35. Kai, Are You Okay?

523 58 66
                                        













Plak!...

"Ini adalah peringatan pertama dan terakhirku!!! Stay away from my lover!!! You motherfuck*ng b*tch!!!"

Tamparan kencang di pipi kirinya membuat Yoona terhempas di lantai lorong rumah sakit yang tengah minim pengunjung. Di tempatnya, Yoona membeku. Dia hanya dapat mendengar deru napas keras dari arah seorang wanita yang tengah berdiri tegap di hadapannya. Tanpa melihat wajahnya, Yoona sudah tahu bahwa wanita itu tengah menatapnya dengan pandang rendah, menusuk, penuh marah. Saat Yoona sudah berani mengangkat wajahnya, dia sungguh terkejut, seorang wanita berperawakan tinggi yang lekuk wajahnya begitu familiar dia lihat.

Tanpa bicara sepatah kata pun, Yoona hanya mematung saat wanita itu melenggang jalan melewatinya begitu saja dengan hentak kakinya yang dikeraskan. Napasnya yang tertahan, mulai dia hembuskan secara perlahan, dadanya masih berdebar keras.

Cukup lama Yoona memandang nanar pada berkas hasil laboratorium entah milik pasien yang mana. Yoona mulai menggerakkan tangannya yang gemetar untuk membereskan kertas-kertas yang bertebaran di lantai tersebut. Kesulitan ia membenahi kekacauan yang wanita gila tadi perbuat, mendadak Yoona mendapat bantuan tangan dari seseorang yang datang tiba-tiba.

"Joy Celine Huening. Dia ibuku."

Geraknya terhenti, Yoona mendongak, suara itu dia kenal.

"Kai?"

"Taehyun benar, ibuku seperti serigala. Tapi aku tidak mengira, bahwa dia akan seperti itu juga kepada sesama wanita ... "

Yoona terdiam, masih berusaha untuk mencerna apa yang remaja jangkung itu katakan.

"Maafkan ibuku, noona," ucap Hueningkai lagi setengah berbisik.

Yoona memaksa senyumnya untuk timbul, namun tak bisa. Ibu jarinya terangkat untuk mengusap bawah matanya yang baru ia sadari telah basah.  "Aku ... aku hanya terkejut," ungkapnya dengan suara parau.

Hueningkai mengangguk paham.  "Aku juga," timpalnya singkat.

Sejenak mereka mengabaikan lembaran kertas yang masih terbengkalai. Diamnya mereka tanda sibuk dengan isi kepalanya masing-masing.

"Bagaimana kondisi Taehyun sekarang?" Yoona tak benar-benar ingin tahu. Wanita berparas anggun itu hanya mulai tak nyaman dengan keheningan yang membuat suasana menjadi canggung.

"Kenapa tidak noona lihat sendiri?" sahut Hueningkai menanggapi.

Tak menjawab, Yoona justru tertunduk kikuk, pupilnya bergerak gelisah. Melihat gelagat Yoona yang aneh, Hueningkai tak heran.

"Aku sudah tahu urusan dewasa apa yang noona dan appa sembunyikan dari aku dan Taehyun selama ini. Sebab jika tentang wanita, appa akan sangat bodoh dalam bersembunyi," papar Hueningkai dengan selipan tawa kecil di akhir kalimatnya. Namun itu tak berlangsung lama. Dalam sekian detik, rautnya berubah dingin.

"Sama seperti ibuku tadi, aku juga ingin memperingatkanmu, noona. Sebelum menyelam lebih jauh, aku harap noona segera menjauh dari appa."

Lagi, Yoona mendongak, kali ini ia terhenyak, alisnya menyatu kebingungan.  "Ma-maksudmu? ... " wanita itu gelagapan.

"Di belakang kami, kalian berdua sedang merencanakan pernikahan, bukan? Sayangnya, itu tidak akan pernah terjadi."

"Apa salahku?" tanya Yoona lagi.

Hueningkai menggeleng pelan, mata teduhnya menyorot lurus wajah Yoona yang masih membekas air mata.  "Tidak ada yang menyalahkan noona. Ini hanya soal appa yang harus berhenti menghancurkan hidup seorang wanita dengan dalih mencintai."

TWIN FLAME || Taehyun & HueningKai ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang