Cerita Mini Tema Desember

12 1 0
                                    

Hujan Air Mata
Karya: Fitri Ane Lestari

Mendung menggelayut muram di langit pagi ini. Semesta seperti turut merasakan pedih karena kepergiannya. Sebuah kematian yang meskipun meninggalkan luka kehilangan di hati banyak orang, tetapi begitu indah.

Di hari Jumat penuh berkah selepas salat Subuh, dia pergi dengan damai. Tanpa memberikan kesempatan pada semua orang yang menyayanginya, menyiapkan hati untuk kehilangan. Begitulah, tidak ada yang tahu kapan ajal akan datang menjemput, bukan?

Amplop-amplop putih yang dia titipkan seperti biasa, masih teronggok di meja. Sedekah rutin bulan Desember ini menjadi sedekah terakhirnya. Akan aku tunaikan saat ini juga amanahnya.

Kupacu sepeda motor menembus gerimis. Tak kuhirau dinginnya hawa menusuk tulang meski sudah menggunakan jaket dan mantel. Langit menangis mengiringi perjalananku dari satu panti ke panti yang lain demi menunaikan amanahnya yang terakhir.

Pipiku basah bukan oleh air hujan, tapi air mata kehilangan dari seorang anak perempuan pada cinta pertamanya.

"Selamat tinggal Bapak. Semoga Allah pertemukan kita lagi di Jannah-Nya"

 Semoga Allah pertemukan kita lagi di Jannah-Nya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pict: The Atlantic

***

Desember Yang Terluka
Karya: Weedee

Nilla merapatkan jaketnya. Tangannya terasa kaku meski terbungkus sarung tangan wol lumayan tebal. Gadis berambut model bob itu memang tidak pernah menyukai bulan Desember. Selain karena musim dingin, Desember bagi Nilla hanya mengingatkan akan lukanya yang tidak pernah sembuh.

Meski kini Nilla ada di negara berbeda, kenangan itu seperti sengaja hadir dan mencabik-cabik memori dan lukanya setiap bulan Desember tiba.

Hari ini tiga tahun lalu, seharusnya Nilla sudah menyandang gelar istri. Semua rencana dan persiapan sudah matang, hanya tinggal menunggu hari pelaksanaan saja. Namun, seminggu sebelum semua terlaksana sebuah rahasia terungkap dan membuat mimpi-mimpi Nilla kandas. Sejak itu dia memilih menjauh dari keluarganya sendiri.

Masih terbayang di mata Nilla saat bertemu terakhir kali dengan kekasihnya untuk meminta penjelasan mengapa dia membatalkan pernikahan padahal mereka sudah menjalin hubungan selama delapan tahun. Mereka terpaksa berpisah karena Nilla bekerja di Hongkong untuk mencari modal usaha sekaligus biaya kuliah Nuri, adik kandung Nilla.

Sambil menangis dia memohon kepada Nilla, “Maafkan aku, Nilla. Tapi, aku harus bertanggungjawab atas perbuatanku.”

“Apa maksudnya, Kak?”

Lelaki itu masih terisak sambil bersimpuh di depan Nilla.

“Nuri hamil.”
Nilla mengerutkan keningnya, “Lantas apa hubungannya dengan Kak Evan?”

Dada Nilla mulai bergemuruh, tangannya mengepal dengan kuat. Meski tampak tenang, dia tidak dapat menepis prasangka buruk yang melintas di benaknya. Dia sempat curiga dengan keadaan adiknya yang tampak tidak sehat sejak Nilla kembali dari Hongkong, tetapi adiknya selalu mengelak setiap kali Nilla bertanya.

Another World (Kumpulan Cerita Terbaik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang