[FANFICTION] R17+
[;] "I take what I have."
Miliknya pergi. Dan dia tak suka di tinggalkan. Dia tak pernah membiarkan apa yang di milikinya pergi apa lagi sampai di rebut orang lain.
Baginya, miliknya adalah hal mutlak yang bersifat untuk selamany...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
"Kau bisa mati saja, Yoona." ujar Taehyung. Ia diam beberapa detik seolah tengah memikirkan sesuatu. "Ah, Saron!"
Mendengar nama Saron disebut, Yoona semakin menguatkan diri untuk tetap bertahan dan melepaskan diri. Tidak dengan Saron, batin Yoona.
Taehyung yang tahu Saron adalah kelemahan Yoona, mengulas senyum lebar. Ia mempertahankan kekuatan di leher Yoona.
"Meski kau bilang, Saron adalah anak Mild Corp dan bukan anakku, aku cukup dermawan," khotbah Taehyung dan Yoona tahu arah kalimat Taehyung akan berakhir seperti apa. "Aku akan menulis nama Saron sebagai ahli waris, SKYE. Lalu kita bisa mati bersama," tambah Taehyung kemudian tawanya tercipta, merasakan Yoona yang terus menggeliat. "Bayangkan, Saron akan dikejar oleh dua perusahaan besar!"
Yoona berjuang sekuat tenaga lalu menendang Taehyung. "Arrghhkk!!!" jerit Yoona, lepas dari cengkraman Taehyung. Ia terbatuk beberapa kali, menarik napas, mengisi paru-parunya dengan udara sebanyak yang ia bisa. Ia menatap Taehyung jijik. "Aku akan membunuhmu jika kau menyentuh Saron!" ancam Yoona penuh keyakinan.
Taehyung tertawa geli. Ia mengangguk setuju dengan ancaman Yoona. "Tentu, Yoona. Aku akan tetap mencintai apapun yang kau lakukan padaku, kau selalu tahu itu, kan?"
Yoona menjerit dan tangis pecah. Ia takut kalau Taehyung benar-benar menyentuh Saron. Lima tahun lalu hidupnya cukup hancur, ia tak ingin mengulang lagi kehancuran itu. Ia memohon pada Taehyung untuk tak menyentuh Saron, melupakan harga dirinya, bersujud pada Taehyung. "Tidak ... jangan Saron, aku mohon ..." Yoona memohon dengan sungguh-sungguh, kepalanya menggeleng kuat di atas sepatu mengkilat milik Taehyung.
Taehyung merendahkan tubuhnya. Meraih dagu Yoona, memaksa wanita itu untuk menatapnya. Dan senyumnya terukir dengan gaya elegan. "Ya, sayang ..." bisik Taehyung lalu membawa tubuh Yoona dalam dekapannya.
Tubuh gemetar Yoona ditekan lembut ke dalam pelukan Taehyung. Pria itu menghujani Yoona dengan ciuman dan kecupan manis di tempat yang bisa dijangkau oleh bibir Taehyung.
"Kamu tahu, kan, seperti apapun kamu berusaha, kamu tetap miliku," tandas Taehyung lalu mempertemukan bibirnya dengan bibir Yoona. Mendorong lidahnya masuk ke mulut Yoona, menyapa lidah Yoona yang sudah lama tak ia temui.
Ciumannya kian dalam dan intens. Taehyung bahkan tak membiarkan Yoona menarik napas bahkan untuk satu detik saja. Kerinduan Taehyung pada Yoona ia limpahkan pada ciuman ini.
Yoona sendiri kewalahan untuk melawan Taehyung. Ia menahan tangan Taehyung yang bergerak masuk ke dalam kemeja yang ia pakai. Membuat Taehyung melepaskan ciumannya.
Yoona menggeleng.
Dan Taehyung hanya bisa mengangguk patuh tapi ia kembali mencium bibir Yoona meski tak seintens sebelumnya. Namun ciuman itu berlangsung lama.
***
Siwon melepas dasi yang mengikat lehernya, dua kancing teratas kemejanya ia biarkan terbuka. Hari ini tiba-tiba skandal yang telah lama dikubur oleh Mild Corp terangkat ke publik membuat Mild saat ini dalam masalah besar. Skandal dari pemimpin sebelumnya jelas membuat semua kolega dan klien mempertanyakan akan kinerja Siwon selama ini, mereka takut Siwon melakukan kesalahan yang sama seperti pemimpin sebelumnya. Atau mungkin lebih.
Saking sibuknya, Siwon bahkan sampai melewatkan untuk menjemput Saron dari Taman Kanak-kanak.
"Yoona ..." gumam Siwon. Nama wanita itu sudah seperti doa baginya, hanya dengan menyebut namanya sudah membuat Siwon tenang. Rasa lelahnya perlahan surut digantikan oleh rasa kantuk yang mulai menyerang. "Ehm ..."
Akan lebih menyenangkan kalau Yoona menjadi istrinya. Siwon lebih dari cukup untuk membuat wanita itu duduk diam menikmati apa yang Siwon hasilnya. Yoona tak perlu bekerja keras, Siwon sudah cukup kaya untuk memberikan semua yang Yoona inginkan. Dan Saron, Siwon percaya, dirinya akan menyayangi gadis kecil itu bahkan jika suatu saat Yoona melahirkan darah dagingnya. Tak akan ada yang berubah selain perasaan Siwon yang kian membesar setiap harinya.
Kapan hari itu akan tiba?
***
Bibir Taehyung terus mengulas senyum. Dengan dagu yang bertumpu pada tangan, Taehyung terus menatap Yoona yang duduk di seberangnya. Memperhatikan setiap gerakan Yoona bahkan gerakan sekecil apapun itu, Taehyung ingin merekamnya, pokoknya hanya akan ada Yoona.
Yoona mengulum bibir, ia melirik Taehyung yang terus tersenyum ke arahnya. Seperti orang mesum, batin Yoona.
"Bukan, kah, kau sibuk?" tanya Yoona dan Taehyung mengangguk. "Ka–kalau begitu sebaiknya kau kembali," ujar Yoona, berusaha untuk tak memperlihatkan kalau saat ini ia sedang mengusir Taehyung.
"Selama dua minggu aku bekerja seperti orang gila hanya untuk meluangkan waktuku untuk bersamamu, kau harus berterima kasih," tukas Taehyung masih disertai dengan senyuman.
Gila.
Yoona menatap jam tangannya. Ia mengesah napas. "Aku ada janji—"
"Kalau begitu, mari, aku antar."
Sinting.
Yoona meneguk berbagai kata kotor yang hampir ia semburkan pada Taehyung. "Ku mohon," Yoona memohon. Mungkin memohon akan jadi satu-satunya senjata untuk menghadapi Taehyung.
Taehyung mengesah napas. Ia mengangguk, menyerah. "Fine," putus Taehyung dan Yoona tersenyum, benar-benar berhasil. "Siapa yang kamu temui?" tanya Taehyung penuh selidik.
"Ini masalah pekerjaan!" tandas Yoona. Ia tak menyukai Taehyung yang seperti ini, membatasi siapa pun yang akan ditemui oleh Yoona.
"Oke, tapi janji padaku," titah Taehyung lalu melanjutkan, "setelah selesai, temui aku. Kalau kau tidak datang, aku tak punya pilihan selain pergi menemui kamu," ancam Taehyung.