"Kamu kenapa sih ge"
"Kamu yang kenapa! Aku udah capek sama kamu, Shan."
"Capek kenapa? Aku salah apa? Tolong jangan egois, Gracia"
"Kamu!! Kamu selalu pergi sama cewe-cewe itu, bahkan kamu nggak pernah bilang sama aku!" ucap gracia dengan nada lumayan tinggi
"Buat apa? Toh, kamu juga sering main sama cowo-cowo itu tanpa sepengetahuan aku"
Shani masih bisa berbicara dengan lembut, kepada Gracia."Kamu egois, shani!"
"KAMU! KAMU LEBIH EGOIS SHANIA GRACIA!"
Emosi nya sudah tak bisa di tahan lagi, dia kelepasan berbicara nada tinggiSementara Gracia? Iya, dia sudah menangis sekarang. Dia pergi meninggalkan Shani di kamar itu, tapi di tahan oleh Shani.
"Tunggu ge"
"APA? KALO KAMU MAU BENTAK-BENTAK AKU KAYA TADI LAGI, MENDING AKU PERGI"
"Stop, aku gamau berantem lagi ge"
"Kamu duluan!"
"Kita selesai kan dengan kepala dingin, Gracia. Jangan emosi kaya gini, tolong jangan egois" ucap Shani dengan lembut, Gracia hanya menatap ke arah bawah
"Gini ya, Gracia. Aku sama kamu itu udah terlalu toxic hubungan nya, kamu selalu pergi kemana mana nggak pernah izin ke aku, sementara aku? Aku bahkan selalu nge chat kamu dan selalu izin, tapi apa respon kamu? Kamu cuma jawab seadanya. Kamu bilang kamu sibuk, ini lah itu lah, nyata nya apa? Kamu malah main sama mereka-mereka itu. Kenapa? Seru ya main sama mereka di banding sama aku?"
Jujur saja, Shani tidak kuat mengatakan itu. Air mata nya sudah mengalir di pipi lembut milik Shani"Maaf"
"Maaf nggak cukup buat nebus semua yang kamu lakuin ke aku, Gracia. Aku mau kita putus." Shani langsung pergi meninggalkan Gracia
"Shani, Tunggu!" Gracia menahan tangan Shani
"Aku butuh waktu sendiri dulu, kamu nggak usah ganggu. Nanti malah kita berantem lagi"
"Oke oke aku ngerti, tapi tolong jangan putus Shani. Iya aku jujur aku sedikit bosen sama kamu, tapi aku masih sayang sama kamu. Tolong, jangan pergi dari hidup aku Indira. Aku bener-bener nggak bisa hidup tanpa kamu, sama aja kaya kamu nge bunuh aku!"
"Iya, Ge. Kita break dulu sampe aku udah baikan ya pikiran nya"
"Oke.. Kamu, mau pulang?"
"Iya, aku duluan ya. Permisi"
"Mau aku anter ngga?"
"Ngga usah, makasih"
"Hati-hati ya, tolong jaga diri kamu buat aku"
Shani tidak menjawab, dia masih menangis sekarang. Sekarang Shani sudah berada di taxi menuju ke lokasi yang dia inginkan.
***
Pukul 01.23
Shani sedang jalan pulang menuju rumah nya. Iya, dia baru saja pergi ke club karena merasa stress dengan apa yang ada di kepala nya, rasanya mau meledak. Dia berada di taxi sekarang.
"Pak, tolong lebih cpet ya~" Shani sudah mabuk berat, sopir nya pun berfikir akan menelpon orang yang bersangkutan. Panggil saja sopir nya pak Somat
"Aduh, iki piye yo. Di kunci lagi hp ne"
"Oh iyo, tak coba pake wajah e wae"
Berhasil! Pak Somat cerdas ya.
Sekarang hp Shani terbuka, pak Somat mencari kontak yang menurut dia bersangkutan. Pak Somat melihat kontak "Gracia🤍", benar saja pak Somat langsung menelpon Gracia. Gracia yang kaget di telpon oleh Shani, langsung mengangkat telpon tersebut. Tapi aneh, karena suara ini bukan suara Shani.
"Halo, apa benar ini pak Gracia?"
"Halo, ini siapa ya. Kenapa anda bisa menelpon saya lewat handphone pacar saya?"
Pak Somat heran, karena Gracia bilang pacar tapi suara yang keluar adalah suara perempuan.
"Eh cewe to, ngapunten mbak. Iki saya pak Somat, sopir taxi seng nganter ne Shani, Shani e mabok berat, Mbak. Boleh tolong kesini po ra yo? Ngko tak sharelock lokasi ne."
"Oh bisa pak, saya tunggu ya."
Gracia yang berada dirumah langsung bergegas menjemput sang pujaan hati***
"Ini pak Somat bukan?"
"Eh, mbak nya Gracia kan yo? Iyo iki saya, Shani ono neng jero, Mbak."
Gracia langsung menggendong Shani ala bridal style, dan memasuk kan nya dalam mobil milik Gracia. Gracia meniduri Shani di kursi belakang mobil tersebut, saat ingin pamit pada pak Somat, tangan gracia di tarik dan dia berada di atas Shani.
"Sayangg, aku kangen"
"Sebentar ya sayang, aku pamit dulu sama sopir nya baru kita pulang"
"Sayangghh panas"
"Iya, sayang. Nanti ya"
Gracia langsung meninggalkan Shani di dalam mobil itu.
"Makasih ya, pak Somat. Ini uang dari saya, saya pamit dulu"
"Ehh, ini kebanyakan mbak. Ra usah rapopo mbak."
"Terima aja ya pak, saya buru-buru soalnya"
"Iya mbak, makasih ya mbak"
Gracia membalas senyum pada pak Somat
----
Hola, ini di lanjut part 2 ya kawan-kawan. Untuk part 2 nya gatau kapan, jadi tunggu aja, hehe.
Btw gajadi up minggu depan, soalnya ujian nya udah selesai hehehe.
Terimakasih sudah baca, jangan lupa pencet tanda bintang biar up nya lebih cepat. Maaf kalau semisal 1 part itu sedikit, soalnya lagi bener bener sibuk.
Sedikit spoiler untuk part 2, bakal ada adegan 18+ sedikit 🤏.
Udah gitu aja, thank u guys!
Bye 👋🏻