Royal Prince | 04

720 91 4
                                    

"Putri Tania baru menyadari penyakitnya ketika kanker itu sudah memasuki stadium dua. Sayangnya, beliau menyembunyikan hal itu dari kerajaan. Hingga akhirnya, kerajaan baru mengetahui penyakit itu ketika kankernya sudah memasuki stadium akhir. Selama dua bulan terakhir, pihak kerajaan sudah melakukan berbagai cara untuk menyembuhkan Putri Tania, tapi dokter mengatakan jika sel kanker di tubuh Putri Tania sudah menyebar ke organ lain."

Citra tidak bisa berkata apa-apa setelah mendengar cerita Pak Hasan tentang kondisi Tania yang sebenarnya. Sulit bagi Citra membayangkan apa yang sedang terjadi di kerajaan saat ini. Satu hal yang tidak pernah dia mengerti adalah, kenapa Tania tidak berkata jujur tentang penyakitnya? Kalau saja Tania jujur sejak awal, mungkin penyakitnya bisa ditangani lebih cepat dan tepat.

"Maaf, Pak. Tapi, kenapa kerajaan nggak mengambil langkah medis dengan melakukan pencangkokan sumsum tulang belakang? Bukannya metode itu bisa dilakukan untuk penderita kanker darah?"

"Tidak semudah itu, Nona. Metode itu harus dilakukan dengan saudara sedarah. Sementara Putri Tania adalah anak tunggal. Kalaupun bisa dari orang lain, kemungkinannya sangat kecil."

"Apa benar-benar nggak ada acara lain? Apa nggak ada keluarga Tania yang lain, yang mungkin bisa mendonorkan sumsum tulang belakangnya untuk Tania?"

"Tidak ada, Nona. Almarhum Pak Gagas adalah anak tunggal, sementara almarhumah Ibu Marina adalah anak yatim piatu."

Citra menurunkan pandangannya. Hal ini benar-benar rumit. Citra tahu orang tua Tania ikut menjadi korban dalam insiden hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370, lima tahun lalu. Saat mendengar berita itu, Citra benar-benar terkejut dan sedih. Bagi Citra, Gagas dan Marina sudah seperti orangtuanya sendiri. Selama ini mereka selalu membantu Citra dan Panti Asuhan Mentari dalam kondisi apa pun.

"Sebenarnya, selain untuk memberitahukan kondisi Putri Tania, ada hal lain yang perlu saya sampaikan kepada Nona Citra terkait dengan kedatangan saya ke panti hari ini." Ucapan Pak Hasan membuat Citra kembali menatapnya. "Namun, saya akan menjelaskan sesuatu terlebih dahulu agar Nona Citra tidak merasa bingung dan terkejut."

Pak Hasan menerima sebuah map besar berwarna marun dengan logo emas Kerajaan Nevalia, dari salah satu orang yang Citra pikir bodyguard. Kemudian Pak Hasan mengeluarkan sebuah kacamata bulat dari dalam saku jasnya dan membacakan isi map tersebut kepada Citra dan Bu Pita.

"Dalam peraturan Kerajaan Nevalia nomor 87 pasal 1 tentang pernikahan antara Raja dan Ratu atau Pangeran dan Putri berbunyi; bahwa Raja dan Ratu atau Pangeran dan Putri yang sudah menikah dan menjadi anggota keluarga kerajaan Nagaraa tidak diperbolehkan berpisah atau bercerai. Mereka harus menjaga nama baik kerajaan, mengabdi kepada rakyat, dan kerajaan Nevalia seumur hidup. Dan jika salah satu dari Raja dan Ratu atau Pangeran dan Putri berselingkuh, maka hukuman mati adalah tanggungannya.

"Namun, jika salah satu dari Raja dan Ratu atau Pangeran dan Putri memiliki penyakit atau sedang sakit keras yang berisiko dengan kematian, maka diberlakukan ketentuan adat kerajaan—yang sudah tertulis sejak Raja Omar Dzaki Nagaraa menjabat sebagai Raja pertama Nevalia. Dimana;

"Jika Raja atau Pangeran yang memiliki penyakit berisiko dengan kematian, Ratu atau Putri tidak diperbolehkan untuk menikah lagi atau harus menjanda seumur hidup untuk mengabdi kepada raykat dan kerajaan Nevalia. Dan jika Ratu atau Putri yang memiliki penyakit berisiko dengan kematian, Ratu atau Putri—melalui penasehat kerajaan dan Raja yang menjabat—diwajibkan mempersiapkan pengganti yang sudah ditunjuk oleh Ratu dan Putri itu sendiri untuk menggantikan dan meneruskan semua tugas kerajaannya.

"Jadi tujuan saya datang ke sini ingin memberitahukan bahwa...," Pak Hasan menutup map itu dan menatap Citra dengan serius. "Putri Tania sudah memilih wanita yang dia tunjuk untuk menggantikan tugasnya sebagai Putri Mahkota Nevalia dan istri dari Yang Mulia Pangeran Abdul Sagaar Nagaraa. Dan nama gadis yang Putri Tania tulis dalam surat kuasa kerajaan adalah nama Nona. Citra Ayudia."

Royal Prince (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang