MAKHLUK SUCI

6 0 0
                                    

"SIAPAPUN CEPAT PANGGILKAN TABIB!! " Seru Kenzo yang mengundang perhatian seluruh penghuni istana Lilian, mereka pun tergesa-gesa memanggil tabib kala melihat kondisi Sindy

.
.
.

Saat ini Jonero tengah mengerjakan beberapa tugas yang tertunda karena rapat dan kunjungannya untuk melihat sang putri

BRAK!

"BAGINDA! " Seru Hans dengan napas tak beraturan dan raut wajah yang kepalang cemas

Jonero segera bangkit dari kursinya dan menanyakan apa yang sedang terjadi

"Ada apa? " Tanya Jonero dengan perasaan gelisah

"Tuan putri.. TUAN PUTRI DI TUSUK OLEH SESEORANG! "

Hancur.

Hati Jonero hancur berkeping-keping ketika mendengarkan perkataan Hans, tubuhnya melemas seketika namun ia paksakan untuk tetap berdiri tegak. Jonero berlari sekuat tenaga ke istana Lilian dengan air mata yang terus keluar dari matanya

"Jangan.. Kumohon, aku tidak mau kehilangan siapapun lagi! " Batin Jonero dengan isakan tangis yang mengiringi napasnya

Begitu sampai di depan pintu kamar Sindy Jonero langsung melihat tabib yang baru saja keluar dari kamar Sindy dan kedua putranya yang sudah menunggu. Jonero memegang erat pundak sang tabib dengan penuh harapan

"Tabib, apa putri ku baik-baik saja?! " TanyaJonero

"Saya tidak bisa membantu Baginda" Ungkap sang tabib membuat semua yang disana menundukkan kepala dan mulai menangis

Sring!

"APA MAKSUDMU TIDAK BISA! " Seru Jonero sambil menghunuskan pedang salah satu penjaga di sana, namun tabib itu tetap bersikap tenang meski tengah di suguhi amarah sang penguasaan Lutena

"Karena Yang Mulia Putri dapat menyembuhkan dirinya sendiri" Mereka yang tadinya menundukkan kepala kembali mengangkat kepalanya dan menatap sang Tabib dengan ekspresi terkejut

"Apa? "

"Benar Baginda, setelah saya mengamati luka di perut Yang Mulia Putri saya melihat luka itu perlahan menutup dengan sendirinya tanpa bantuan obat apapun"

Jonero mengerutkan keningnya merasa heran dengan ucapan Tabib. Ia masuk kedalam kamar Sindy untuk memastikan bahwa apa yang di ucapkan oleh orang itu benar atau salah

Jonero membuka selimut yang menutupi setengah badan Sindy dan melihat luka yang lumayan besar itu tengah menutup perlahan-lahan

"Apa ramalan dari pendeta itu benar? " Guman Jonero memikirkan surat dari Pendeta Kerajaan Orpheus beberapa hari yang lalu

.
.
.
.

Disaat yang lain beristirahat Jonero masih duduk di kursi di samping ranjang Sindy. Ia tiada hentinya menangis kala melihat kembali bekas luka di perut Sindy. Meskipun luka itu sudah tertutup sempurna namun luka karena penyesalan masih tetap ada di hati Jonero

"Ugh, panas.. " Batin Sindy yang baru saja terbangun. Ia tidak merasakan rasa sakit di perutnya, sangat aneh. Sindy melihat Jonero yang tengah melamun sambil menatap dirinya

"Dia.. Menjagaku dari tadi? "

Sepertinya Jonero tidak menyadari kalau  Sindy sudah terbangun karena pikirannya yang terlalu berisik, Sindy pun kembali menutup matanya berpura-pura tertidur

"Kailee, maafkan aku.. Sekali lagi.. aku gagal melindungi orang yang berharga bagiku aku membuat anak kita terluka, aku benar-benar ayah yang tidak berguna" Jonero menundukkan kepalanya dan bertumpu pada tepian ranjang Sindy

KINGDOM FREEDOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang