JBT - 2

299 44 88
                                    

"Apa lo bilang? Gue paling ganggu?" Emosi Melodi seketika memuncak saat mendengar ucapan Mairah.

"Iya, kenapa? Lo nyadar sekarang?"

"Gue sadar! Sadar banget kalau lo yang gak tahu diri. Kalau lo suka sama Candra ya suka-suka aja. Asal lo tahu aja sih, Candra gak bakalan ninggalin gue meski lo ganggu kita terus. Malah yang ada, Candra bakalan ilfeel sama kelakuan lo sekarang."

Ucapan Melodi semakin membuat Mairah marah. Wanita itu lantas melayangkan tangannya hendak menampar Melodi. Namun, dengan sigap Melodia menahan tangan itu.

"Kalau pun Candra milih elo, gue gak akan sudi nerima lo jadi istri dia," bisik Melodi sebelum meninggalkan Mairah di toilet seorang diri.

Melodi segera kembali menuju tempat duduknya bersama Anisa. Wanita berhijab itu nampak penasaran dengan Raut wajah Melodi yang berubah drastis dari sebelumnya.

"Kenapa?" tanya Anisa setelah menyeruput minumannya. Belum sempat Melodi menjawab, Candra yang tadinya duduk dengan para lelaki kini berpindah di samping Melodi.

"Kenapa lo?" tanya Candra juga.

Saat hendak menjawab, Mairah datang dan ikut bergabung di meja Melodi. Seketika mood Melodi kian buruk.

"Niat gue hangout biar happy, tapi, ada yang dengan sengaja ngerusak mood gue. Sial bener malam ini gue," ucap Melodi dengan memandang tajam Mairah yang duduk tepat di hadapannya.

"Lo kenapa? Mau balik aja?" tanya Candra.

"Gue balik sama Nisa aja, lo lanjut aja," jawab Melodi.

"Iya, kita naik taksi online aja, Dra. Lo di sini aja sih gak papa," timpal Anisa setuju dengan Melodi.

"Gue bisa antar kalian, terus balik lagi ke sini, ayo."

"Mereka aja gak mau lo antar kok lo maksa banget sih, Dra? Mending lo di sini sama gue, sama yang lainnya juga," ucap Mairah ikut bersuara.

"Gue yang jemput mereka, yakali gue biarin mereka balik tanpa gue. Ayo deh jalan sekarang." Candra berdiri siap untuk mengantarkan dua sahabat gadisnya pulang.

"Ah, gue suka sikap lo, bertanggungjawab" ucap Anisa semakin mematik api amarah pada diri Maira.

Melodi pun segera beranjak dan berpamitan pada rekan-rekannya yang lain. Begitu juga Anisa yang turut berpamitan.

"Sialan! Makin menjadi aja Mairah deketin elo," gerutu Melodi setelah masuk ke dalam mobil Candra.

"Kenapa?" tanya Anisa mulai penasaran.

"Tadi dia datangin gue di toilet, segala maki-maki gue, nyuruh gue pergi dari hidup Candra lagi. Segila itu cewek lo, Dra."

"Hei! Dia bukan cewek gue asal lo tahu. Kalau lo sama Nisa gak suka, gue gak bakal pacarin. Lagian gue juga gak tertarik sama sekali sama Mairah."

"Tapi, dia ngejar-ngejar lo terus kan, Dra?" tanya Anisa.

"Ya iya sih. Kaga pernah gue ladenin juga. Tahu sikap dia ke elo kayak gini, gue bakal makin jauhin dia sih."

"Bagus deh. Lo jangan sampai jadi sama cewek aneh itu. Dia cuma terobsesi sama lo. Bukan cinta," kata Melodi sambil menyandarkan tubuhnya.

"Apa lagi yang dia lakukan ke elo?" tanya Candra sambil sesuka melihat Melodi dari spion tengah.

"Lo gak perlu tahu sih. Daripada dikiranya gue tukang ngadu," jawab Melodi sambil memejamkan mata.

"Ya udah lah, Mel, biarin, gak sekali ini kan lo dilabrak sama Mairah. Biasanya lo juga biasa aja," timpal Anisa.

Jodohku Bos TemankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang