Happy Reding :)
Setelah Davin mengantarkan Bella pulang ke rumah ia pun kembali ke rumah. Belum akhir pekan ia sudah di suruh Shaga untuk pulang karena harus menjaga Amar. Amar kini sudah diperbolehkan pulang. Davin pulang bersama Zafran, Jerry dan Bianca. Mereka juga berencana menengok Amar.
"Kok mobil Bang Genta gak ada ya? Apa dia gak bawa mobil?" gumam Zafran.
"Sama Bang Kenzo mungkin, cuma ada mobil Bang Kenzo doang" ujar Bianca sembari melirik ke arah mobil yang parkir dihalaman rumah Davin.
"Paling udah di dalem Fran, yaudah buru masuk" ajak Davin.
Mereka memasuki rumah Davin, Davin mengedarkan pandangannya. Sedari ia memarkirkan mobilnya memang dirinya tak melihat mobil Shaga, sudah dipastikan Shaga kembali ke kantor setelah mengantar Amar pulang.
"Tuh Abang lo," ucap Jerry.
"Hay, udah dateng kalian?" ucap Kenzo.
"Gausah keganjenan lo sama Bang Kenzo, kebiasaan!" bisik Davin pada Bianca.
"Bisik lo! Dari pada lo gak mau gue ajak ewita," goda Bianca.
Davin memutar bola matanya malas, dia melihat Bianca mengulum senyum menggoda. Hingga Davin pun menonyor kepala Bianca. "Sinting emang lo!"
"Papa balik ke kantor Bang?" tanga Davin.
"Iya tadi langsung berangkat lagi," jawab Amar.
Tiba tiba Davin melihat jika Bianca sengaja akan duduk tepat di sebelah Kenzo. Davin langsung menarik baju belakang Bianca agar ia tidak duduk di sebelah Kenzo. "Eh lo gak usah ke gatelan sama Bang Kenzo. Gue tau akal busuk lo," ucap Davin sembari menarik Bianca.
Kenzo pun tertawa melihat tingkah Davin dan Bianca. Mereka memang sudah mengetahui jika Bianca menyukai Kenzo.
"Ah elehhh! Bilang aja lo cemburu kan Pin?" ucap Bianca.
"Mulai mulai lo berdua! Gue kawinin lo berdua!" ucap Zafran.
"Bisik!" jawab Davin.
"Den Davin, mau mbok Jum bikinin minum apa?" tanya mbok Jum.
"Lo pada mau minum apa?"
"Yang seger aja mbok," ucap Zafran.
"Mbok sama kopi buat saya ya?" ucap Davin.
"Masih sama kan Den tanpa gula?" tanya mbok Jum.
"Iya mbok tanpa gula," jawab Davin.
Mbok Jum pun beralih ke dapur untuk menyiapkan minuman dan cemilan.
"Lo masih suka kopi hitam tanpa gula?" tanya Genta.
"Kan emang gitu, sejak kapan gue minum kopi campur gula" jawab Davin.
"Gue masih heran sama lo, lo pernah minum cappucino juga tanpa gula andthen lo pesen lagi espresso. Gila sih lo Pin. Makannya lambung lo meronta ronta," ujar Genta.
"Apa sih yang buat lo merusak lambung lo?" sela Kenzo.
Davin mengelengkan kepalanya dan tersenyum pada mereka. Bianca yang memperhatikannya jelas tau jika semua itu karena luka dimasa lalunya. Luka yang membuat ia tumbuh seperti sekarang. Luka yang membuat ia merusak dirinya sendiri bahkan melampiaskan kepada wanitanya. Davin juga tidak tau dan tidak bisa membedakan mana senang mana sedih, baginya semua sama saja.
"Gak ada Bang, emang gue suka," jawab Davin.
"Bohong dia," timpal Amar.
"Lo jadi kayak gini setahun setelah mama pergi, gue tau, Pin" sambung Amar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurts Enough
Teen Fiction"Katakan apa adanya padaku. Aku tidak ingin menjadi orang yang memberimu payung saat kau kehujanan. Melainkan aku ingin kehujanan bersamamu" -Davin Arshan Dirgantara "Aku tidak bisa menolaknya, walaupun aku tau dia bermasalah. Tapi aku ingin tetap b...