Chapter 4

208 29 8
                                    

Yuma sudah sampai di depan ruang OSIS, dia baru saja makan tapi kenapa sekarang tangannya dingin. dia takut bertemu dengan anggota-anggota OSIS yang tidak senang dengannya. Yuma yang sibuk dengan ketakutannya tidak menyadari pintu ruang OSIS yang tiba-tiba terbuka.

"oh Nakakita-san, kamu sudah sampai, Taki-kun menunggumu" kata Harua yang baru saja akan kembali ke kelas.

"o-oh iya" yuma tersadar dari pikirannya. akhirnya dia berpikir bodoh amat dengan anggota OSIS, toh mereka gabisa melakukan apa-apa kepadanya. Dia mengambil nafas dalam-dalam dan masuk ke ruang OSIS. banyak anggota OSIS sedang sibuk berdiskusi dan bekerja di dalam ruangan. sepertinya mereka tidak menyadari keberadaannya, yuma hanya berdiri diam menatap Taki yang sedang berbincang-bincang dengan Nishimura Riki--atau Niki, Niki merasa ada yang melihatnya pun akhirnya menoleh.

Ekspresi Niki berubah saat dia melihat Yuma berdiri di samping pintu ruang OSIS. dia melirik Taki dan tersenyum jahil, Taki yang masih fokus bingung melihat wajah temannya, Niki menyengol lengan Taki menggodanya, sambil melirik yuma. Taki pun sadar Yuma sudah sampai.

"Oh, kalau begitu sampai sini saja hari ini, aku kirimkan detail sisanya ke group chat" ucap Taki seraya berdiri dan merapikan kertas-kertas di mejanya, ada beberapa anggota OSIS yang menatap Yuma dengan tatapan tidak senang. tapi mereka hanya diam dan merapihkan barang mereka tanpa mengeluarkan suara. Yuma tidak melihat keberadaan gadis yang tadi pagi mengamuk kepadanya dan merusak ponselnya, apakah Taki sungguh mengeluarkannya dari OSIS? atau apakah dia hanya sedang tidak hadir karena malu?

"Yuma-kun ikut denganku" ucap Taki sambil menarik tangan yuma lembut membawa Yuma ke ruang kerja ketua OSIS, menutup pintu di belakang mereka. Ruangan itu sunyi dan Taki memberi isyarat agar Yuma duduk sementara dia duduk di belakang meja, terlihat sangat serius.

"Yuma, aku ingin bicara denganmu tentang sesuatu," Taki memulai,

Yuma mengantisipasi apa yang akan dikatakan Taki. Ia sudah penasaran dengan permintaan Taki agar ia datang ke ruang OSIS, tapi ia tidak bisa menebak apa yang ingin dibicarakan Taki.

"apa?" Yuma bertanya sedikit gelisah di kursinya. tidak mengerti kenapa.

Taki menarik napas dalam-dalam sebelum berbicara. "Ayahku telah menetapkan syarat untuk membatalkan perjodohan itu, dia tidak mau langsung membatalkannya," Taki menjelaskan, nadanya berat.

"bukannya dia sudah berjanji? terus apa syaratnya?" tanya yuma.

"Dia ingin bertemu denganmu secara langsung, Yuma-kun. Dia ingin kau meyakinkannya bahwa kita sungguh pacaran dan tidak menipunya" lanjut Taki, matanya menatap Yuma.

Pikiran Yuma berkecamuk saat ia mencoba memahami situasi ini. Dia dan Taki adalah 'pacar' palsu, sebuah sandiwara yang mereka buat untuk membantu Taki melarikan diri dari perjodohan. Sekarang, Taki meminta bantuannya berpura-pura langsung di hadapan ayahnya. apakah bisa tidak ketahuan?

"Aku mengerti, santai saja Taki-kun. ayolah mungkin ini tidak sesulit itu, seperti pagi tadi saat kamu berpura-pura memelukku dan menjanjikan ponsel baru," Yuma meyakinkan. Mungkin lebih ke meyakinkan diri sendiri.

Taki mengangguk, ada secercah harapan di matanya. "Terima kasih, Yuma. bantuanmu sangat berarti bagiku."

Yuma tersenyum licik, "Kalau berterimakasih jangan protes kalau aku meminta yang mahal-mahal nanti," kemudian dia tertawa terbahak-bahak, Taki hanya menatapnya sambil tersenyum miris.

"Nanti pulang sekolah tunggu aku di kelasmu"

"Untuk apa?"

"Ayahku mau bertemu hari ini, dia mengajakmu makan malam bersama-Aw!" Taki mengelus kepalanya yang baru saja kena lempar gelas kertas kosong.

Playing the Part || YuTaki ᴵⁿᵈᵒTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang