Happy reading
besok harinya, Heeseung benar benar menjenguk Jake karena tidak mau bercerai dengan Jaeyun. sesuai saran dokter, mungkin Jake bisa tenang jika dibawakan bunga mawar. tidak tanggung tanggung Jaeyun menyuruh Heeseung untuk membeli mawar yang harganya mahal sekali.
Heeseung membawa beberapa tangkai mawar untuk dimasukkan kedalam vas agar kamar tempat Jake berada wangi. mungkin Jake akan senang menciumnya. Heeseung melangkah sambil menggerutu, sedikit menyumpahi Jake.
dengan wajah malasnya, Heeseung meraih gagang pintu dan membuka pintu dan diam diam masuk. dokter bilang Jake habis disuntik dengan obat penenang. jadi Jake sepertinya sedang tidur.
dengan raut wajahnya yang menyebalkan, Heeseung meraih vas plastik yang tidak bisa Jake gunakan untuk melukai diri, mengisinya dengan air setengah. lalu memasukkan beberapa tangkai mawar kedalam vas itu. wangi mawar langsung semerbak harum.
Heeseung duduk dikursi depan kasur Jake. Jake sedang berbaring dengan wajah gelisah. tangannya mencengkram erat seprai dan Jake berkeringat dingin. racauan kecil terdengar dari mulut Jake. namun tidak jelas apa yang dia katakan.
pandangan Heeseung terfokus kearah wajah Jake yang sangat tirus seperti tengkorak. menghela nafas perlahan dan lalu memiringkan kepalanya. ah. Jake menangis dalam tidurnya lagi. dengan berat hati Heeseung menyeka air mata Jake dan lalu dia menunggu lagi sampai Jake terbangun.
"Kak Heeseung.."
Heeseung menoleh kearah wajah Jake lagi. namun Jake masih terlelap dibawah obat penenangnya. Jake menangis dan bergerak gerak dengan gelisah. "Kak Heeseung.. kumohon.. jangan pergi.. aku tidak kuat.."
dalam diam Heeseung mendengarkan racauan kacau Jake. mau tak mau dia merasa iba juga pada kembaran istrinya itu. Heeseung menghela nafas perlahan dan menarik selimut menutupi tubuh Jake. lalu menunggu lagi.
saat itu tepat Jake terbangun. dia dengan tergesa bangkit duduk dan memekik. "Kak Heeseung!" pekik Jake. dia belum menyadari jika ada Heeseung disebelahnya. Jake mengucek matanya sendiri dan menangis pelan. kemudian dia berjengit saat menyadari jika ada Heeseung disebelahnya.
"Ka-kak Heeseung..?" lirih Jake. dia memandang Heeseung dengan tidak percaya. Heeseung hanya balas memandangnya dengan kaku. tidak tahu harus mengatakan apa apa. Jake terisak perlahan dan dia tahu tahu memeluk erat tengkuk Heeseung. Heeseung sedikit kaget dan dia mencoba untuk mendorong minggir Jake. tetapi akhirnya dia tidak tega.
pelukan Jake pada Heeseung sangat lah kuat. dia membenamkan wajahnya dalam dalam dibahu Heeseung seakan akan takut Heeseung akan pergi dari hadapannya sama seperti saat dimimpinya. tetapi kemudian Jake tersentak dan dia melepas pelukannya dari Heeseung.
"Ka-kau kan suami kak Jaeyun" ucap Jake dengan gugup.Heeseung mengangguk. air mata Jake berlinang linang dan dia mengerucutkan bibirnya. dan entah kenapa, Jake memegang lutut Heeseung dan bersimpuh diantara kaki Heeseung. "Kak Heeseung. a-aku tahu aku sudah gila.. aku dirawat dirumah sakit jiwa ini.. ta-tapi.. aku mencintaimu!"
lengang. Heeseung menatap Jake dengan pandangan yang sulit ditebak sementara Jake mulai menangis nangis heboh lagi. "Aku ini suami Jaeyun. dia kembaranmu sendiri, dan kau sudah memiliki Jay. kenapa pula kau hendak bersamaku lagi?"
Jake menggeleng dan memegang erat rambutnya sendiri. mulai menjambak jambak rambutnya dengan brutal. Heeseung panik dan dia mencengkram lengan Jake, membuatnya berhenti menjambak rambut. Heeseung memeluk Jake untuk beberapa saat.
"Kau tidak bisa menjadi istriku Jake. atau apapun itu. kita tidak bisa berhubungan. karena aku lebih memilih kakak kembarmu dibanding dirimu sejak dulu. jadi, tolong segera sembuh agar Jaeyun bahagia" Heeseung mendudukkan Jake dikasur dan lalu bangkit berdiri. meninggalkan ruangan dengan tergesa.
meninggalkan Jake yang menatap kosong pintu yang terbanting menutup. tangannya terulur dan tanpa sadar dia sampai merangkak kepintu yang sudah terkunci otomatis dari luar. "Kak Heeseung.." lirih Jake. dia memegang pintu dan memukul pintunya keras keras.
namun tidak ada yang merespon. Jake berbaring dilantai. memeluk erat dirinya sendiri. dia menatap kearah pintu dengan tatapan kosong. benaknya dipenuhi dengan perkataan Heeseung tadi. perkataan yang sangat membekas dikepalanya. membuat Jake hampir kambuh lagi.
'karena aku lebih memilih kakak kembarmu dibanding dirimu sejak dulu'
itu jelas perkataan yang menyakiti hati Jake yang sudah hancur lebur itu. dia menangis dan mulai memikirkan hal yang selalu dia pikirkan selama dia masih remaja dulu.
'menjadi anak kembar itu tidak enak. pasti salah satu dari mereka akan selalu didiskriminasikan sementara salah satunya akan menjadi anak emas semua orang. dan pada akhirnya orang orang akan melupakan salah seorang dari sikembar itu saking terfokusnya mereka kepada yang satu lagi'
air mata mengalir dimata Jake. dia sekarang berbaring bergelung dilantai yang dingin. memeluk lutut sementara pikirannya terbang kemana mana. terlintas dikepalanya dunia yang selama ini dia kenal.
lalu Jake merasa sangat nyeri dipinggangnya. pinggangnya serasa seakan terbakar hebat dan dia memperdengarkan jeritan menyedihkan. namun saat itu tidak ada satu pun perawat yang berada didepan kamar Jake.
sedang posisi Jake terlalu jauh dari tombol merah untuk memanggil perawat dan dokter. Jake menangis dan dia berteriak teriak kesakitan. siapapun, tolong..
rasa yang Jake rasakan dulu. saat pinggangnya disetrika oleh Heeseung. Jake menangis dan dia menggigit bibirnya sehingga berdarah. tubuhnya ikut memanas seketika. dia demam parah. Jake dengan sisa sisa kesadarannya mencoba memanggil siapapun.
namun tidak ada yang datang. tangan Jake terkulai dan dia pingsan.
_____________________________
Jaeyun duduk didepan cermin dimeja riasnya. menatap bayangannya sendiri lamat lamat. saat Jaeyun sedang melamun, mendadak dia berjengit dan ketakutan. dia melihat dua anak anak yang dia lihat dicermin waktu itu.
kedua anak itu menatapnya dengan tatapan bercampur aduk. antara marah, sedih, senang, kecewa, semua bercampur menjadi satu. Jaeyun bergetar dan dia perlahan menjulurkan tangannya. memegang cermin. menatap bayangannya sendiri yang mendadak berbeda dengan pergerakannya.
dengan ragu Jaeyun mendekatkan wajahnya kearah cermin. namun dua anak anak itu lenyap lagi dan semuanya kembali normal. Jaeyun mengerjap dan lalu perlahan berdiri. saat dia hendak turun dari lantai atas menuju lantai bawah, Jaeyun merasakan pinggangnya seakan akan disetrika dengan setrika yang membara.
Jaeyun berteriak kaget bercampur kesakitan. dia memeluk perutnya dan terguling jatuh dari tangga. tubuhnya menyusul memanas dan dia menangis memanggil manggil orang disekitarnya. untung saat itu ada pelayan yang melihatnya dan bergegas membawa Jaeyun menuju rumah sakit.
Heeseung juga merasakan hal yang aneh. dia mengernyit saat sedang menyetir. tangannya seakan akan berbuat sesuatu yang jahat. tangan itu sesekali membuat gerakan seolah sedang menyetrika. Heeseung sangat bingung dengan apa yang terjadi saat ini.
begitu juga Jay. saat itu Jay sedang memasak dirumahnya sendiri saat mendadak dia merasa dia melakukan sesuatu yang jahat dan merasa sangat pusing. tubuhnya terhuyung dan menghantam dinding. mencengkram erat sisi meja makan rumahnya dengan mata dipejamkan.
Heeseung bergegas membanting setir dan memarkirkan mobilnya dihalaman rumahnya dengan Jaeyun. Heeseung terhuyung masuk kedalam rumah dan mencari cari istrinya dengan kepala pusing. sampai akhirnya dia juga terduduk disofa sambil memegang kepalanya.
apa yang terjadi disini??!
Tbc.
wah... kenapa yak.
don't forget to vote and comment guyss

KAMU SEDANG MEMBACA
(END) TWINZ [HEEJAYKE]
DiversosIni tentang seorang Jake shim yang selalu dikucilkan oleh keluarga dan teman temannya karena dia tidak sepintar kembarannya, Jaeyun Shim. tetapi semuanya sedikit berubah saat mendapatkan kabar bahwa kakak kembarnya itu meninggal tertabrak mobil. Jak...