𝟎𝟕 : 𝐆𝐚𝐧𝐠𝐠𝐮𝐚𝐧

298 114 22
                                        

Happy reading kawan!
Enjoy yaa..🌙
.
.
.

Hari sudah menjelang sore. Mereka masih belum menemukan titik terang dari jalanan yang tak berujung ini dan mobil mereka terus berputar-putar di jalan yang sama seperti sebelum nya. Para makhluk itu pun juga semakin kuat menampakkan dirinya diluar mobil berupaya untuk mengganggu kefokusan Pangeran.

"Perasaan tadi udah lewat sini deh," Batin Pangeran menatap jalan ini yang sama seperti yang dilewati sebelumnya, dengan dua pohon beringin kembar 2 di sisi kanan jalan.

Suasana semakin tidak terkendali, Sera semakin terisak menutupi telinganya yang katanya dia mendengar teriakan-teriakan mengerikan bahkan kata-kata yang gak seharusnya dia dengar kini terdengar sangat jelas, seakan berbisik sangat jelas ditelinga nya. Pangeran mengamati kondisi Sera melalui kaca spion mobil dengan raut wajah khawatir, ia tidak tahu harus apa sekarang ia tahu langkah yang mereka ambil sekarang salah. Ia tak seharusnya masuk kedalam hutan asing ini tadi.

Prabu kini sudah berada di sisi Sera melindungi mereka, begitu juga dengan Arum yang merasakan kecemasan nya mencengkeram erat tangan Sera, walau dirinya juga takut tapi dia harus bisa mengontrol rasa takutnya.

"Ayah, tolong Arum..." Arum membatin.

Bulu kuduk Ian berdiri, ia merinding dengan hawa didalam mobil ini yang menegangkan. Menatap Pangeran dan Prabu penuh harap, ia ingin segera cepat-cepat keluar dari jalan ini, sungguh dirinya tidak tahan mendengar suara isak tangis Sera dibelakang. Ingin rasanya dirinya menghibur gadis itu supaya lebih tenang, hatinya menjadi tidak tenang jika begini.

"Tenang, tolong tenang." Bisik Arum dengan suara bergetar merangkul sahabatnya dengan erat.

Prabu dan Ian menatap Arum yang menahan rasa ketakutan nya demi tidak membuat Sera semakin tambah menangis histeris.

"Aku takut suara itu Arum, aku gak mau dengar.. Mereka berisik! " lirih Sera, membuat rangkulan Arum semakin erat pada gadis ini.

Tubuh mereka semua membeku kala mendengar suara alunan musik gamelan yang terdengar halus.

"Disini ada hajatan ya?" tanya Ian membuat Pangeran langsung menatap nya dengan tatapan peringatan hati-hati.

Prabu mencengkeram erat kepalan tangan nya, rahang nya mengeras kesal, "Kalian," panggil Prabu dengan serius.

"Kenapa Prab?" Wakil Ian menoleh kearah Prabu.

"Jangan dengarkan apa yang kalian dengar sekarang," ucap Prabu, ia takut alunan halus itu akan membuat konsentrasi mereka terganggu dan menimbulkan jalan masuk untuk para makhluk itu leluasa masuk kedalam raga mereka.

"Gimana Prab? ini kenceng banget suaranya," ucap Ian menutupi telinganya berusaha untuk tidak mendengarkan.

Pangeran meremas kemudinya dengan kencang, ia kesal, ia marah dengan penghuni makhluk hutan ini. Disaat mereka semua sibuk tidak mendengar gamelan. Mata Arum melebar kaget, takut menatap dijendela sampingnya, ia merinding di seluruh tubuh, ujung matanya melihat seorang anak kecil yang menempel dikaca itu dengan senyuman mengerikan nya dan darah yang mengucur deras di dahinya.

"Yudis... Yudis... Yudis..." Panggil Arum dengan bergetar sambil menunduk menahan takutnya tak berani untuk menoleh pada mereka semua.

Prabu yang terpanggil pun menoleh dengan tatapan kesalnya pada mahluk itu, "Hadap sini rum..." lirih Prabu membuat Arum menatap nya.

Sedangkan Sera masih dipelukan Arum yang bergetar mereka saling merangkul menyalurkan rasa tenang walau sama-sama ketakutan nya.

"Pergi! jangan ganggu mereka," gumam Prabu dengan nada mengancam, matanya ada sedikit kilatan merah saat membaca sesuatu dari mulutnya untuk makhluk ini, disaat itu juga mobil ini dibuat oleng yang membuat Pangeran merasa panik saat injakan rem nya tidak berfungsi.

HUTAN GHAIB [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang