Gadis muda itu bergerak segesit mungkin tanpa suara di antara pepohonan. Dengan sebelah tangan membekap mulut, ia menahan napas, sementara mata secerah safir kuning mengawasi sekeliling. Ia memastikan tempat persembunyiannya dan posisinya tidak diketahui siapa pun.
Setelah memastikan dengan teliti selama beberapa detik, gadis itu bersembunyi di antara semak berduri yang terlindung oleh pohon besar. Pohon itu berdiri kokoh seperti pagar raksasa, memberikan perlindungan alami dari mata sang pencari. Kaiâ mengintip dengan hati-hati di balik semak berduri dan mendekatkan telinganya untuk menguping percakapan di sebrang jalan.
Di sana ada sebuah pertemuan rahasia kecil yang disebut Hàzasìt, sebuah ritual tahunan Suku Mhthyr. Kaiâ melihat Tetua Rosaliè bersama dua saudari sesukunya yang mengikuti Házasìt. Dikelilingi wanita-wanita muda tidak membuat Tetua Rosaliè terlihat tua justru membuat wanita tua itu terlihat paling menonjol dengan citranya yang luar biasa meski usianya sudah mendekati akhir 50an. Beliau masih terlihat cantik, berwibawa, dan bijaksana. Kaiâ tak bisa tidak mengagumi betapa kerennya Tetua Rosaliè di matanya.
Namun, Kaiâ tidak sembunyi untuk memuji Tetua Rosaliè atau tertarik dengan proses pertemuan Házasít. Ia punya tujuan sendiri dan kebetulan menyaksikan pertemuan tersebut. Omong-omong, ia sedikit tertarik dengan kehadiran seseorang. Ada seseorang yang berbeda di pertemuan itu, seseorang yang memicu rasa penasaran dan kagum di hatinya.
Seseorang yang berbeda dari kami ....
Mata Kaiâ berbinar penuh rasa ingin tahu. Kilatan rasa kagum berkelebat di matanya, memicu keingintahuan yang begitu besar. Rasanya saat melihat sosok individu itu ia memiliki dorongan kuat untuk meloncat keluar di tengah-tengah pertemuan, untuk melihat sosoknya dari jarak dekat. Meskipun bukan pertama kalinya ia melihat seorang moj brat di Suku Mhthyr, Kaià masih saja tertarik dan ingin melihat secara langsung sosok manusia berjenis kelamin laki-laki.
Suku Mhthyr merupakan suku pendalaman yang penduduknya hanyalah seorang wanita. Mulai dari bayi yang baru dilahirkan, anak-anak, orang dewasa, dan lansia, mereka semua adalah manusia berjenis kelamin wanita. Tidak ada satu pun seorang laki-laki di antara wanita Suku Mhthyr. Manusia berjenis kelamin laki-laki dilarang untuk tinggal atau menjadi bagian dari suku itu sendiri. Bahkan bayi laki-laki yang baru lahir pun tidak diizinkan untuk menetap di suku.
Para wanita Suku Mhthyr sangat menjunjung tinggi nilai tradisi yang sudah dijalani selama ratusan tahun. Untuk menghormati sang Dewi Kesuburan Mhyêr, para leluhur meninggalkan pesan kepada keturunannya agar tidak membiarkan seorang laki-laki tinggal di suku.
Namun, untuk menjaga eksistensi suku dan mempertahankan garis keturunan, para wanita Suku Mhthyr juga membutuhkan seorang laki-laki untuk mendapatkan keturunan. Untuk itu sang Dewi Mhyêr memberikan nubuat kepada salah satu putrinya, Mìonna, agar Suku Mhthyr mengadakan sebuah tradisi bernama Hàzasìt. Sang Dewi mengizinkan putri-putrinya untuk melahirkan keturunannya bersama moj brat—seorang laki-laki—yang berasal dari tanah asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Day I Ruined Your Life [✔️]
RomanceItu adalah hari-hari yang penuh kesengsaraan. Menjalani kehidupan di mana dia tak bisa melarikan diri maupun mati. Kaiâ, yang selama ini tinggal di sebuah suku bernama Mhthyr, menjadi tawanan sekelompok pencuri dari tanah asing yang telah merampas t...