02

480 31 1
                                    

selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
KRING KRING!

bel sekolah sudah berbunyi, yang menandakan kelas akan segera dimulai.

aksen tadi tengah belajar, dengan membaca buku milik felix. karena seperti yang kita tau, aksen memasukan asal buku. tidak tau jadwal ujian sekarang, karena ia terlambat. jadi dia tidak belajar semalam

felix mengusak kasar rambutnya. dan kini raut wajahnya khawatir atau bisa dibilang juga cemas

"habislah aku... aku tak mengingat apapun..."

jeva yang mendengar perkataan felix itu tertawa kecil, namun tak berlangsung lama setelah felix melemparkan sebuah pulpen tepat ke wajah jeva

"berhentilah tertawa! dasar orang gila"

jeva sedikit tersentak dengan lemparan pulpen itu, lalu saat mendengar perkataan felix lagi, jeva kembali tertawa sembari berjongkok mengambil pulpen yang felix timpakan kepadanya

felix yang melihat itu langsung memandanginya jijik, dia berbalik dan langsung berjalan menjauh dari jeva menuju aksen berada

felix duduk di samping aksen, kemudian ia perlahan menyenderkan kepalanya ke bahu aksen

"aksen... aku tidak belajar... nanti berikan aku contekan ya?..."

kata felix dengan nada dimelaskan, dan diikuti menatap aksen dengan tatapan memohon dan berbinar

mata aksen melirik ke samping, kearah felix. aksen berfikir sejenak

kalau felix terus menerus menyontek kepadanya, aksen takut kalau dia tidak bisa pintar. aksen tau kalau felix hebat dalam bidang olahraga, dan tidak terlalu menonjol dalam pelajaran seperti ini

namun disisi lain aksen berfikir, dia juga belajar menggunakan buku milik felix?

"baiklah..."

"aku ikut"

felix seketika tersentak dan membuat dirinya terjungkal ke samping kala mendengar suara milik jeva secara tiba tiba

jeva yang melihat itu kembali tertawa.
felix yang sudah terlanjur kesal dan muak dengan tawaan jeva itu langsung mencopot sepatunya dan melemparkannya kepada jeva

"berhenti tertawa bodoh!!"
.
.
.
"baik, absen 1 sampai dengan 19 akan mulai ujiannya terlebih dahulu, sementara lainnya menunggu di luar kelas, dan yang diluar tidak boleh membawa apapun. mengerti?"

kata bu vara sembari berdecak pinggang

"mengerti bu!"

"baik, sekarang keluar secara tertib"

kata bu vara, dan disetujui oleh murid murid. lalu satu persatu peserta ujian itu mulai keluar dari kelas, dan hanya tersisa 19 anak

kini keadaan kelas sunyi. terdapat 3 guru pengawas, dan mereka aktif memperhatikan gerak gerik dari para murid
dan dari ketiga pengawas itu ada juga yang bertugas berjalan jalan mengamati pekerjaan para murid

aksen pun terfokuskan kepada lembar jawab dan lembar soalnya di depan mejanya

sementara felix dia membenamkan wajahnya di dekapan tangannya

"habislah aku... aku tidak bisa matematika..."

gumam felix dengan pasrah dan bercampur dengan nada gelisah

Felix kemudian mendongakkan kepalanya dan menatap arah aksen yang duduk di barisan kedua di sebelah kiri.
kebetulan felix duduk di barisan sebelah aksen, namun urutnya urut keempat

𝐅𝐀𝐓𝐇𝐄𝐑'𝐒 𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘 [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang