Seperti biasa, seorang CEO yaitu Park Jeongwoo tengah mempersiapkan sarapan untuk istri kecilnya itu. Tak berlama ia pun segera menuju ke kamarnya untuk mengajak istrinya sarapan.
Jeongwoo segara memasuki kamarnya yang tengah diisi oleh istrinya yang sedang tidur dengan gaya membelakangi Jeongwoo. Jeongwoo segera mendudukan dirinya di kasur tepat Haruto sedang membelakanginya.
"Sayang, g'morn let's breakfast.."
"Hiks..."
Lagi lagi pria bertubuh kekar mendengar suara isakan dari sosok yang tengah membelakanginya itu. Jeongwoo segara membalik tubuh kecil yang sedang meringkuk dan segera Jeongwoo pangku istrinya itu.
"Hiks..."
"Sayangnya mas kenapa, hm? Kok pagi pagi udah nangis aja, kenapa hm?"
"Hiks.."
Hanya dijawab oleh isakan Haruto yang semakin mengecil suaranya. Haruto yang mendengar perkataan Jeongwoo lantas cepat cepat turun dari pangkuan Jeongwoo.
Belum dua langkah ke depan, kakinya terasa sakit untuk berjalan. Haruto hampir terjatuh jika Jeongwoo tidak bergegas mengambil tubuh Haruto yang ingin ambruk dan menghantam lantai.
"AW-!"
"Sayang, maafin mas ya. Udah bikin kamu ngga bisa jalan, maaf ya.."
Haruto yang kini sedang berada di pangkuan tubuh kekar itu lantas melihat Jeongwoo dengan tatapan sini dan itu lucu menurut Jeongwoo. Gemas.
"Haru laperr maaas"
Si manis itu ingin beranjak turun dari pangkuan Jeongwoo. Dan Jeongwoo kini hanya menatap istrinya yang jalannya seperti orang pincang. Jeongwoo sedikit terkekeh melihat Haruto yang berjalan sekarang menuju dapur, tanpa mengajaknya.
Biarkan saja toh dia juga tidak akan bisa memasak sendiri. Haha.
-
-
-
Jeongwoo baru saja keluar dari kamar mandinya, dan melihat Haruto yang masih makan nasi goreng buatanya. Segera Jeongwoo menghampiri Haruto yang tengah duduk membelakanginya.
Haruto merasakan seperti ada seseorang yang mendekatinya, dan benar saja. Itu Jeongwoo, dengan singgap Haruto cepat cepat menggeser kursinya dan menjauhi Jeongwoo.
Jeongwoo menatap heran akan kelakuan Haruto sejak tadi pagi ia bangun, Jeongwoo pun merasa sepertinya Haruto marah kepadanya (?)
Mungkin karna semalam? Bisa jadi. Jeongwoo akhirnya berpikir untuk memakai bajunya dulu dan menghampiri Haruto kembali yang masih berada di dapur.
Haruto melirik Jeongwoo dengan tatapan penuh amarah dan membiarkan pria bertubuh kekar itu duduk di sebelahnya. Menarik kursi yang tengah di duduki oleh sosok Haruto itu dan mereka semakin dekat.
Haruto yang merasa kursinya di tarik oleh sang dominan, merasa tidak enak. Ia sekarang tengah marah kepada Jeongwoo, dan sekarang apa lagi yang akan membuat amarah Haruto semakin meningkat.
Dengan cepat setelah kursi mereka menempel dan tidak ada jarak diantaranya, Jeongwoo segera mengangkat tubuh kecil Haruto dan mendudukannya ke paha kekarnya itu.
"Sayang, kamu kenapa hm? Mas ada salah? Iya? Bilang dong sayang. Biar mas tau apa salah mas."
Haruto tidak menjawab, melainkan ia menyembunyikan wajahnya di bidang dada milik Jeongwoo.
Huft
Jeongwoo benci suasana ini, apa lagi kini dadanya mulai basah karna mungkin Haruto mulai menangis di sana. Sekarang ia tidak bisa berbuat apa apa selain sambil mengusap punggung Haruto.
Segara Jeongwoo mengangkat wajah indah itu. Jeongwoo mengusap air mata Haruto yang membasahi pipinya. Sungguh gemas.
Haruto jika menangis itu membuat Jeongwoo menjadi senyum tipis menatapnya. Mata yang sembab dan hidung yang sedikit memarah akibat menangis itu membuat Jeongwoo menatapnya lucu.
"Sayang jangan gini dong, mau ya kasi tau mas apa yang bisa bikin Haru cuekin mas dari tadi"
"Gara gara mas jewuu Haru jadiinyaa nggaa bisa jalann!!- Hiks.."
Jeongwoo mengigit bibir bawahnya, merasa kasihan melihat sang istri menangis karna kakinya tidak bisa di buat untuk jalan.
"Cup cup cup.. Maafin mas ya, gara gara mas kamu jadi ngga bisa jalan"
"Hiks.."
"Udahan dong nangisnya, mas janji bakal beliin apa yang Haru mau kalo nangisnya berhenti, mas janji"
"Beneran?"
Jeongwoo mengangguk pelan dan lagi ia dibuat gemas akan wajah Haruto yang sangat lucu, ingin rasanya ia cium pipinya yang mbul itu.
"Yeyy yeyy, Haru mauuu belii ess kliinn yangg banyaaak yaah mass, samaa.. Permeen yangg banyaak jugaa oteee??"
"Iya iya apapun mas beliin kalo Haru udah ga nangis lagi"
Dengan itu Jeongwoo mencubit hidung yang sedikit memerah milik Haruto.
-
-
-
"Sayang, bole ya mas ada rapat penting looh"
Jeongwoo kini sedang mengakali Haruto yang kini melarangnya untuk pergi ke kantor.
"Ihh mauu ngapaiin sihhh?? Kaan udaah malaam tauu maaaass"
"Mas harus hadirin rapatnya Ru, itu penting soalnya."
"Heumm.. Yaudaa deeh tapii nantiii pulanggnyaa ga bolee malaam malaam!!"
"Iya sayang iyaa, mas usahain pulang cepet"
Jeongwoo yang sudah memakai kemeja dan jas yang tadinya rapi, sekarang malah pakaiannya sudah tidak berbentuk.
Jeongwoo segera merapikan kembali kemejanya, dan menuju ke kantornya malam ini juga.
---------
TE E BE E CE
HEHEHEHE UP NYA LAMBAT BANGEET SIEEE MAAPP YAA GESSSS
SIBUKK, (y sok sibujk)
vote vote lagi atuuh biar sering up ehek😁
see in the next chapter guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive || Jeongharu
Romance"Haru itu punya mas, mas gamau liat Haru jalan atau deket deket cowo selain mas. ngerti ga!" "Iyaa.. Haru ngerti, maaf.." "Kalo ngerti, coba ulangin apa yang tadi mas bilang."