Di keesokan hari aku bangun pada pukul 9 pagi, aku memutuskan untuk melakukan peregangan di balkon. Melihat matahari cerah ini membuatku tenang untuk sesaat. Kemudian aku mendengar suara pintu di buka, ya itu adalah Luciel.
"Noah, kamu sudah bangun? Bagaimana tidur mu semalam? Apakah nyenyak? Apakah ingatanmu telah membaik?" Bombardir pertanyaan langsung keluar dari mulutnya yang kecil namun cepat itu.
"Iya, tidurku semalam bisa di bilang cukup nyenyak, tapi kalau untuk ingatanku. Aku semalam mendapatkan mimpi yang mengerikan, dimana aku yang telah 100% di kendalikan oleh kekuatan iblis ku sendiri telah menyerang apapun yang ku lihat di depan tanpa pandang kawan atau lawan, yang menyebabkan kerusakan luar biasa terhadap hutan dan warga sekitar." Ciel yang mendengar itu segera membawakan ku makanan. Di sela sela makan Ciel menceritakan tentang bagaimana pengadilan nanti akan terjadi.
"Terimakasih atas makanan dan informasi mengenai sidangnya, namun kenapa kau begitu baik padaku Luciel? Aku telah menghancurkan hutan, dan membuat kakak mu marah. Seharusnya kau juga menyimpan dendam padaku."
Luciel menjawab dengan lembut. "Karena aku tau kebenarannya Noah, dan sebentar lagi akan terungkap dihadapan meja pengadilan."
Braak!! Suara pintu didobrak kembali dari luar, ternyata itu penjaga yang ingin aku untuk segera siap-siap dan menghadiri sidang. Aku segera memakai pakaian yang disiapkan oleh Luciel di seberang kasur. Luciel kemudian memandu ku untuk menuju ke Court of Freelands.
Sesampainya di Court of Freelands, aku segera di teleport untuk duduk di bangku tengah ruangan pengadilan. Ruangan pengadilan sangat penuh, ada sisi manusia di sebelah kiri dan sisi binatang di sebelah kanan.
Mereka semua menyoraki kata:
"ADILI! ADILI! ADILI!".
Raphael yang datang dari belakang bangku hakim segera mengetok palu agar suasana dapat di tenangkan."Harap tenang semua, keadilan yang kalian minta akan segera didatangkan. Kita hanya harus menunggu kehadiran SANG ILLAHI untuk memutuskan hukuman untuk yang terdakwa." Suasana hening memencar memenuhi ruangan, cahaya yang berseri layaknya hijau daun tiba tiba datang dari atas memenuhi ruangan. Di dalam inti cahaya tersebut nampaknya seorang Peri sang pencipta Hutan Jura. Namanya adalah Ratu Ramiris, kekuatan dan auranya begitu dashyat sehingga waktu dia memasuki ruangan pengadilan, semua orang hanya bisa terdiam tunduk menghormati keberadaannya yang mulia. Ratu Ramiris terlihat sangat anggun dengan gaun putih keemasan. Sifatnya terlihat lemah lembut namun tentu tidak bisa di remehkan.
"Noah, hari ini kau akan di adili atas tuduhan penghancuran Hutan Jura dengan skala besar-besaran." Kata Ratu Ramiris dengan tegas. Ratu Ramiris melancarkan sihirnya tanpa rapalan, itu adalah sihir waktu dan cahaya, dia memutar ulang semua kejadian sebelum kekacauan di mulai dan memproyeksikannya dengan luas. Di sana ditampilkan bahwa gerbang penghubung antar dimensi ternyata di rusak oleh para penghuni dunia bawah (underworld), hal ini menyebabkan para Rifthounds dapat menginvasi Hutan Jura. "Sepertinya yang bisa kalian lihat para hadirin sekalian, kehancuran Gerbang antar dimensi kita telah di rusak. Hal ini tentu adalah akibat dari perbuatan Hades sang Penguasa tunggal Underworld." Jelas Ratu Ramiris sembari melanjutkan tayangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster.
General Fiction"Jika menyelamatkanmu adalah sebuah dosa, maka aku akan dengan senang hati menjadi seorang pendosa."