[CHAPTER LENGKAP✓]
[DRAMA/ANGST/FAMILY/BROTHERSHIP]
[100% FIKSI]
Satu peti, satu jiwa, dua raga.
***
Di antara sekaratnya, tak ada yang lebih menakutkan bagi Taehyun, kecuali kekalutan dalam mempertahankan Kai untuk tetap berada di sisinya sampai ma...
Tinggalkan komentar baik jika sempat^^ (harus sempat🪚🥰)
Selamat membaca
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
Aku mengalami begitu banyak kehilangan
Melewati seribu waktu kesepian
Hingga akhirnya aku menemukan diriku sendiri
dan begitulah caraku memenangkan kehidupan
—Kang Yeonjun @.Sanctuary
•••
Di ruang tahanan yang dingin dan sunyi, Yeonjun terduduk di sudut kecilnya, terhimpit oleh dinding kusam yang tak menawarkan pelipur lara. Mengabaikan lilitan perban yang masih melekat di lengannya, rasa sakit di dada nyatanya lebih hebat menghantui, seperti beban yang tak kunjung hilang dari akal. Dokter Choi berdiri di depannya, membawa kabar yang lebih menyakitkan daripada jeruji yang mengurungnya.
"Tiada hari tanpa ketakutan bayang-bayang Taehyun akan meninggalkanku. Tapi—Hueningkai? Ini tidak masuk akal," cicit Yeonjun dengan suara serak, hampir tak terdengar, namun mengandung luapan emosi yang sulit ia kendalikan.
Dokter Choi menarik napas panjang sebelum menjawab, “Tidak ditemukan satupun luka di tubuhnya.”
Yeonjun mengerutkan kening. Ia mencari-cari celah logis dari pernyataan itu. “Bagaimana dengan kandungan obat-obatan di lambungnya?” tanyanya cepat, hampir seperti memaksa.
“Sama sekali bukan itu. Tak ditemukan sedikitpun kandungan obat di lambungnya,” jawab Dokter Choi mengulang dengan nada yang tetap, seperti ingin meyakinkan. Tapi jawaban itu hanya membuat kekacauan dalam benak Yeonjun semakin liar.
"Niel ... Hueningkai sama sekali tidak melakukan satupun dari seribu cara bunuh diri seperti yang sekarang bermunculan di kepalamu," tambah Dokter Choi, suaranya terdengar berat, seperti sedang mencoba mengimbangi rasa frustrasi yang meliputi ruangan itu.
Yeonjun menggelengn kasar, mencoba menyangkal apa yang telah ia dengar. “Apa dia sakit selama ini? Dia mendapatkan gejala yang sama seperti Taehyun. Aku pernah mengatakannya hal ini padamu setahun yang lalu.”
Dokter Choi menghela napas. "Hueningkai turut menjalani tes lengkap kesehatan waktu itu. Bahkan tidak hanya satu kali. Dan berapa kalipun hasil tesnya keluar, tetap tak ditemukan setitikpun sel kanker yang bersarang di tubuhnya. Gejala itu murni kejanggalan fenomena yang tak bisa dijelaskan oleh akal manusia. Sama seperti sekarang. Penyebab kematiannya sama sekali tak terdeteksi oleh medis."