BAGIAN TUJUH - Golden Life
"Selama ini aku hidup dengan berlari kencang menuju orang-orang-yang menurutku, bisa membuatku bahagia. Tanpa berpikir bahwa bisa saja mereka tidak pernah mengharapkan kehadiranku." -Rhaneira Anashkara
.
.
Selamat Membaca ♡
.— 🎞 —
Siang ini setelah pulang bekerja di rumah sakit, Neira pergi ke tempat yang dulu menjadi rumah baginya—karena hari ini ia tidak ada jadwal kelas di kampus. Awalnya, Neira berniat untuk menginap, namun tiba-tiba Kama menyuruhnya untuk mengirimkan dimana lokasi Neira sekarang dan ingin bertemu dengannya.
Neira takut. Ia belum siap menunjukan seluruh lukanya pada siapapun. Tapi karena Kama memaksa-dan anehnya ia pun tidak bisa mengabaikan lelaki itu, Neira memutuskan hanya mengirim lokasi halte bus terdekat dari panti asuhan.
Ya, Panti asuhan Anugerah adalah tempat ia dan Bunda-nya berlindung ketika Neira baru saja lahir ke dunia. Namanya Nalinggar Prameswari, atau lebih sering dipanggil Alin—sejak kecil memang dibesarkan di Panti. Bunda tumbuh menjadi anak yang sangat baik saat kecil, lalu ikut membantu mengurus Panti ketika ia sudah dewasa. Bunda sangat suka berada disini, bahkan disetiap sudut Panti masih ada foto Bunda disana. Neira bisa merasakan kalau Bunda-nya itu selalu merasa bahagia disini, walaupun sejatinya ia tidak punya keluarga tapi Bunda menjadi keluarga bagi anak-anak lain yang sama seperti dirinya.
Neira berdiri didepan sebuah foto yang lumayan besar, berisikan Pemilik Panti, Para pengurus panti, Bundanya dan juga anak-anak yang lain. Ia menatap nanar, berfokus pada senyuman Bunda yang belum pernah ia lihat langsung-tapi sangat ia rindukan. Neira bahkan selalu berpikir kalau ia tidak masalah jika tidak pernah terlahir ke dunia, asalkan Bunda tetap bahagia.
Bukankah bertemu dengan lelaki, itu bahkan sampai mempunyai Neira adalah hal yang membuat hidup Alin sial?
Pertanyaan itu yang menemani setiap langkah Neira sampai sekarang.
Neira ingat suatu kisah, tentang Alin dan Raydan Anashkara yang bertemu saat mereka berdua duduk di bangku SMA, lalu berteman. Wajah Alin yang terkenal cantik, membuat Ray jatuh hati pada temannya itu. Awalnya Alin menolak, tentu saja ia tahu bagaimana kehidupan dirinya dan kehidupan Ray yang jauh berbeda. Ray adalah penerus keluarga Anashkara sedangkan Alin bahkan tidak pernah tahu siapa orangtuanya.
Ray menyakinkan Alin, kemudian akhirnya mereka menjalin hubungan. Setelah lulus sekolah Alin harus menerima kenyataan bahwa Ray sudah dijodohkan dengan anak dari pemilik perusahaan yang bekerja sama dengan keluarga lelaki itu. Alin pergi jauh—sangat jauh, agar lelaki itu bisa melupakannya.
Mereka hidup dengan jalannya masing-masing. Bahkan Ray dan istrinya sudah mempunyai seorang anak perempuan. Tapi semesta mempertemukan lagi dua orang teman itu saat Alin harus kembali ke Bandung. Mereka sama-sama menyimpan diri masing-masing dalam hatinya. Ray menikahi Alin diam-diam, tanpa sepengetahuan istrinya. Alin merasa jadi perempuan paling jahat saat itu, tapi apakah mencintai seseorang adalah suatu kejahatan? Lagipula Ia dan Ray bertemu lebih dulu, pikirannya berubah egois.
KAMU SEDANG MEMBACA
Golden Life
Teen FictionIkatan antara Raga dan Dera yang tidak pernah mereka inginkan. Neira dan dunia kesepiannya harus menerima ketulusan dan segala kebaikan Kama. Ketulusan Rakha yang berbentuk meninggalkan. Jiwa dengan rasa bersaingnya terhadap harapan dan perasaan. Ke...