Shani telah sampai di rumah Gracia, Shani berdiri di depan pagar rumah milik Gracia. Bukan nya masuk, Shani justru membuka ponsel nya dan menelpon kontak sang kekasih.
"Aku udah di depan, buka pintunya."
"Dih, tumben. Biasanya juga langsung masuk."
"Biar sopan sama calon istri."
"Apa deh! Udah masuk aja, gak di kunci."
"Omw, pretty."
"Yayay-"
Belum sempat Gracia menyelesaikan ucapan nya, Shani justru terlebih dulu mematikan panggilan nya. Gracia mendengar ada langkah kaki yang menuju kamar nya, pasti Shani. Gracia menghitung dari satu sampai tiga, dan tepat pada hitungan ke tiga, Shani sudah membuka pintu kamarnya.
"Halo" ucap Shani
"Apaan, deh, pake halo-halo segala." Gracia memutar kedua bola matanya malas dan menatap ke arah lain.
"Jalan, yuk?" tawar Shani pada Gracia
"Aku mal-"
"Sushi." Shani memotong ucapan Gracia, karena Shani tau Gracia akan menolak nya.
"AKU MAU!"
Nah, kan. Shani tau pasti, kalau ada sushi pasti ada Gracia. Sebegitu jatuh cintanya Gracia sama sushi, bahkan cintanya sama sushi jauh lebih besar dari pada cinta untuk Shani sendiri.
Namun, ponsel Shani tiba-tiba berbunyi. Lalu Shani mengecek ponsel nya, ternyata chat tersebut dari Sisca.
"Sisca?"
"Ngapain dia?" Gracia yang mendengar ucapan Shani, langsung memberi pertanyaan dengan ketus.
"Nih, liat aja sendiri." Shani memberi ponsel nya kepada Gracia, lalu Gracia membaca pesan tersebut dengan seksama.
-
"Sushi nya enak, sayang?" tanya Shani pada Gracia yang sedang melahap sushi nya dengan penuh nafsu.
"Enwak." Gracia menjawab pertanyaan Shani dengan mulut yang penuh, dan sambil mengunyah sushi nya.
"Telen dulu." pinta Shani lada Gracia
Gracia hanya mengangguk lalu kembali fokus pada sushi milik nya. Shani hanya bisa menggeleng kepala, lalu kembali memainkan ponsel nya. Shani menghembuskan nafas nya dengan kasar.
"Kenapa?" tanya Gracia, karena Gracia bingung, Shani seperti mau memotret dirinya.
"Gaya, yang sangar." pinta Shani pada Gracia.
"Mau ngapain sih?"
"Di kirim ke Anin." jawab Shani dengan santai.
"Apa sih? Kok tiba-tiba?"
"Udah, cepetan gaya."
Gracia menurut pada perintah Shani, lalu setelah memotret dirinya, Gracia memindahkan duduknya menjadi di sebelah Shani, yang awalnya di depan Shani. Tentu Gracia penasaran dengan isi chat Shani dengan Anin.
"Nih, kalo penasaran." tiba-tiba Shani memberikan ponsel miliknya kepada Gracia, dengan senang hati Gracia menerima ponsel Shani, lalu membaca pesan dari Anin.
Setelah membaca pesan Anin, Gracia merasa Shani terlalu tiba-tiba mempublikasikan hubungan mereka berdua."Nanti kalo yang lain tau gimana?" tanya Gracia pada Shani.
"Ya bagus." tanpa melihat Gracia, Shani menjawab dengan santai.
"Kok bagus? Bukan nya kamu mau backstreet?"
"Aku bakal publish kamu, sekarang. Cek twitter."
Dengan cepat Gracia membuka aplikasi yang di maksud Shani, tentunya Gracia terkejut. Gracia melihat Shani memposting dirinya, bahkan dengan caption yang menurut nya sedikit alay. Tapi Gracia senang karena keinginan nya selama ini sudah tercapai, Gracia juga bahagia.
"Makasih ya, Shan. I love u." Gracia memeluk erat sang kekasih.
"I love u more, semestaku."
End