Nobar

121 26 0
                                    

Ini hari yang melelahkan bagi Diora. Jam kuliahnya padat sejak pagi hingga sore. Semua dosen mata kuliah hari itu memberikan tugas baik kelompok maupun individu. Lupakan cerita romansa kampus yang ia baca di novel atau ftv. Faktanya, hampir setiap hari Diora berkutat dengan tugas yang tidak ada habisnya. Diora bukan jenis mahasiswi ambisius yang harus mendapatkan nilai sempurna di setiap mata kuliah, baginya asal tidak remedial saja sudah cukup. Karena remedial hanya menambah beban dan kelelahan untuknya.

Diora tidak pernah bermasalah dengan tugas individu, tapi ia tidak terlalu suka dengan tugas berkelompok. Sebab, sulit sekali mendapatkan rekan sekelompok yang menyenangkan. Ya... memang tugas bukan untuk bersenang-senang, sih. Tapi rasanya makin tidak menyenangkan kalau dapat teman sekelompok yang aneh-aneh, misalnya sering ngilang waktu pembagian tugas dan pengerjaan tugas, lalu tiba-tiba muncul titip nama aja. Kadang ada yang smooth caranya ada juga frontal. Atau bahkan yang terlalu ambisius dan tak membiarkan anggotanya bekerja, tapi ujungnya ngambek sendiri, Diora juga pernah mengalaminya. Well, sudahlah ia hanya menganggap ini bagian dari ujian hidup saja.

Pukul empat sore, dosen baru keluar dari kelas Diora. Kepalanya sudah pening, dosen yang telat datang, tapi jam pulang mahasiswa yang dikorbankan. Saat dosen sudah keluar kelas pun ia sudah dihadang, dilarang pulang duluan.

"Mau kemana lo? Habis ini kita mau ke bioskop, nobar filmnya Tika," ujar Arif, teman sekelasnya.

Diora mengernyit. "Hari ini?"

Arif mengangguk. Astaga! Diora sampai lupa. Padahal ini sudah direncanakan sejak sebulan yang lalu. Tika, teman sekelasnya jadi figuran di salah satu film layar lebar. Saking bangga dan senangnya, Tika mengundang semua teman sekelasnya untuk nonton bareng. Sebagai wujud solidaritas, semua setuju untuk nobar. Yang nggak ikutan jelas dianggap  nggak kompak.

"Lo mau bawa kendaraan sendiri apa bareng siapa?" tanya Arif lagi seolah sedang mengabsen.

"Rif, gue nggak ikutan dulu deh. Gue janji lusa gue nonton di bioskop, sendirian nggak apa-apa. Besok kakak gue lamaran, hari ini di rumah gue sibuk banget." Diora beralasan, padahal ia sudah berencana langsung rebahan begitu tiba di rumah, tak ada niat untuk bantu-bantu sama sekali. Meskipun ia tidak bohong, rumahnya memang sudah ramai sejak pagi. Para tetangga dan saudara sudah berkumpul untuk acara lamaran Yasmin dan Arza besok pagi.

"Alasan aja lo. Lamarannya kan masih besok. Udah ikut aja. Lo nanti bonceng gue, gue anterin sampai rumah dengan selamat." 

Diora berdecak. Selain tidak suka remedial, Diora juga tidak suka berkonflik dengan teman. Karena itu, bagi Diora bersosialisasi sama pentingnya dengan menjaga nilai ujian.

"Okelah," jawab Diora pasrah. Lagipula ia tak benar-benar peduli dengan acara lamaran Yasmin.


Beda FrekuensiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang