Seorang pemuda berjalan sedikit tergesa dengan kedua tangannya yang mengepal seakan siap untuk menumpahkan amarahnya pada seseorang yang kini sedang ditujunya.
"Seo Donghyuck!"
Pemuda itu menghampiri sosok Donghyuck yang disebutnya lalu melemparkan sebuah tinju pada rahang tegas lelaki berkulit tan itu. Beberapa siswa dan siswi yang kebetulan masih ada di kelas meskipun bel pulang telah berbunyi beberapa menit lalu sontak terkejut dengan kejadian yang baru saja mereka lihat.
Donghyuck memegangi rahangnya yang terasa ngilu, sudut bibirnya pun sedikit berdarah. Ia menatap lelaki sipit di depannya dengan tatapan tajam, penuh permusuhan.
"Kali ini apa lagi Jung Jeno?"
"Pasti elo kan yang udah kempesin ban motor gue?!"
Cih. Donghyuck mendecih lalu tersenyum meremehkan. "Sekurang kerjaan itu kah gue sampe harus kempesin ban motor butut lo itu?"
"Bajingan! Gue tau lo yang nyuruh anak buah lo buat kempesin ban motor gue! Lo masih dendam sama gue karena lo kalah dari gue waktu balapan kemaren kan? Dasar pecundang!"
"Jenoo!"
Sahabat setia Jeno yang bernama Jaemin berlari menyusul sambil terengah - engah. Ia menarik lengan sahabatnya agar segera pergi dari sana dan tidak mencari masalah dengan Donghyuck. Ia tidak ingin nama sahabatnya itu semakin buruk di mata siswa yang lain.
"Jen, udah Jen. Biarin aja. Mendingan kita pulang sekarang."
"Gak bisa dibiarin! Dia udah keterlaluan! Mentang - mentang ketua osis bisa berlaku seenaknya!"
Jaemin menarik lengan Jeno sekuat tenaga, walaupun Jeno beberapa kali berontak pada akhirnya dia menurut setelah melihat Donghyuck yang tidak merespon tudingannya sama sekali.
Alasan Jaemin menarik Jeno mundur adalah karena Donghyuck, sang ketua osis yang sosoknya itu tidak bisa mereka lawan. Donghyuck, si anak pintar dan teladan, kesayangan para guru serta menjadi idola siswa yang lain, tentu siapa pun pasti akan membelanya. Berbeda dengan Jeno yang terkenal sebagai anak berandalan, langganan masuk bk, tak sedikit orang membencinya karena dianggap merusak citra sekolah. Banyak dari mereka yang berharap agar Jeno dikeluarkan saja, tapi orang tua Jeno dari kalangan terpandang yang tidak akan membiarkan Jeno dikeluarkan dari sekolah.
Tinggal satu tahun, mereka harus bersabar menunggu sampai Jeno lulus. Lagi pula Jeno juga sudah tidak tahan bersekolah di sana, apalagi harus dihadapkan dengan Donghyuck si musuh bebuyutannya.
"Dasar Donghyuck bajingan!" Umpatnya.
"Udah lah No, belum tentu dia yang ngerjain motor lo," Jaemin berusaha menenangkan sahabatnya yang masih diburu oleh amarah.
"Gue yakin dia! Karena cuma dia yang berani kayak gitu sama gue!"
Pada akhirnya Jaemin yang mengantarkan Jeno pulang, sementara motor Jeno dibawa oleh bengkel langganan Jeno, yang juga temannya.
Begitu sampai di rumah, Jeno langsung disambut dengan siraman rohani dari sang bubunya.
"Jung Jeno!"
Jeno menghela napasnya sejenak saat melihat bubunya sudah berkacak pinggang di depan pintu. "Bubu, setidaknya biarkan aku masuk, mengganti pakaian dan makan dulu, baru menceramahiku."
"Kau benar-benar anak tidak tahu sopan santun! Aku sudah sangat lelah menasehatimu! Tidak bisakah kau menjadi anak baik sehari saja? Kau ingin menghancurkan kami dengan terus mempermalukan kami, huh?"
Haaah, Jeno sudah tahu inti dari kalimat yang akan diucapkan oleh Bubunya selanjutnya. Ia memilih untuk melenggangkan kakinya tanpa memedulikan teriakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyuckno Story
FanfictionKumpulan cerita hyuckno di sini 😉 Bxb ya udah pasti berbagai macam genre bisa romance, angst, hurt comfort dll mostly mpreg 🔞 21+ juga ada 🤭