Di pagi yang cerah pada hari Senin, Yuma masih terbaring di kasurnya dengan wajah kusut, menyaksikan langit biru melalui jendela dengan pandangan kosong. Ia tidak memiliki semangat untuk sekolah setelah putusnya dengan Ryune. Dengan perlahan, ia meraih guling kecil di sebelahnya, mencoba menyembunyikan rasa hampa di hatinya.
"Yu-chan, ayo, nanti telat!" suara ibunya, Nyonya Nakakita, memecah keheningan pagi. Yuma menghela nafas berat dan, akhirnya, bangkit dari tempat tidurnya untuk bersiap-siap ke sekolah.
Di meja makan, yuma menyantap sarapannya dalam diam, suasana hening terisi dengan cangkir kopi yang menemani ayahnya membaca koran. Ibu Yuma, dengan pandangan penuh kekhawatiran, menyaksikan putranya yang tengah menyantap sarapannya dalam diam.
"Yu-chan, apa ada masalah? Ibu melihat wajahmu tertekuk sejak kemarin," tanya Nyonya Nakakita dengan lembut.
Yuma menggumam, "Huhu, ibu memang peka... Aku sedih, aku dan Ryune-chan sudah putus." Yuma memperagakan patah hati dengan kedua tangannya.
"Hah? Sejak kapan?" tanya ibunya dengan mata terbelalak.
"Baguslah, jadi kamu tidak punya distraksi lagi," seru ayahnya yang sedari tadi terdiam, menyibukkan diri dengan koran.
Ibunya langsung memukul pelan dada ayahnya "Ayah gitu ah, anaknya lagi sedih"
"Putusnya dua hari yang lalu, karena ternyata aku cuma selingkuhannya, Ryune-chan suka dengan sesama jenis," tambah Yuma, kepala terhempas ke bawah, mengingat pahitnya perpisahan itu.
"Yaudah, sabar. Move on. Ayo, jalan, sudah mau telat," kata ayahnya sambil berdiri dan merapikan dasinya.
"Huft ibu pusing sama ayahmu yang terlalu dingin"
"Tapi ibu sayang kan," goda Tuan Nakakita sambil menggoyangkan alisnya.
Yuma memandang kedua orangtuanya dengan ekspresi jijik, kemudian berpamitan dengan ibunya sebelum diantar ke sekolah oleh ayahnya. Ternyata, dia tidak telat. Bel belum berbunyi, dan Yuma bergegas ke kelas, merasa seolah banyak mata memandangnya di sepanjang perjalanan. Meskipun tahu dia tampan, tapi biasanya tidak begitu banyak yang menatapnya. Sesampainya di kelas, Jo dan Maki tiba-tiba menariknya.
"Kenapa ini bisa terjadi?" Tanya Maki dengan nada panik. Yuma mengangkat alisnya, bingung dengan maksud Maki. Melihat kebingungan Yuma, Maki menyadari dan berkata, "Buka akun X sekolah sekarang."
"Ada apa?" tanya Yuma sambil mengeluarkan ponselnya.
"Lihat apa yang diunggah Ryune-chan," jo akhirnya berkata.
Yuma membuka akun sekolahnya, dan dia terkejut. Ryune telah mengumumkan bahwa mereka selama ini hanya "berpura-pura" pacaran.
'Hi guys, aku mempost ini untuk meminta maaf kepada kalian yang selama ini kami tipu, aku dan Yuma-kun tidak pacaran sungguhan. Sebenarnya aku sudah lama pacaran dengan Jinnie-chan, dan aku "berpacaran" dengan Yuma-kun untuk menutupinya. Yuma-kun pun sama, dia sebenarnya berpacaran dengan Takayama-san. Jadi, sekali lagi, maaf. Kali ini kami berniat untuk berhenti sembunyi. Terima kasih.'
"Apa ini?!" seru Yuma.
"Kami juga tidak tahu," jawab Jo dengan nada cemas.
"Dia sungguh tidak menganggap kita pacaran selama ini," Yuma mulai tertawa. Jo dan Maki saling melirik, khawatir Yuma kehilangan akal sehat dan menjadi gila.
Yuma menjatuhkan badannya ke kursinya, memijat pelipisnya. "Mati aku, Takayama-san pasti akan menghukumku... mati aku..." ucapnya sambil menatap kosong langit-langit kelas.
Di tempat lain, di ruangan OSIS, Taki sedang santai mengerjakan salah satu tugasnya. Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka, seseorang menerobos masuk dengan terburu-buru mengagetkan beberapa anggota lain yang ada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playing the Part || YuTaki ᴵⁿᵈᵒ
Fanfictionbermula dari sebuah tantangan, berubah menjadi sandiwara. atau akankah itu menjadi nyata? . . Dom ▸ Takayama Riki (Taki) Sub ▸ Nakakita Yuma ⚠ WARNING ⚠ Cerita ini mengandung unsur romansa sesama jenis (BxB/Yaoi/BL). Harap jangan salah lapak dan men...