Bel tanda istirahat berbunyi nyaring. Lorong sekolah yang tadinya sepi kini dipenuhi oleh siswa-siswi yang lalu lalang, ada yang menuju kantin, ada yang menuju perpustakaan, juga mungkin toilet. Namun ada juga yang malah menuju gudang terbuka dihalaman belakang sekolah, contohnya Hueningkai dan tiga siswa lainnya.
"Hyung, aku selalu penasaran bagaimana kau bisa membeli barang ini. Kau kan belum legal, memangnya tidak masalah?"
"Beli? Cih! Aku masih sayang dengan uang jajanku."
"Lalu bagaimana kau bisa punya?"
"Kau tidak perlu tahu, bocah."
"Dia mempertaruhkan sifat tempramen ayahnya demi mendapatkan barang itu."
"Jangan-jangan kau mencurinya dari ayahmu?"
"Ya, memang darimana lagi aku bisa dapat?"
Kepulan asap menyembul diudara. Selain Hueningkai, tiga orang lainnya terlihat sedang mengisap batangan kertas berisi tembakau itu dengan cukup lihai. Salah satu yang termuda menyikut lengan Hueningkai, membuat lelaki itu menoleh sambil menyeruput jus anggur yang ada ditangannya, "Cobalah, Kai. Ini memang tidak enak, tapi kau akan merasa keren hanya dengan memegangnya saja." -Bisik Jake, dia adalah satu-satunya teman dekat yang dimiliki oleh Hueningkai dikelas.
Hueningkai merespon ajakan temannya itu dengan gelengan cepat, "Tidak. Kau saja."
Jake mendesis tak suka, "Ayolah, Kai. Aku tidak enak pada Beomgyu hyung jika kau menolak." -Lanjutnya masih berbisik.
Beomgyu tersenyum miring, tangan kanannya mengambil satu batang rokok dari dalam bungkusnya yang sudah setengah kosong, lalu menyodorkannya langsung kehadapan Hueningkai, "Ambil ini. Kalau kau tidak mau, tinggal buang saja ke tanah."
Bohong jika Hueningkai bilang dia tidak penasaran dengan rasanya. Diumurnya yang sekarang, dia sedang di fase ingin tahu urusan orang dewasa, terutama merokok tentu saja, karena mungkin hal itu adalah yang paling mungkin untuk dicoba. Tapi tetap, usianya belum legal untuk bisa bebas membeli rokok di minimarket. Tapi, kali ini barang itu sudah ada ditangannya, gratis, tanpa harus repot memikirkan cara untuk mendapatkannya.
"Hyung- bukan begitu... Aku..."
"Tenang saja, Kai. Aku tidak akan memberitahu Taehyun." -Ujar Beomgyu meyakinkan, "Lagipula dia juga sedang tidak sekolah, kan? Jadi tidak mungkin ketahuan jika diantara kita tidak ada yang membocorkan." -Sambungnya, dan direspon anggukan langsung oleh Hueningkai.
"Aku percaya denganmu hyung. Tapi..." -Disela kalimatnya yang terjeda, Hueningkai mencuri pandang kearah seseorang yang ada dipojokan. Beomgyu mengikuti arah pandangan Hueningkai lalu terkekeh.
"Ah, orang ini?" -Beomgyu menatap sosok itu dari atas kebawah dengan pandangan sepele, "Memangnya ada apa dengan dia? Dia itu hanya berbicara jika itu berhubungan dengan tiga hal, Han Seung Yeon, Bebe Rexha, dan anime. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari Soobin. Bahkan kau bisa menganggap dia hanya halusinasimu saja." -Cibirnya, ditimpali suara tawa Jake yang menggema. Sedangkan Soobin sebagai korban hanya mengangguk tak peduli dan lanjut mengisap rokok yang diapit dua jarinya, lalu menghembuskan asapnya lagi ke udara.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWIN FLAME || Taehyun & HueningKai ✓
Fanfiction[BROTHERSHIP] [100% FIKSI] Satu peti, satu jiwa, dua raga. ••• Yang mereka suguhkan bukanlah fantasi, bukan pula komedi. Berharap inspiratif, justru ironi yang terjadi. Terima saja apa adanya si kembar sial yang terikat dalam silang sengkarut atas p...