02

369 31 0
                                    


-☆-

Seorang pemuda tampak hilir mudik berlari kesana kemari mencari seseorang

Lelaki yang memiliki paras tampan bercampur cantik itu tiada lelahnya melangkahkan kaki

Sampai berhenti didepan taman bermain, matanya menyoroti sosok yang sedang dicari nya

Tanpa pikir panjang ia langsung menghampiri sosok itu

Bughh

Menepuk pundaknya-ah larat lebih tepatnya memukul

"sialan, kemana saja kau hah?! Kau membuat ku khawatir! Aku mencari mu kemana-mana kau tau tidak? Aku seperti orang gila yang tidak punya arah saat di fakultas mu tadi sialan, bahkan aku kerumah mu. Aku menelfon mu berkali-kali tetapi kenapa tak kau angkat telfon ku hah?! Pesan ku juga hanya kau angguri. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada mu, yang tidak ku ingin kan!"

Pletakk

Bughh

"AKH- ADUHHH HUANG RENJUN!!"

Setelah mengomeli Jeno dengan kalimatnya yang panjang lebar × tinggi × luas × itu yang tidak tau hasilnya berapa.

Renjun mendorong Jeno hingga jatuh dari ayunan yang sedang didudukinya

Lalu dengan santai-santai nya Renjun pun menduduki ayunan itu

Tanpa memperdulikan temannya yang sedang meringis kesakitan akibat dorongan dirinya itu

Jeno berdiri semampu nya dan duduk di ayunan sebelah Renjun

"kau pergi ke fakultas ku? Untuk apa?"

Sialan sekali si pemuda Lee ini

"Untuk menjadi orang gila! Ya tentu saja untuk mencari mu sialan!"

Bughh

Tiga kali

Tiga kali siang ini Jeno menjadi korban kdrt Renjun

"y-ya maaf aku hanya bertanya, Kenapa kau sangat sensitif!" ujar Jeno, sepertinya lelaki berdarah China itu memang tampak kesal

Apa sebabnya? Mari kita lihat

Flashback

Renjun nampak tenang sedang memainkan ponsel pintarnya sambil menikmati minuman di kantin fakultas nya

Tangannya dengan giras menekan-nekan setiap huruf di keyboard ponselnya itu

"sialan lama sekali dia" dengus Renjun celingak-celinguk

Iya, Renjun sedang menunggu Jeno

Setiap jam makan siang, memang Jeno selalu menyempatkan diri nya untuk makan siang di kantin fakultas nya Renjun dan selalu dengan Renjun tentu nya

Jadi siang itu Renjun menunggu Jeno seperti biasa, ia cukup sabar untuk menunggu di beberapa menit

Hingga keadaan mulai memanasi Renjun, lelaki bermata sipit itu tidak datang

crush on you ; jaemjen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang