Sixteen: Blackmail

1 0 0
                                    

Yerin datang ke sekolah dengan perasaan campur aduk. Kedua matanya sembab setelah semalaman menangisi fakta bahwa dia telah ketahuan. Seseorang telah mengetahui rahasianya dengan Chanyeol. Bukan hanya itu, orang itu juga memberi Yerin peringatan yang ditulis di sebuah kertas, memberitahu agar Yerin tidak macam-macam pada Hwang Shinbi atau berani membawanya keluar dari Korea.

Ada yang tahu tentang rencananya selain dia dan Chanyeol. Segalanya telah ketahuan.

Yerin kacau. Murka dan tak berdaya di saat bersamaan.

"Apa gue pergi aja ke Dubai?" Gadis itu memainkan susu pisang yang mungkin tinggal separuh. Saat ini Yerin tidak bersama dengan Shinbi. Gadis itu tidak masuk. Entah kenapa. Dihubungi pun tidak bisa. Sepulang sekolah nanti, Yerin akan ke rumahnya.

"Yerin!" Yang dipanggil mendongak, melihat siapa yang memanggil.

Arin, dengan senyum cerah melambai ke arahnya. Yerin mengernyit, bertanya-tanya kenapa gadis itu berada di kantin Kelas Elite? Tapi setelah melihat keberadaan Jennie dan Soojin yang baru selesai menaruh nampan mereka, Yerin paham. Ternyata kedua orang itu rela melakukan apapun demi mencapai apa yang mereka mau.

Memikirkannya, Yerin tersenyum miring. "Rela melakukan apapun demi tujuan, ternyata sangat manusiawi, ya," dia membatin. Yerin balik tersenyum pada Arin yang selanjutnya melambai padanya dan pergi dari kantin mengikuti Jennie dan Soojin.

"Ya, rela melakukan apa pun demi tujuan memang manusiawi. Dan gue adalah manusia biasa yang akan rela ngelakuin apa pun demi seseorang yang gue sayang. Masa bodo dengan teror itu." Yerin menghabiskan susu pisangnya, lalu menghancurkan kemasan kuning itu dan melemparnya ke tempat sampah. Lalu beranjak pergi dari kantin.

Melihatnya keluar dari kantin, Cha Eunwoo segera membersihkan nampannya dan juga pergi. Dia mengikuti kemana Yerin pergi.

Karena tidak ada alasan bagi Yerin untuk turun ke lantai dua karena Shinbi tidak masuk, Yerin pun pergi ke tempat latihan taekwondo. Dia ingin melepas penat. Kepalanya yang sejak malam penuh dengan banyak pemikiran juga perlu refreshing.

Yerin sudah memakai seragam taekwondo-nya. Taekwondo Cheonsa, yang juga terkenal karena Yerin kerapkali menjuarai banyak pertandingan.

Yerin fokus pada salah satu samsak tinju yang ada di hadapannya. Tatapan matanya tajam menatap benda mati yang akan jadi pelampiasan kemarahannya itu.

Bugh! Satu tinjuan mendarat sempurna. Sangat kuat dan cepat. Seperti kepalanya yang memutar banyak sekali masalah yang dia hadapi belakangan ini.

Bugh! Tinjuan lain menyusul, kali ini Yerin memikirkan foto-foto itu. Memperkirakan siapa yang mengirimnya.

Bugh! Tendangan Yerin keluarkan. Dengan kaki jenjangnya, dia berhasil menggoyahkan samsak tinju itu melayang jauh.

"Ayo Yerin, berpikir! Siapa?" Bugh!

"Siapa yang ngirim foto-foto sialan itu?" Bugh!

"Siapa yang berani ngehalangi lo raih tujuan lo?" Bugh!

"Siapa yang berani ngusik Jung Yerin?" Bugh! Bugh!

"SIAPA?! SIAPA?! SIAPA YANG BERANI?!" Bugh! Bugh! Bugh! Bugh!

"Berpikir, Yerin! BERPIKIR! SIAPA?!" Bugh! Bugh!

"JUNG YERIN!"

Yerin sontak menghentikan tangannya yang meninju samsak terus menerus. Napasnya memburu, dadanya naik turun, pelipis Yerin sudah dipenuhi dengan buliran peluh, rambutnya pun basah dan poninya sudah berantakan.

Truth & Lies: War in Life (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang