2. Meet Again

52 7 0
                                    

A  T T A N T I O N



Happy reading, Rawr.

🐣🐣🐣

"A, wajan dimana?"

"A, ini saosnya pake berapa?"

"A, pake kecap atau gak usah?"

"A, ini—"

"Aa aja yang terusin, sana rebahan lagi." Daffa mengambil alih dapur setelah adik satu-satunya yaitu Dathan mengacaukan semuanya.

Dathan nyengir. "Aa kan tau Dathan gak bisa masak, aa yang lanjutin ya. Nanti kalo udah taro dipiring aja, yang adek gak usah di pakein sayur."

Daffa hanya berdeham, tangannya sibuk melanjutkan masakan adiknya yang belum matang.

Sedangkan adiknya sudah melangkah pergi ke kamarnya. Benar-benar sulit di andalkan. Padahal Daffa berniat untuk istirahat setelah bekerja dari pagi sampai malam.

"Loh adek mana? Kok aa yang masak?" Tanya Veni bingung.

"Ke kamar Bu, aa yang suruh."

"Aduh tuh anak, padahal tadi ibu yang suruh masak," gumam Veni. "Udah sini biar ibu aja, aa istirahat gih."

"Gapapa, biar aa aja. Ibu aja yang istirahat, ini sebentar lagi mateng kok," balas Daffa sambil mengaduk mie yang ada di wajan.

Veni tersenyum hangat, kemudian mengelus sebentar pundak Daffa. "Abis masak ke ruang tamu ya sebentar? Ibu mau ngomong sesuatu sama aa."

Walaupun penasaran dan bingung, Daffa tetap mengangguk mengiyakan. Lalu setelah itu Veni pergi meninggalkan Daffa yang masih berkutat dengan kegiatannya.

•••

"Ibu mau ngomong apa?" Tanya Daffa setelah duduk di samping Veni tengah menatap layar ponselnya.

Veni kemudian beralih menatap Daffa, senyum hangat menghiasi wajahnya yang sudah berumur. "Aa tau umur ibu sekarang berapa?" Tanya Veni dengan nada yang sangat lembut.

Bibir Daffa menipis sambil berpikir. "Lima puluh tujuh?" Jawabnya ragu.

"Betul, aa tau kan kalo umur segini udah gak muda lagi?"

Daffa mengangguk menyetujui perkataan ibunya. Dalam pikirannya Daffa sudah dapat menebak arah pembicaraan ibunya ini.

Veni lagi-lagi tersenyum. "Aa kapan bawa calon kerumah?"

Kan!

"Umur aa juga udah cukup buat menikah kan? Jadi aa tunggu apa lagi?" Lanjut Veni menatap anaknya dengan lekat.

Daffa terdiam, bingung harus menjawab apa.

"Kalo emang aa belum dapet perempuan yang aa mau, ibu bisa bantu. Aa mau perempuan yang seperti apa?"

"Bu, aa bisa cari sendiri. Ibu sabar ya, nanti aa cari yang baik buat ibu."

Jawaban Daffa membuat Veni bernapas lega. Walaupun kurang sesuai dengan ekspektasi tetapi Veni tetap bersyukur karena Daffa akan berusaha sendiri.

"Yaudah kalo itu mau aa, tapi kalo udah ada dan cocok langsung bawa kerumah ya? Jangan di putusin lagi."

Dengan ragu Daffa mengangguk. "Tapi ibu sabar ya? Gak semudah itu dapet perempuan yang Daffa mau," terang Daffa.

"Gapapa, tapi kalo ibu boleh kasih saran, coba aa buka kursus masak dirumah. Tapi kuotanya cuma untuk 3 atau 4 orang, aa seleksi mereka, cari watak mereka disana. Ibu yakin nanti aa bisa dapat yang cocok," imbuh Veni.

Chef & CelebTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang