Sorry gaess telat banget updatenya karena ngantuk poll semalem tuh😭
Yang puasa hari ini dilarang keras membaca chapter ini. Lihat judulnya udah dikasih tanda ya gaes yaa
.
.
.
Sudah tiga hari dan Harsa masih terus mendiamkannya. Sesi belajar yang biasa mereka lakukan pun tidak dilanjutkan. Jenovan pikir Harsa masih sangat marah padanya, terlihat dari dirinya yang terus menghindar kala hendak bertegur sapa dengannya."Kalian udah putus?!" Seru Priscilla yang baru saja datang dan langsung duduk di bangkunya.
"Kata Andrian si kutil anoa galau tiap malem. Kenapa sih kalian tuh? Berantem sampe putus gara-gara apa?" Priscilla semakin penasaran karena sahabatnya itu tak kunjung menjawab.
Jenovan bukan tidak mau menjawab, ia hanya bingung harus memberikan jawaban seperti apa. Jadi ia hanya bisa menunduk dan menenggelamkan wajah pada lipatan tangannya.
Ibu Maggie, sang pembina pun turut dibuat bingung dengan tingkah pasangan satu ini di tengah sesi latihan mereka. Dua manusia bucin yang kemana-mana selalu bergandengan tangan, kini duduk saja begitu jauh seperti tengah perang dingin.
Harsa yang biasanya curi-curi pandang pada sang kekasih pun lebih memilih fokus pada bukunya, seolah buku itu lebih menarik daripada Jenevah.
"Kita tidak akan melanjutkan sesi latihan ini, sebelum kalian menyelesaikan masalah kalian. Hawa di ruangan ini jadi tidak enak karena ketegangan di antara kalian."
"Maaf Bu."
Ibu Maggie lantas keluar agar pasangan kekasih itu bisa berbicara serius untuk menyelesaikan masalah mereka. Sebenarnya ia tidak setuju dengan hubungan mereka karena ia takut saat hubungan mereka bermasalah, itu akan sangat berpengaruh pada olimpiade ini. Dan benar saja, ketakutannya itu terjadi.
"Kau pasti sangat marah padaku, ya?"
Harsa tak menjawab. "Aku tidak sempat bertanya padamu kemarin. Apa yang terjadi pada Jenevah? Kenapa kau sampai harus menggantikannya?"
Kalimat dengan nada dingin yang dilontarkan Harsa membuatnya ingin menangis. Biasanya ia hanya mendengar kalimat penuh cinta dan banyak puja puji untuk dirinya. Ah, dia lupa. Semua itu untuk Jenevah, bukan untuk dirinya.
"Hari itu, Nevah mengalami kecelakaan. Harusnya aku menjemputnya di stasiun, tapi aku malah menemuinya di rumah sakit. Dokter bilang Nevah koma untuk waktu yang tidak ditentukan. Saat itu aku sama sekali tidak berpikiran untuk menggantikan perannya.
Tapi, saat aku melihat pesanmu di ponselnya, di situlah aku tahu kalau dia punya olimpiade yang sangat penting. Aku tidak ingin dia kehilangan kesempatan itu jika dia tidak segera kembali ke sekolah. Maka dari itu aku berencana menggantikannya sampai dia sadar dan pulih kembali."
Jenovan menjeda kalimatnya sejenak hanya untuk melihat reaksi dari sang lawan bicara. Tetapi lelaki itu tampak masih diam dan memperhatikannya dengan seksama.
"Beberapa hari yang lalu, bibiku menelpon dan memberitahukan kalau Nevah sudah siuman. Aku sangat senang mendengarnya, kondisinya semakin baik dan bisa kembali ke sini setelah satu minggu.
Sebentar lagi Nevah akan kembali, dan itu artinya aku harus pergi. Aku sudah meminta izin kepada wali kelas dan juga bu Maggie kalau aku akan pulang besok. Aku ingin menghabiskan waktu yang tidak banyak itu dengan adikku sebelum kami harus berpisah kembali."
Jenovan semakin menunduk dalam, berusaha menyembunyikan air matanya yang mulai menetes. "Maaf Harsa, tolong jangan membenciku."
Ia terkesiap kala Harsa membawa tubuhnya ke dalam pelukannya.
"Jangan menangis, aku tidak suka melihatnya. Aku juga tidak membencimu, karena aku menyukaimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyuckno Story
FanfictionKumpulan cerita hyuckno di sini 😉 Bxb ya udah pasti berbagai macam genre bisa romance, angst, hurt comfort dll mostly mpreg 🔞 21+ juga ada 🤭