Pagi tadi, Sheila dan Clara mengundangku untuk kembali berembuk mengenai pesta ulang tahun Yvonne. Aku segera memasuki ruang broadcasting, tempat yang kami janjikan untuk bertemu saat jam istirahat. Di sana, dua temanku itu sudah menunggu.
"Dari mana ajaaa...," tanya Sheila merengut. "Kita udah di sini dari tadi, lho."
"Sorry telat ya, guys," jawabku. "Tadi ngobrol sama Ko Sora dulu."
"Jadi tadi lo sekalian nanya langsung, nggak?" tanya Sheila lagi. "Gimana gimana?"
Kemarin, Sheila dan Clara memintaku untuk menanyakan ke Sora-san apakah ia bersedia untuk bermain solo piano di pesta Yvonne. Rencananya itu adalah kejutan untuknya, sehingga Yvonne tidak diberi tahu tentang hal ini.
"Ko Sora nggak mau, nih," ujarku sedih. "Kalo terlalu spesial gitu dia takut jadi ada yang gosipin. Katanya kasian Yvonne, nanti jadi masalah di JKT."
"Hmm...," timpal Clara. "Gimana kalo formatnya band aja? Dia juga main keyboard, kan? Kayaknya gue pernah liat rekaman dia main sama temen-temennya buat ujian pelajaran musik."
"Bener juga," ujar Sheila. "Kita tanya langsung aja ke dia yuk, ke kelasnya. Mumpung masih istirahat."
"Yeuuu... Bilang aja pingin sekalian liat Ko Indra," goda Clara pada Sheila, membuatnya salah tingkah. Aku hanya bisa tertawa melihat kelakuan dua temanku itu.
Akhirnya kami memutuskan untuk meninggalkan ruang broadcasting dan segera berjalan menuju kelas XI MIPA 1.
"By the way," tanyaku. "Kalian udah dapet tema sama venue-nya?"
"Kita bakal go pake tema dreamland gitu, Na," ujar Sheila. "Jadi dekornya bakal awan-awan gitu. Warna putih biru. Terus kalo venue-nya kita sepakat di rumah dia aja. Biar lebih private, takut ada orang luar yang dokumentasiin."
Baru aku ingin bertanya lagi, namun kemudian kami berpapasan dengan Kak Dika—seorang siswa kelas XI yang nampaknya hendak berjalan ke ruang musik.
"Kak Dika!" panggil Clara. "Kak Dika, guys!"
Aku dan Sheila bertukar pandang bingung karena tidak mengerti signifikansi keberadaan Kak Dika untuk rencana kami.
"Halo, guys," sapa Kak Dika. "Ada apa, nih?"
"Kak Dika yang nge-band sama Ko Rio, Ko Felix, sama Ko Sora, kan?" tukas Clara. "Kak Dika juga koordinator ekskul band, guys."
"Band apa?" tanya Kak Dika sambil mengingat-ingat. "Ooh... Nggak gitu. Tahun lalu emang sempet main sama mereka, itu temen-temen OSN gue. Soalnya kebetulan ujian musik waktu itu bentrok sama OSN, jadi kita ujian susulan dibikin kelompok-kelompok khusus gitu."
"Oh gitu...," ujar Clara. "Tapi mau bantuin kita, nggak?"
"Bantu apa, nih?" tanya Kak Dika penasaran.
"Kemarin kita sempet liat-liat rekaman ujian musik angkatan kalian tahun lalu, terus Yvonne suka banget sama band kalian," ujar Clara setengah berbohong, sebisa mungkin menjelaskan maksudnya tanpa membahas tentang Sora-san. "Bulan depan Yvonne ada birthday party, kalian minat buat main di sana, nggak?"
Meski awalnya bingung namun akhirnya Kak Dika mengangguk-angguk mengerti, nampak setuju dengan usulan kami. Ia mengusulkan untuk berkumpul di ruang musik dengan anggota band-nya yang lain untuk berdiskusi.
"Yah, nggak jadi ke kelasnya Ko Indra," godaku berbisik pada Sheila. Temanku itu hanya meringis malu dan nampak sedikit kecewa, membuatku dan Clara tertawa geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Spring (Fin.)
Ficção AdolescenteBahkan keajaiban pun butuh waktu, begitu kata kakakku saat menenangkanku akibat luka yang bertubi-tubi menderaku. Tapi saat ini duniaku masih saja dingin membeku, dan aku mulai lelah menunggu bunga pertamaku bersemi. Sepotong demi sepotong kehidupan...