"TUNGGU YANG MULIA!!"
Teriakan suara Luciel terdengar dari sudut ruangan.
"Yang mulia tidak boleh langsung menghukum mati dirinya begitu saja. Dia harus ikut serta dalam memulihkan Hutan ini, dengan begitu dia akan lebih tersiksa dari pada hanya sekedar hukuman mati." Mata birunya meneteskan air mata yang disadari oleh seluruh orang.
Mereka tahu kalau niat Luciel yang sesungguhnya adalah untuk menunda waktu eksekusi ku dan mencoba meyakinkan yang lain kalau aku bisa berubah, aku bisa menebus kesalahanku dimasa lalu. Hal ini sangatlah aneh, dimana tidak ada satupun berani membantah perkataan Luciel.
Padahal bisa di bilang kalau Luciel telah membela sang terdakwa yang telah terbukti bersalah, dan berkhianat kepada Ratu Ramiris. Ratu Ramiris akhirnya mengajak Luciel ke suatu ruangan, hanya mereka untuk berbicara 4 mata.
Setelah 2 jam, mereka keluar dengan
hasil sidang yang sedikit berubah. "Noah, putra dari Lucifer dan Chloe. Kamu tetap akan di jatuhi hukuman mati. Namun kami menilai kalau mati saja itu tak pantas bagimu, kau harus menebus dosamu di Hutan ini. Bantulah semua orang selama 5 tahun. Dan akhirnya masa untuk eksekusi mu akan tiba." Keputusan dari Ratu Ramiris benar benar berubah mengikuti kehendak Luciel.~Sidang berakhir
Keesokan harinya aku memulai hari dengan langsung membantu warga di sekitar, tatapan mereka sangatlah dingin dan sinis kepadaku, aku yang berusaha agar tetap ramah terkadang dapat di buat jengkel oleh mereka. Oh iya, Luciel selalu membantu tugasku di kala dia senggang, namun kami jarang mengobrol. Situasi ini sangat canggung dimana Luciel adalah malaikat yang pemalu, sedangkan aku tak tau harus memulai percakapan darimana. Tapi aku harus fokus kepada tugasku untuk penebusan dosa. Aku sering mendapat cacian dan hinaan di sepanjang waktuku bekerja untuk membantu mereka, sejujurnya aku kesal namun tidak bisa menyalahkan mereka, karena aku juga tahu kalau itu adalah murni kesalahan ku.
~2 Tahun telah berlalu
Benar-benar 2 tahun yang sangat berat telah aku lalui, aku tak memiliki teman bicara selain Luciel, aku dan dia mulai terbuka akan satu sama lain. Kami menjadi akrab seiring waktu bergulir. Aku hanya merayakan hari besar seperti perayaan musim panen atau perayaan tahun baru dengan Luciel, terkadang kami ber 3 sih, kalau Raphael tidak sibuk dengan tugas dari sang illahi. Pandangan masyarakat padaku masih belum banyak berubah. Mereka masih membenciku seperti sedia kala.
~3 Tahun telah berlalu
Luciel memutuskan untuk memelihara seekor kucing yang mempunyai cacat mata di mata sebelah kirinya, sama seperti mata kiri ku yang telah terinfeksi kutukan iblis(sekarang di juluki mata Adam) yang tak dapat kembali menjadi wujud manusia.
Hari hari berjalan dengan berat seperti biasanya, namun aku mulai mendapatkan pengakuan dari manusia dan hewan sekitar. Mereka mulai ramah padaku, hal itu membuatku sangat senang sampai sampai terkadang aku tak bisa menahannya dan bercerita ke Luciel. Dia yang mendengar cerita ku langsung tertawa dan merasa bangga padaku. Dia selalu mendukung tindakan ku belakangan ini.
~4 Tahun telah berlalu
Masyarakat mulai menerima ku, suatu kemajuan yang patut ku syukuri. Mereka masih mau memaafkan ku walaupun memakan waktu yang cukup lama, aku telah memiliki beberapa kenalan seperti : Jack si pemburu, Aprilio si petualang, Nayla si gadis penjaga perpustakaan, dan Alma si bocil energik yang selalu menganggu Aprilio dalam petualangannya.
Aku bersyukur telah mengenal mereka. Mereka masih menerima ku walaupun setelah semua hal yang telah ku lakukan, mereka masih menerima ku walaupun wajahku telah menjadi iblis sebagian. Mereka adalah orang-orang yang akan selalu memiliki tempat spesial dihati ku ini selain Luciel. Aku tahu ini sangat telat bagiku untuk menyadarinya namun aku merasakan kalau Ciel menyukai diriku. Aku tentu tidak bisa langsung menjawab perasaannya, karena hubungan antara iblis dan malaikat juga adalah suatu hal yang tabu. Kami seperti memilih untuk menyimpan perasaan kami, menguburkannya dalam-dalam sampai entah kapan akan terkuak.
~Tahun ke 5 : 10 hari menjelang hari eksekusi
Warga lokal dan binatang setempat nampaknya lupa aku akan di hukum mati dalam waktu dekat ini, aku juga tidak masalah sih dengan mereka yang melupakannya. Jika mereka ingat pun sepertinya itu bukanlah hal yang bagus, karena mereka juga baru saja menerima ku kembali menjadi salah satu bagian dari mereka. Aku tak ingin melihat mereka sedih. Teman-teman terdekat ku pun tak ku ingatkan tentang hari eksekusi itu.
~Tahun ke 5: 2 hari menjelang hari eksekusi
Bangun agak siang karena kemarinnya begadang, aku dikejutkan dengan pesta perayaan yang di adakan oleh seluruh warga Hutan Jura.
Pesta perayaan ini adalah sebagai ucapan permintaan maaf mereka karena sifat mereka terhadapku yang memang agak memusingkan kepala. Mereka juga tahu besok adalah hari eksekusi ku, ternyata aku juga bisa salah dalam menilai manusia ya, mereka sebenarnya adalah mahluk yang unik dengan kepribadiannya masing-masing. Aku menerima ajakan pesta permintaan maaf sekaligus pesta perpisahan ini untuk yang terakhir kali.
Setelah pesta yang begitu meriah~
Aku pulang ke rumah gubug tua itu bersama Ciel. Dia memelukku sepanjang kita tidur, terkesan tak ingin merelakan kepergian ku di keesokan hari. Di jam 3 pagi aku mendapatinya mengigau, dia selalu memanggil namaku tanpa henti dengan akhiran jangan pergi di kalimatnya. Aku yang mendengar rengekan Ciel segera memeluknya lebih erat dan membisikkan "Tenang sajaa, aku tidak akan pergi kemana-mana. Aku adalah milikmu dan hanya milikmu seorang~"
KAMU SEDANG MEMBACA
Monster.
General Fiction"Jika menyelamatkanmu adalah sebuah dosa, maka aku akan dengan senang hati menjadi seorang pendosa."