Bab 14 - Di tembak pak Putra

425 18 0
                                    


Hari ini setelah selesai bimbingan kami berkumpul di kos Emi. Kami berencana mengerjakan revisi maupun proposal kami yang masih belum sempurna.

Sebenarnya ajakan untuk mengerjakan secara berbarengan ini di cetuskan oleh silvi dengan alasan agar tidak bosan jika dikerjakan bersama-sama. Aku hanya mengikuti saja, aku yakin sebentar lagi setelah ini pasti teman-teman ku ini sibuk bergosip ria.

Selesai makan siang, masing-masing mulai sibuk membuka laptop. Ku lihat Putri dengan serius mengetik di laptopnya, di antara kami berlima Putri emang yang paling pintar, IPK nya selalu tinggi. Wanda nampak sibuk membuka dan membolak-balik buku yang berjudul 'Metode penelitian'. Emi terlihat seperti sedang berpikir keras sambil sesekali menggaruk kepala nya yang tidak gatal. Silvi? ah anak itu sedang sibuk mengotak-atik HP nya. Sepertinya dia sedang sibuk membucin dengan gebetan barunya, silvi emang terkenal player di antara kami berlima.
Sedangkan aku, aku melihat kembali apa saja yang perlu di revisi dari proposal ku ini.

Sejam berlalu suasana masih tenang dan kondusif. Masing-masing kami tampak serius berkutat dengan laptop.

Setengah jam kemudian, terdengar helaan nafas dari orang di seberang ku.

"Hufzz... Pusing kepala gue lama-lama" Adu Emi

"Iya nih, kepala gue mulai cenat cenut" Ucap Silvi.

"Aelah, semangat dong, katanya mau wisuda cepat" Aku menyemangati mereka

"Ntah lu sil, mi, katanya enggak sabar mau cabut dari ni kampus" Ucap Wanda melirik ke arah Emi dan Silvi

"Udah kerjain yang bener, biar cepat kelar" Putri ikut menimpali.

"Break bentar dong, kopi time dulu" Bujuk Emi

"Gaya-gayaan lu kopi time segala. Lu kira lagi di kantor ni" Wanda melirik Emi malas

"Lu mah enggak asik" Protes Emi

"Silvi, main yuk?" Ajak Emi mengganggu silvi

"Temani noh adek lu sil, entar nangis" Ucap ku pada silvi

"Dihhh gue enggak punya adek ya" Bantah silvi yang merupakan anak bungsu.

Tak lama suasana kembali tenang, tapi tak bertahan lama. Emi kembali mencoba mengusik teman-teman nya.

"Han, cerita dong gimana lu waktu ketemuan sama bapak kulkas kemarin? Lu belum cerita ya sama kita" Ucap Emi menarik perhatian yang lain

"Eh iya Han, lu belum cerita kepo gue. Di ajak kemana lu?" Wanda ikut penasaran

Kan, sudah ku duga. Kalau sudah begini pasti ujung-ujungnya berakhir menggosip.

"Enggak ada yang spesial, cuma di ajak makan aja" Jawab ku malas.

"Masa gitu doang? Enggak mungkin dia tiba-tiba ngajak lu kalau enggak ada yang penting" Ujar putri tanpa mengalihkan pandangan nya dari laptop.

Kalau sudah putri yang bicara, aku tidak bisa mengelak. Anak itu pasti tau ada sesuatu yang terjadi. Dia sangat pintar menganalisa.

"Nah bener, lagian lu bilang dia irit ngomong kan. Jadi enggak mungkin dia ngajak lu ketemu kalau nggak ada yang di bahas" Wanda menatap ku bertanya

"Okey,, gue cerita ni. Gue kaget juga sebenarnya sekaligus enggak percaya. Kalian tau enggak?" Tanya ku menggantung sambil menatap ke arah mereka

Mereka juga saling menatap seolah bertanya satu sama lain. Kemudian mereka menggeleng serentak. Lalu kompak menatap kearah ku seakan bertanya.

"Dia nembak gue" Ucap ku tanpa ekspresi

My HaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang