahasa isyarat yang pemuda itu berikan begitu pelanggannya berjalan menuju pintu keluar minimarket.

Manik pemuda itu menatap jam dinding yang menggantung. Helaan napas keluar dari mulutnya. Tiga puluh menit lagi dia baru boleh pulang.

Sekali lagi dia menghela napas. Shift malam sangat menyebalkan. Setelah seharian berkutik dengan semua mata kuliah yang melelahkan, malamnya ia harus duduk di belakang meja kasir minimarket yang nyaris kosong itu. Tapi apa daya. Demi sesuap nasi di zaman modern ini, butuh perjuangan berat.

Dapat ia rasakan matanya yang memberat. Besok ia ada kuliah pagi. Beberapa saat lalu dia nyaris pulas, seseorang masuk ke minimarket. Buru-buru pemuda itu berdiri tegak dan merapikan nametag-nya.

Lee Felix.

"Selamat datang." Felix memberi salam dengan bahasa isyarat.

Seorang pria. Pria itu memakai jaket hitam yang kupluknya dinaikkan dan kacamata berlensa bening. Ia menengok kesana kemari sebelum bergerak menuju ujung ruangan.

Pada awalnya, Felix tidak begitu peduli. Tapi setelah sepuluh menit penuh, kecurigaan pun muncul. Tidak ada suara atau apapun yang menggambarkan kehadirannya. Hening. Pria itu seolah menghilang.

Mengendap-endap, Felix bergerak mendekat. Ia tahu, di ujung ruangan bukan jalan buntu. Di sana ada ruang karyawan.

Felix meneguk ludahnya. Pria itu tidak ada dimana pun. Kali ini ia yakin, si pria mencurigakan tadi pasti masuk ke dalam ruang karyawan. Tidak mungkin jika ia tiba-tiba menghilang begitu saja.

Belum sempat Felix meraih pintu ruang karyawan, seluruh listrik mati.

Suasana mulai tidak beres. Dengan bantuan cahaya lampu jalan yang merembes masuk melalui jendela minimarket, Felix segera berlari kecil menuju meja kasirnya. Tetapi otaknya sedang tidak bergerak cepat. Begitu sampai di meja kasir, ia bingung harus melakukan apa.

Kill Me Heal MeWhere stories live. Discover now