Sekalipun dunia menyuguhkan bagi mereka
tragedi bengis tak berujung,
selama ada salah satu di dalamnya,
mereka pastikan hadir tuk menetap lebih lama.
Pun walau dunia berkamuflase
sebagai surga putih berlangit pelangi,
tegas tak sudi mereka menjadi
bagian dari penghuni
jika salah satunya saja tak dihadirkan.
˗ˏˋ ✞ ˎˊ˗
—Twin Flame—
˗ˏˋ ✞ ˎˊ˗
Suara penggaris besi yang diketuk kearah meja kayu mendominasi ruang guru yang saat ini hanya berisi tiga orang saja.
"Aku tidak heran jika itu Huening Kai. Tapi... kau?"
Kai mendelik kesal ke arah guru olahraganya. "Apa maksud ssaem? Ini juga kali pertama aku telat!" sanggahnya membela diri.
"Kau telat setiap hari pun, tidak akan ada yang memperhatikan. Tapi, lihatlah Taehyun!"
Penggaris besi itu sekarang beralih fungsi menjadi penunjuk arah, sosok Taehyun adalah targetnya.
"Dia seorang ketua kelas sekaligus siswa yang dikenal berprestasi. Standar tinggi sekolah ini akan turun jika pihak luar tahu bahwa siswa pintar seperti Taehyun saja bisa melakukan pelanggaran sekolah!" ujar Kim seonsaengnim dengan suara tegasnya.
"Astaga, ssaem! Kami hanya telat beberapa menit saja! Bukan melakukan pelanggaran fatal seperti merokok atau bullying! Santailah sedikit agar awet muda!"
Guru olahraga itu melotot tak percaya bahwa ternyata ia memiliki murid sebengal Hueningkai. Selama ini anak itu selalu tertutup bayang-bayang kembarannya yang dicap murid baik dan teladan.
"KAU?! BERANINYA—"
Orang tua itu baru akan membuka mulutnya lagi, jika saja Taehyun tak buka suara untuk menghentikan perdebatannya dengan Kai.
"Sudahlah ssaem, aku minta maaf, aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi," ujar Taehyun. Setelahnya, ia berdiri lalu membungkukkan tubuh tanda merendah.
Taehyun menoleh ke arah kiri tempat Kai duduk. "Dan kau! Appa 'kan selalu mengajarkan kita bersikap sopan! Tidak baik berbicara seperti tadi pada orang yang lebih tua. Cepat minta maaf!" titahnya berlagak bijak.
Kai segera berdiri dan turut membungkuk menghadap Kim seonsaengnim. "Maafkan aku, ssaem," desisnya pelan, setengah ikhlas.
Ruangan itu hening sejenak, sebalum akhirnya Taehyun kembali duduk dan memijat pelipisnya.
Sejak bangun pagi tadi, tubuhnya sudah terasa aneh; tulang-tulangnya seolah remuk, lalu disusul oleh nyeri sendi yang tidak biasa. Kepalanya pusing sekali, ditambah dingin menggigil yang tak mudah dihangatkan. Mengganggu. Oleh sebab itu juga aktifitasnya jadi terhambat hingga ia telat membangunkan kembarnya yang tidur seperti orang latihan mati— mengakibatkan mereka berdua terlambat dan disidang oleh si tua galak.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWIN FLAME || Taehyun & HueningKai ✓
Fanfiction[CHAPTER LENGKAP✓] [DRAMA/ANGST/FAMILY/BROTHERSHIP] [100% FIKSI] Satu peti, satu jiwa, dua raga. *** Di antara sekaratnya, tak ada yang lebih menakutkan bagi Taehyun, kecuali kekalutan dalam mempertahankan Kai untuk tetap berada di sisinya sampai ma...
