Chapter 6

17 3 0
                                    

Eiji's POV

Name: Eiji
Tittle: none(can be obtained by doing quests)
Job class: non-magic user
Class rank: G
Level: 7
Health: 70/70
Stamina: 100/100
Combat power: 13
Ability: none
Bonus info: have a familiar named Yuki

Main quest: Continue your journey for the next city
Side quest: Make cake fruit for the elder(open in level 8)
Side quest: Ally or enemy
•Meet up at the guild near Wisdom Trees (locked, must reach level 10)
•Play with the rabbits inside the Red Forrest(locked, must reach level 28)
•??? (still unknown)
•??? (still unknown)

Party status
•Akira (Alive)

Layar hologram kurubah kembali menjadi chip kemudian memasukkannya ke dalam saku kemejaku. Aku menoleh ke arah Akira yang sedang sibuk membeli-beli makanan di market bersama Yuki. Tampak mereka mudah sekali di rayu oleh para pedagang.

Sehari dengan Akira memberi informasi baru mengenai sistem untuk player ini. Layar hologram merupakan hal langka bagi para petualang di sini, tapi semua player memilikinya. Jadi ada kesempatan bahwa orang yang memiliki chip merupakan salah satu dari penumpang kereta.

Dan sepertinya status yang diberikan di awal masuk berbeda-beda. Status milik Akira lumayan bagus, ditambah di mendapatkan tittle dari awal. Sedangkan milikku sangat menyedihkan, aku bahkan tak memiliki kekuatan atau keahlian dengan senjata.

"Eiji-san!! Lihat!" Akira memanggilku dengan antusias. Memegang sebuah...makanan(?) ditangannya. Bentuknya seperti ular dan hangus. Ular panggang? "Ini ular goreng, harganya murah dan ternyata enak!" ujarnya. Dia memegang tiga buah stik ular goreng di tangannya.

"Kau benar-benar menikmatinya bukan?" aku menyilangkan tanganku dengan senyuman. Akira hanya membalas tersenyum sambil mengunyah cemilannya. Seharusnya aku juga harus menikmatinya. Apalagi di dunia asli aku bernasib buruk. "Meow" Yuki menggosok kepalanya di kakiku.

"Sebaiknya kita mencari orang yang bisa dipercaya dalam urusan mencari 'jalan pulang' ini" ujarku, Akira hanya mengangguk.
Ruby memberikan (menjual) koordinat menuju kota-kota lain. Katanya bisa membantu jika kami mencari informasi lebih jauh tentang apa yang kami cari. Ternyata dunia ini hampir sama besarnya seperti dunia asal. Pasti akan lebih besar lagi di tahun-tahun berikutnya.

***

Tomoko menggoyangkan ekornya dengan gembira sambil memuji-muji Akira terus. "Ah bisa saja kamu~~" ucap Akira tersipu malu. Awalnya kami menuju market pertokoan hanya untuk membeli perlengkapan sebelum pergi menuju kota berikutnya. Setelah bercerita sebentar tentang gadis rubah imut, Akira langsung menarikku menemuinya.

Sejak tadi Akira berganti-ganti pakaian yang di tawarkan Tomoko. Dengan jujur gadis kecil itu memuji. Daripada sibuk dengan tingkah mereka, aku mengecek kembali barang-barang yang telah kami beli. Aku memencet chip dan mengeluarkan layar hologram. Membuka inventory yang berisikan banyak barang. Banyak sekali belanjaanku setelah mengelilingi pertokoan.

Ada ramuan obat/peralatan, sebuah kantung tidur, tenda untuk berkemah, alat untuk menyiapkan makanan, lentera, tas pinggang untuk membawa barang-barang kecil dan sisanya hasil petualangan kemarin. Kompas dan peta sudah otomatis berada di layar hologram.

Akira memiliki barang-barang yang sama. Kecuali dia membeli senjata dan banyak sekali aksesoris. Senjata yang ia gunakan hanya semacam tongkat. Setidaknya dia bisa membela diri, sedangkan aku sama sekali tidak bisa.

"Semoga kita bertemu lagi, Tuan Eiji dan Kak Akira" senyum hangat Tomoko. Setelah setengah jam barulah Akira selesai dengan belanjaannya. Diluar toko kami mengucapkan selamat tinggal pada Tomoko. "Hati-hati di jalan!" sahutnya membuat Akira melambaikan tangannya tinggi-tinggi sambil terus berjalan.

Temporal HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang