Bagian 6

23 1 0
                                    

Karena sekarang masih sore, dia berniat untuk jalan-jalan sore sekalian mau ke Alfamart untuk belanja bulanan. Sampainya di sana, Kia mengambil keranjang belanja, lalu mengambilnya dan mulai berbelanja sesuai kebutuhan. Beberapa menit kemudian, Kia pun langsung menuju ke kasir untuk membayar belanjanya.

"Harganya 1.500.000," ucap Kasirnya. Kia pun kasih kartu yang dia bawa untuk belanja bulanan, setelah membayarnya Kia pun langsung balik. Saat keluar dia bertemu Devanno bersama cewe lain, yang entah siapa orangnya, Kia gak tau. Kia pun langsung menghampiri mereka, setelah itu Kia menampar cewe itu.

"Kia! Kamu apa-apaan sih?"

"Kamu yang apa-apaan!" marah Kia.

"Dia siapa?" tanya Kia.

"Saya---." Saat ingin berbicara, Kia menyuruh cewe tersebut untuk diam.

"Saya gak tanya sama kamu! Jadi kamu gak berhak untuk menjawabnya."

"Aku tanya sekali lagi, dia siapa?" tanya Kia.

"Dia kakak aku, Kia." Cewe itu seketika terdiam.

"Kakak?" tanya Kia.

"Iya, saya Gina, kakaknya Devanno."

"Maaf, Kak. Saya gak tau, soalnya saya gak pernah ketemu sama kakak." Kia merasa bersalah, karena yang dia kira selingkuhannya, eh ternyata kakaknya.

"Makanya lain kali, jangan asal nampar dan marah dulu."

"Aku minta maaf, yah. Aku kira dia beneran selingkuhan kamu, abisnya kamu gak pernah cerita punya kakak."

"Kan kejutan."

"Tapi kejutannya bikin aku naik darah."

"Yaudah, sekarang udah tau kan? Kamu abis belanja yah?"

"Gak! Aku abis ngapel sama kasir ganteng di dalam sana, terus aku di kasih ini sama dia, dia baik kan?" Emang sih kasir yang melayani Kia untuk menghitung belanjanya itu cowok.

Seketika wajah Devanno merah, "Canda ayaaaaang, hehe."

"Iya, aku abis belanja bulanan."

"Oya, nama kamu siapa, Dek?"

"Nama dia markonah, Kak." Seketika Kia menatap sinis ke pacarnya, lalu menginjak kaki sang pacar.

"Awww! Sakit Markonaaaaaah!"

"Kalau kaya gini sakit gak?" tanya Kia sambil mencubit pinggang Devanno.

"Sakit, Sayang. Kakak bukannya tolongin adeknya, malah ketawa."

"Abisnya kalian lucu, bahagia selalu yah untuk kalian."

"Iya, kak. Makasih, Oya nama aku Savirda Rahma rezakia, biasa di panggil Rahma."

"Okey, Rahma. Salam kenal yah."

"Iya, Kak. Jangan ladenin si kutu kupret ini yah kak, dia orangnya ngeselin." Gina menahan ketawa, saat adeknya di bilang kutu kupret.

"Kalau mau ketawa mah ketawa aja, Kak," sindir Devanno.

"Lagian kalian lucu sih, buat orang ketawa aja."

"Udah mulai gelap, ayo balik dan untuk markonah, maukah kamu pulang sama Mas gantengmu ini." Kia pun dengan senang hati langsung menerima tawaran dari pacarnya itu.

"Bolehlah, lumayan ada tumpangan gratis, apalagi yang nyetir orangnya ganteng." Seketika Devanno langsung percaya diri.

"Udah-udah, kalian ini gak ada habisnya untuk berbicara." Gina hanya menggelengkan kepalanya, karena kelakuan adiknya dan Kia.

Beberapa menit kemudian, Kia pun telah sampai di rumah dan mengeluarkan belanja dari bagasi mobil, setelah itu Kia menawarkan mereka untuk mampir,  "Mau mampir dulu?"

"Gak usah, Dek. Kami langsung pamit pulang, soalnya udah mau hujan," jawab Gina.

"Yaudah, hati-hati di jalan yah, Kak."

"Iya, Dek."

"Satu lagi, Kak. Jagain si kutu kupret ini yah dari godaan syaitan yang lagi menjelma wanita penggoda."

"Siap, Dek!"

Mereka pun langsung pergi, Kia pun langsung masuk membawa belanjaan.

"Assalamu'alaikum," ucap Kia.

"Wa'alaikumussalam," jawab Savira.

"Habis dari mana aja?"

"Belanja bulanan, Bun."

"Yaudah, aku ke kamar yah."

"Iya, Sayang."

Kia pun langsung ke kamar untuk istirahat sejenak, setelah itu dia langsung mandi. Beberapa menit kemudian, Kia pun selesai mandi dan langsung berpakaian, lalu kia pun berniat untuk membereskan belanjaannya dengan rapih. Karena kamar Kia super luas, jadi kalau dia bosan, langsung ngambil makanan di kamarnya.

DEVANNO ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang