1. Cooking dadda

107 9 1
                                    

A T T A N T I O N



Happy reading, Rawr.

🐣🐣🐣

"Anjay, slebew, rawr."

Kata-kata mutiara dan andalan seorang gadis berusia 23 tahun itu terus terucap dari mulutnya. Mata Lussy tak henti-hentinya menatap takjub pemandangan di depannya. Siapa lagi kalau bukan chef tampan yang sedang di incar.

Dimalam yang cerah ini terlihat chef itu tengah menyiapkan makanan untuk orang lain, tangannya lihai membentuk sushi yang dijualnya. Jika ada cooking mama, maka ada juga cooking dadda. Jika cooking mama itu imut dan menggemaskan, maka cooking dadda sangat hot dan mersahkan. Itu yang ada di otak kecil seorang Sharonia Lussy saat melihat Radaffa Aexio Gaharu yang tengah melakukan aktivitasnya.

Sudah hampir sepekan setelah kejadian dimana Daffa mengajaknya bicara, ups, sebenarnya bukan mengajak ya, tapi lebih ke tidak terimaannya atas review yang di berikan Lussy saat itu. Namun bukannya kapok justru gadis itu semakin tertantang untuk mendekati Daffa. Bahkan ia rela untuk makan di tempat setiap hari demi meliha chef tampan itu, berharap dengan cara ini ia bisa mendapatkan nomor ponsel Daffa setidaknya.

"Ganteng banget jodoh gue, aduh harus caper gaya apalagi ya biar di notice cogan?" Tanya Lussy pada Ale-sahabatnya yang duduk disamping kiri.

Ale hanya bisa memutar bola matanya malas. Matanya kemudian menatap jam yang ada ditangannya. "Gue balik duluan deh, takut lo bertingkah kayak kemarin."

Kemarin sekali Lussy baru habis bertingkah, ia dengan sengaja menyenggol makanan yang di bawakan Daffa sampai semuanya terjatuh. Memang sih di notice, tapi dengan mata yang melotot dan tajam. Sepertinya chef itu pun sudah lelah dengan tingkah Lussy.

Bukan hanya itu, uang yang harusnya Ale gunakan untuk makanan disini jadi buat ganti rugi makanan yang di jatuhkan Lussy. Sebenarnya Ale kapok makan disini lagi, tapi bocil kematian ini terus memaksanya, Ale akhirnya hanya pasrah dan menurut.

Mendengar itu, Lussy reflek memeluk lengan Ale dengan erat. "Jangan dong, ntar kalo dedek di culik gimana?" Tanyanya dengan wajah melas.

"Ikhlas lahir batin gue mah," balas Ale sambil mencoba melepaskan tangan Lussy dari tangannya.

"Jahat amat lo," cibir Lussy, bibirnya mencebik kesal.

"Udah deh, kita pulang yuk? Mending gue masakin lo mie nyemek dari pada makan sushi disini tiap hari. Lo gak takut itu perut isinya Jepang mulu? Gak kangen lo makan seblak pake ceker? Atau mie ayam pake-" ucapan Ale terpotong ketika Lussy membekap mulutnya.

"Tutup mulutmu Ale, cukup aku tak sanggup dengar makanan itu semua." Lussy berucap sangat amat dramatis.

Lussy yang bertingkah, Ale yang menahan malu. Bagaimana tidak? pengucapannya yang dramatis itu membuat atensi orang-orang tertuju pada mejanya. Ini tidak bisa di diamkan lebih lama lagi, dengan perasaan sebal Ale bangkit dari duduknya.

"Ih mau kemana?" Tanya Lussy, panik.

"Diem deh, gue mau minta nomor hpnya. Lo terima beres aja, abis itu kita pulang." Ale menyahut sambil membenarkan bajunya.

Chef & CelebTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang