Kost Kembang 772.
Rabu, 27 November 05.30
Suasana di Pagi hari yang masih gelap, matahari yang seharusnya menampakkan dirinya kini cahaya hangat itu tertutupi oleh awan mendung yang mulai meneteskan air hujan. Udara dingin dan angin yang berhembus pelan menyelimuti kota tenang ini. Membuat siapa saja ingin tetap terus terselimuti oleh selimut yang tebal dan kasur nan empuk, bersiap kembali untuk menjelajah ke alam mimpi.Tuk.
Tuk.
Tuk.Tapi tidak untuk Pangeran, ia terbangun oleh ketukan dikaca jendela yang menampakkan makhluk bernama Tuyul dengan wajah pucat nya menempel dikaca, membuat nya kaget setengah mati.
"Waaaaaaa!!!" teriak Pangeran melemparkan bantal kearah jendela kaca itu, jantung nya berdetak dengan kencang, tangan nya bergetar memegangi dadanya.
Bayangkan di pagi hari yang mendung, udara yang dingin dan terpaksa harus bangun tidur. Setelah membuka mata harus bertatapan dengan tuyul yang sering berkeliaran di kost an mengambil uang.
"Sial! sial! sial!" gumam nya pelan sambil mengusap wajahnya dengan kasar, mengutuk makhluk sialan yang sudah pergi entah kemana itu.
Ia berjalan membuka pintu dan bersamaan menoleh kearah kamar Prabu yang anak itu juga menatap nya tanpa ekspresi, ia tau pasti Prabu kaget karena teriakan nya tadi.
"Kaget ya prab?" tanya Pangeran sambil nyengir tanpa dosa, karena ulah teriakan membahana nya yang membuat penghuni kost terbangun.
"Pakek nanya lo?!" sahut teman kostnya dengan kesal, sebut aja Bintang. Ia berdiri didepan pintu kamar kostnya, berkacak pinggang sambil membawa sandal yang akan siap melayang kearah kepala Pangeran.
"Ya maap tadi ada yang ganggu jadi kelepasan," ucap Pangeran menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Bintang melemparkan sandal nya ke lantai dan menutup kembali pintu nya, semua teman kost tau tentang kemampuan mereka. Mereka semua cukup dekat, saat pertama kali Pangeran dan Prabu tiba disini mereka semua langsung akrab. Seperti keluarga sendiri.
Kost kembang hanya ada 8 kamar, dulunya ramai sekali pelajar luar atau anak rantauan yang ngekost disini. Tapi baru beberapa hari mereka disini, gangguan dari para makhluk itu membuat mereka ketar ketir ingin pulang.
"Siapa?" tanya Prabu menatap Pangeran dengan wajah datarnya tanpa ekspresi apapun itu.
"Itu si tuyul," jawab Pangeran menaruh tangan nya di pinggang.
"Mau maling lagi emang tuyul itu?" tanya Prabu, ia tau Tuyul yang dimaksud oleh Pangeran itu. Tuyul yang sering berkeliaran disini, walau sudah diusir tetap saja akan terus kembali kesini.
"Iya kayak nya, tau aja kemarin baru ambil kiriman."
"Oh."
Ekspresi kesal Pangeran berubah datar mendengar ucapan itu keluar dari mulut Prabu. Bukan nolongin malah kembali masuk kamar.
"Mau tidur lagi takut di kagetin lagi sama yang lain," ucap Pangeran melangkahkan kakinya menuju teras kost mereka.
Matanya menatap langit mendung itu dan tangan nya menengadah air hujan yang turun, rasa dingin membasahi tangan nya.
"Enak nya ngeteh ini." gumam Pangeran memandang langit yang mendung.
"Enak nya nge es teh gak sih ran?" sahut bintang dari belakang berjalan kearah Pangeran.
"Manusia yang agak lain ternyata," ucap Pangeran menggeleng kan kepalanya mendengarkan ucapan aneh dari teman nya, hujan-hujan gini minum es? mana masih pagi. Agak laen emang.

KAMU SEDANG MEMBACA
HUTAN GHAIB
Kinh dị"Jangan mati, oke?" . . Hanya sebuah tragedi Horor yang dialami oleh 5 sekawan yang tak sengaja masuk ke dalam hutan asing hingga membuat mereka tersesat disana. Lalu bagaimana akhir dari kisah mereka? Hidup atau Mati? Mari ikuti kisah menegangkan m...