MASALAH

8K 108 26
                                    

Mampus gue telat!

Mana mata kuliahnya Pak Yoshi lagi, udah telat tiga kali di matkul dia mampus lah kena surat peringatan tingkat dua. Anjing sial.

Lari-larian gue ngejar lift, kelas gue kan di lantai tiga. Nyusahin aja.

"Ehhh!" Ucap gue sambil menahan pintu lift, akhirnya gue dapat.

"Loh, Vita?" Sapa seseorang yang nampaknya nggak asing.

"Doyoung?" Tanya gue, agak nggak kenalin soalnya dia pakai masker dan topi lab.

"Iya, gue Doyoung, lo mau kemana? Buru -buru amat."

"Ada kelas gue, kalo lo?"

"Gue praktikum di lantai empat."

"Oh gitu, ya udah gue duluan, bye doy." Gue langsung keluar lift setelah pintu terbuka.

"Vit, ada salam dari Haruto! Kapan-kapan kita nongkrong lagi ya."

"Okay!!!" Sahut gue seadanya, gue lari sekencang-kencangnya menuju kelas.

Gue membuka pintu tampa salam, sontak seluruh mata tertuju pada gue.

"Selamat pagi nona Vita, pagi banget anda datang kelas saya." Sindir Pak Yoshi ketus.

"Maaf Pak, saya terlambat." Gue tertunduk takut depan Pak Yoshi.

"Tiga kali terlambat kelas saya, kamu nggak bisa masuk kelas saya. Pergi ke ruangan diktator, minta surat tanda tangan sp 2."

"Pak, kasih saya kesempatan lagi, please??? Saya janji nggak akan ulangi."

"Tidak bisa. Aturan tetap aturan. Segera saya tunggu suratnya."

Pasrah. Gue melangkahkan kaki meninggalkan kelas dengan lesu.

Kesel sih tapi mau gimana lagi, Pak Yoshi kalau dikampus mah tetep dosen dan gue nggak bisa berbuat apapun.

Oh ya soal masalah di puncak, Pak Yoshi udah nggak pernah bahas lagi dan gue juga nggak ada niatan untuk membahas lebih lanjut. Gue nggak mau bikin gue sakit hati sendiri dengan menerima fakta.

Gue takut, semisal Pak Yoshi berpaling dan memilih istrinya daripada gue yang bukan siapa-siapa nya. Mana dia udah ada anak, bisa aja kan. Hati orang mana ada yang tau.

"Akh! Aw! Sakit anjing!" Amuk gue saat kepala gue ketabrak sesuatu keras.

"Weeesshhh santai dong... Lagian lu yang nabrak." Ucap Jeongwoo.

"Lu ya! Nggak di mana-mana ngeselin banget anjirr. Minggir lo, gue mau lewat." Emang bawaannya lagi sensi, maap ya Jeongwoo lo jadi sasaran empuk emosi gue.

Jeongwoo menatap gue heran campur kesel, gue melengos pergi begitu saja.

"Dih, cewek aneh." Cibir Jeongwoo yang masih terdengar oleh gue.

Gue melangkah kaki menuju kantor diktator, hela nafas terdengar berat. Jantung gue berdegup kencang, mimpi buruk seluruh mahasiswa adalah berurusan dengan diktator yang terkenal galak dan kejam, serta mesum yang menjadi rahasia umum.

"Permisi Pak," Salam gue sembari mengetuk pintu pelan.

Tidak ada jawaban dari dalam, gue mencoba untuk membuka pintunya sedikit.

"Permisi Pak, selamat siang. Saya Vita Mahasiswa jurusan Ilmu Seni dan Budaya angkatan 2023." Ucap gue sembari memperkenalkan diri.

Pak Diktator sebut saja Pak Dimas hanya melirik gue sekilas lalu kembali ke kegiatannya.

Gue lumayan nggak enak dengan suasana nya.

"Maaf Pak mengganggu waktunya, saya disuruh Pak Yoshi untuk meminta surat peringatan agar saya dapat masuk kedalam kelasnya." Gue memberanikan diri untuk mendekat ke meja beliau.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pak Dosen || Kanemoto Yoshinori Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang