03

180 23 3
                                    

selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
aksen terus berjalan menuju ke arah suara yang ia dengarkan sejak tadi itu, yaitu suara tangisan bayi

semakin aksen mendekat ke arah suara itu, suara tangisan itu semakin jelas terdengar

dan begitu aksen sampai ke tempat asal suara itu, dia terdiam di tempat.
aksen melihat seorang bayi yang sedang menangis di dalam sebuah keranjang bayi berwarna putih, tepat disamping kotak pembuangan sampah.

"apa yang-"

aksen menghentikan kalimatnya saat ia mendengar suara tangisan bayi itu lebih kuat dari sebelumnya, entah apa yang ia rasakan sekarang, aksen tiba tiba merasakan ingin sekali mendekat dan melihat bayi itu

dan tanpa pikir banyak, aksen memilih mendekati bayi itu

aksen kemudian berjongkok didepan keranjang bayi itu, hendak menyentuhnya.

aksen menghirup aroma udara di sini, sungguh aroma yang menjijikkan dan sangat tak menyehatkan. bagaimana seorang orang tua tega membuang bayinya sendiri seperti ini? orang tua macam apa itu

aksen kemudian meraih penutup keranjang itu, lali perlahan membukanya.

dan saat penutup itu terbuka, betapa terkejutnya melihat sosok malaikat kecil yang suaranya sedari tadi aksen dengar

dan saat penutup itu terbuka, betapa terkejutnya melihat sosok malaikat kecil yang suaranya sedari tadi aksen dengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*anggep we bocahnya se bocah 8 bulanan

DEG...

tatapan itu...

aksen tanpa pikir panjang langsung meraih bocah itu dan langsung menggendongnya dengan posisi ala koala.
mengayun-ayunkan gendongannya sembari mengusap punggungnya, agar si bocah itu tenang

"cup cup... tenang ya...?"

katanya dengan nada sangat lembut penuh kasih sayang, aksen sembari menenangkan bayi itu, sesekali juga dia menciumi pipi anak itu

"bagaimana mereka tega meninggalkan anak selucu ini..."

bocah berusia kira kira 8 bulan, dengan rambut hitam lurus yang sangat lembut dan lebat, dipadukan dengan mata besar berwarna abu abu.
namun pesona itu sirna begitu saja, saat aksen melihat beberapa luka yang ada di wajah bocah itu

"u- uwee..."

"shh... tidak apa apa... kamu aman sekarang..."

aksen menimang bayi itu di gendongannya sembari terus mengusap usap punggungnya, sesekali ia menyanyikan lantunan lagu untuk menenangkan bocah ini

"apakah dia dipukuli atau bagaimana? dan anak ini juga sangat kurus... bukan seperti anak berusia 8 bulan pada umumnya"

aksen merasa sangat kasihan kepada anak ini, sungguh malang nasibnya

𝐅𝐀𝐓𝐇𝐄𝐑'𝐒 𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘 [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang